Kenali Bahaya Aliran Sungai di Musim Hujan
Selain bermanfaat untuk kehidupan, sungai juga menyimpan musibah bencana. Air sungai dapat tiba-tiba meluap dan mengakibatkan banjir besar.
Sungai merupakan wadah air alami atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Sebagai jaringan pengaliran air, sungai memiliki banyak manfaat untuk kehidupan. Sungai dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, pertanian, sanitasi lingkungan, industri, pariwisata, olahraga, perikanan, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi.
Salah satu bagian sungai yaitu palung sungai. Palung sungai berfungsi sebagai ruang wadah air mengalir dan tempat berlangsungnya kehidupan ekosistem sungai. Jika air melebihi palung sungai, terjadilah banjir.
Karena itu, diperlukan dukungan data dan informasi, seperti curah hujan untuk mengetahui aliran sungai. Data curah hujan tersebut penting untuk menganalisis kecenderungan yang sedang dan akan terjadi di daerah aliran sungai dan di alur sungai. Air sungai dapat tiba-tiba meluap dan mengakibatkan bencana banjir.
Tragedi meninggalnya sepuluh murid SMP Negeri 1 Turi, Sleman, akibat hanyut di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) menggambarkan hal itu. Peristiwa tersebut terjadi saat para murid tengah mengikuti kegiatan susur sungai dalam rangka ekstrakurikuler Pramuka.
Penyebab musibah ini yaitu debit air Sungai Sempor yang tiba-tiba meningkat. Debit air berasal dari hujan yang terjadi di hulu sungai di kawasan Gunung Merapi.
Berdasarkan pengamatan dari citra radar cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sleman mengeluarkan peringatan dini kondisi cuaca pada 21 Februari 2020 pukul 13.54 WIB. Di lokasi kejadian (Sungai Sempor) terjadi hujan dengan intensitas ringan-sedang. Sementara kondisi cuaca di Sleman bagian utara (hulu Sungai Sempor) terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat.
Di wilayah Turi dan Donokerto, curah hujan terdata 60 mm (hujan lebat). Sedangkan di wilayah Pakem, Harjobinangun, dan Bendosari curah hujan mencapai 84 mm (hujan lebat).
Informasi dari Basarnas, kegiatan susur sungai dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB. Pada saat tersebut tiba-tiba air sungai meluap dan mengakibatkan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan susur sungai tersebut hanyut.
Faktor risiko
Peristiwa yang menimpa murid SMP Negeri 1 Turi terjadi juga di waktu lalu dengan pola kejadian yang serupa. Pertama, hanyutnya korban akibat arus sungai yang deras, biasanya terjadi pada bulan-bulan musim hujan.
Kedua, kondisi debit air dan arus sungai pada mulanya tampak tidak berbahaya sehingga korban merasa aman melihat kondisi sungai. Ketiga, peristiwa terjadi di batang sungai tidak jauh dari daerah hulu yang berada di perbukitan atau wilayah kaki gunung.
Bulan-bulan puncak musim hujan setiap tahun berbeda-beda. Pada 2020, BMKG memprediksi puncak musim hujan terjadi di antara Januari-Maret 2020. Hal ini bisa menjadi acuan bahwa masyarakat perlu mewaspadai kondisi sungai pada bulan-bulan tersebut.
Kondisi debit dan arus sungai dapat sangat cepat berubah. Hujan yang terjadi di pegunungan bisa mendatangkan air bah yang tidak terduga. Hujan di daerah pegunungan disebut dengan hujan orografis.
Di lokasi kejadian (Sungai Sempor) terjadi hujan dengan intensitas ringan-sedang. Sementara kondisi cuaca di Sleman bagian utara (hulu Sungai Sempor) terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat.
Hujan orografis terjadi karena uap air yang ada di wilayah lembah didorong angin menuju puncak gunung. Akibatnya, uap air dari wilayah hangat mengalami kondensasi atau mengembun saat berada di ketinggian tertentu. Kondensasi membentuk awan dan menyebabkan hujan. Hujan ini terjadi di dataran tinggi dan bisa jadi hanya berupa hujan lokal di salah satu sisi gunung.
Hujan orografis tidak hanya terjadi di musim hujan karena dataran tinggi dengan suhu rendah menjadi tempat jatuhan hujan. Bukan berarti selain di musim hujan risiko limpahan air hujan orografis dapat diabaikan.
Masyarakat perlu mewaspadai aliran sungai jika tampak awan mendung di atas gunung atau bukit karena kemungkinan limpahan air hujan akan mengaliri sungai di bawahnya. Hal ini perlu menjadi perhatian lebih apabila terdapat obyek-obyek wisata yang berada di aliran sungai.
Ragam obyek wisata yang memanfaatkan aliran sungai antara lain arung jeram, air terjun, dan aktivitas alam, seperti susur sungai. Bisa jadi di lokasi wisata atau kegiatan langit dalam kondisi cerah, tetapi di gunung sedang terjadi hujan.
Kilas peristiwa
Pola-pola peristiwa tersebut dapat ditemui dari rekaman peristiwa yang ada di arsip berita Kompas. Pada Januari 2018, dua warga Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditemukan tewas setelah sehari hilang akibat terseret arus Sungai Tuahanat.
Arus air deras datang mendadak saat kedua korban tengah mencuci kaki dan tangan di sungai itu seusai membersihkan ladang jagung. Saat kejadian, cuaca berkabut disertai gerimis. Diduga sudah terjadi hujan lebat di wilayah perbukitan. Dari sanalah debit air berasal yang menyebabkan arus deras dan menyeret korban.
Musibah serupa terjadi pada Januari 2018 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dua wisatawan asal Cirebon ditemukan tewas di obyek wisata Air Terjun Tonjong, di Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Kejadian bermula saat kedua korban mandi di air terjun. Saat itu, arus air cukup deras karena curah hujan tinggi dan kemudian menghanyutkan kedua korban.
Kejadian serupa terjadi pada November 2017 di obyek wisata air terjun Umbulan, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pengunjung meninggal akibat hanyut terbawa arus.
Hanyutnya dua wisatawan di air terjun Umbulan dipicu arus dan debit air yang tiba-tiba meningkat. Arus air yang deras juga menghanyutkan kayu-kayu dari wilayah hulu sungai yang berada di kawasan Gunung Bromo. Sehari sebelum kejadian dan pada saat peristiwa terjadi, secara terus-menerus turun hujan lebat di wilayah Gunung Bromo.
Tragedi siswa hanyut di sungai terjadi juga di Wana Wisata Grape, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada April 2017. Enam siswa Madrasah Tsanawiyah Bani Alimursad Magetan hanyut di sungai ketika sedang berada di sungai dalam sebuah kegiatan wisata. Kondisi arus sungai tiba-tiba berubah deras karena terjadi hujan di daerah hulu.
Kecelakaan akibat arus sungai dapat dihindari dengan pengetahuan tentang proses alam yang terjadi di lingkungan. Masyarakat sekitar sungai atau yang hendak beraktivitas di sungai perlu terlebih dahulu memeriksa beberapa parameter berikut.
Apakah hari ini atau kemarin terjadi hujan dengan intensitas lebat di daerah sekitar? Apakah lokasi sungai yang akan dikunjungi berada dekat dengan gunung atau pegunungan? Bagaimana kondisi arus sungai yang akan dikunjungi? Semoga dengan pengetahuan serta informasi yang cukup, masyarakat dapat menghindari musibah yang senantiasa mengintai di area aliran sungai. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mengapa Harus Membayar Berita Daring?