Penghargaan Academy Award 2020 dianggap masih mengukuhkan dominasi lelaki kulit putih walau telah dikritik pada 2015 dengan tagar #OscarSoWhite. Sejarah penamaan Oscar dapat ditilik kembali untuk membumikan kritik.
Oleh
MAHATMA CHRYSNA
·3 menit baca
Penghargaan Academy Award 2020 dianggap masih mengukuhkan dominasi lelaki kulit putih walau telah dikritik pada 2015 dengan tagar #OscarSoWhite. Sejarah penamaan Oscar dapat ditilik kembali untuk membumikan kritik.
Pada 9 Februari 2020, the Academy of Motion Picture Arts and Science (the Academy) kembali menyelenggarakan acara tahunan penghargaan Academy Award Ke-92. Salah satu catatan perhelatan kali ini adalah penobatan Parasite sebagai film terbaik. Parasite merupakan film berbahasa asing pertama yang menjadi film terbaik dalam sejarah Academy Award.
Penghargaan bergengsi yang dilaksanakan sejak 1929 tersebut disimbolkan dengan sebuah patung siluet manusia dengan tinggi 13,5 inci (34,3 sentimeter) dan berat 8,5 pound (3,8 kilogram) dengan bahan perunggu berlapis emas 24 karat. Patung tersebut didesain oleh Cedric Gibbons dan diwujudkan oleh pematung George Stanley. Butuh waktu tiga bulan untuk pembuatan 30 patung.
Walaupun Academy Award telah menorehkan sejarah dengan penghargaan bagi Parasite, penyelenggaraan Academy Award kali ini dianggap masih mengokohkan dominasi pria kulit putih.
Penghargaan bagi insan perfilman dunia ini dimulai dari sebuah obrolan makan malam di rumah Kepala Studio MGM Louis B Mayer pada 1927. Pembicaraan tersebut tidak langsung bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi pelaku industri film, tetapi lebih kepada perlunya membentuk sebuah organisasi profesi demi mendukung keberlangsungan industri film.
Ide tersebut kemudian dilanjutkan dengan mengundang 36 orang dari berbagai latar belakang pekerja film di Hotel Ambassador di Los Angeles. Dalam pertemuan tersebut, dibahas proposal pembentukan International Academy of Motion Picture Artis and Sciences. Setelah itu, terpilihlah Douglas Fairbank sebagai presiden pertama the Academy hingga 1929.
Setelah terbentuk the Academy, barulah dibentuk Komite Award of Merit dengan rancangan pemberian penghargaan dalam 12 kategori. Langkah tersebut diteruskan pada masa William C DeMille sebagai presiden the Academy tahun 1929-1931.
Upacara pemberian penghargaan Academy Award pertama terlaksana pada 16 Mei 1929 di Hotel Roosevelt dengan 270 tamu undangan. Sejak saat itu, setiap tahun dilaksanakan upacara pemberian penghargaan terhadap insan perfilman tingkat dunia. Hingga saat ini, sejumlah 3.140 patung Oscar telah diberikan sejak tahun 1929.
The Academy merupakan organisasi profesi pekerja film yang beranggotakan lebih dari 8.000 orang yang bekerja di dunia film. Syarat utama untuk menjadi anggota the Academy adalah bekerja pada bidang yang terlibat dalam sebuah produksi film. Akan tetapi, proses penerimaan anggota tidak berdasarkan pengajuan, tetapi dengan sistem sponsor.
Calon anggota the Academy harus mendapatkan minimal 2 sponsor dari anggota the Academy dari setiap cabang yang akan dimasuki. Hingga 2020, terdapat 20 cabang keanggotaan the Academy, mulai dari aktor, sinematografer, sutradara, produser, film editor, penata musik, penata efek visual, hingga penulis skenario.
Sistem tersebut membuat keanggotaan the Academy menjadi eksklusif, terutama bagi kalangan lelaki kulit putih. Komposisi keanggotaan tersebut mendapat kritik keras pada 2015 dengan tagar yang kemudian menjadi viral, #OscarSoWhite. Pada saat itu, keanggotaan the Academy didominasi 92 persen kulit putih dan 75 persen laki-laki.
Saat ini, keanggotaan the Academy masih didominasi laki-laki kulit putih dengan proporsi 84 persen kulit putih dan 68 persen laki-laki. Oleh karena itu, pencetus tagar #OscarSoWhite, April Reign, masih menganggap bahwa Academy Award belum beranjak dari situasi pada 2015.
Dengan dominasi kulit putih dan laki-laki, calon pemenang penghargaan pun didominasi oleh kulit putih dan laki-laki. Kritik terhadap eksklusivitas the Academy sebenarnya sudah disampaikan sejak tahun 1930-an. Kegiatan Academy Award dianggap terlalu angkuh sehingga dirasa perlu untuk dibumikan.
Sebutan Oscar
Dalam memoarnya pada 1975, Sidney Skolsky menyatakan, dirinya menggunakan sebutan Oscar sebagai olok-olok terhadap Academy Award yang dianggap terlalu angkuh.
Skolsky merujuk pada salah satu ungkapan seorang komedian, ”Have a cigar, Oscar!” dalam sebuah komedi yang pernah ditontonnya.
Ungkapan tersebut merujuk pada pemimpin orkestra Oscar Hammerstein I. Hammerstein, yang merupakan seorang pemimpin orkestra, diolok-olok karena sekaligus seorang produsen cerutu.
Dari sebutan yang sangat kontekstual tersebut, Skolsky berusaha menghapus kesan angkuh dari sebutan Academy Award menjadi sebutan yang lebih membumi. Klaim Skolsky tersebut diamini oleh majalah Time edisi 11 September 1939 dalam artikel ”Mouse’s Return”. Kutipan dalam artikel tersebut yang dimuat di Mentalfloss menyebutkan bahwa Sidney Skolsky merupakan pencetus sebutan ”Oscar” bagi Academy Award.
Tanpa menyebut Skolsky, the Academy sendiri akhirnya menggunakan istilah Oscar sejak 1939 bagi patung penghargaan yang bernama resmi the Academy Award of Merit tersebut. Akan tetapi, the Academy memiliki alasan tersendiri.
Konon, penamaan ini merupakan ketidaksengajaan yang terlontar dari seorang karyawan perpustakaan the Academy, Margaret Herrick, pada 1931. Saat itu, ia menyatakan patung tersebut mengingatkannya pada sosok pamannya, Oscar.
Di luar klaim Skolsky tersebut, sebutan Oscar juga pernah terlontar dalam pidato penerimaan penghargaan oleh Walt Disney. Walt Disney menyebut kata ”little Oscar” saat menerima penghargaan atas filmnya, The Three Little Pigs. Ia merasa sangat senang untuk membawa pulang ”little Oscar” sambil merujuk pada patung penghargaan yang dibawanya.
Pria kulit putih
Di luar siapa paling benar dalam klaim tentang pencetus sebutan Oscar, terdapat semangat kritik dari klaim yang dibuat oleh Sidney Skolsky. Sebutan Oscar bagi Skolsky merupakan upaya menghapus kesan angkuh dari Academy Award.
Di masa ini, kritik muncul dengan tagar #OscarSoWhite karena anggapan dominasi laki-laki kulit putih dalam keanggotaan dan nominasi Academy Award. Berkaca pada kritik Skolsky dengan penamaan Oscar, the Academy dapat mengubah komposisi keanggotaan agar lebih bervariasi sehingga diterima oleh lebih banyak kalangan.
Secara praktis, memperluas penerimaan sama dengan memperluas kemungkinan tambahan penonton siaran langsung acara penghargaan tersebut. Ini mengingat dalam dua puluh tahun terakhir, penonton siaran langsung Academy Award berkurang hingga 50 persen, dari 46,3 juta pemirsa pada 2000 menjadi 23,6 juta pada 2020.
Parasite telah menjadi salah satu pintu masuk bagi penerimaan otoritas Academy Award secara lebih luas. Langkah konkret lain masih ditunggu apabila Academy Award masih ingin dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi bagi pekerja film. (LITBANG KOMPAS)