Diawali Gempa, Diakhiri Jatuhnya Pesawat
Oktober diawali dengan peristiwa duka, diakhiri juga dengan duka. Belum kering air mata akibat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang memakan ribuan korban jiwa, publik kembali dikejutkan dengan jatuhnya pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Karawang, Jawa Barat, pada akhir bulan.
Di tengah peristiwa duka yang silih berganti, secercah harapan hadir dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali yang berlangsung sukses meski sempat menimbulkan pro dan kontra di tengah publik.
Kabar duka menonjol sepanjang bulan ke-10 di tahun ini. Perkembangan peristiwa gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi yang terjadi pada 28 September masih menghiasi berita utama halaman muka enam surat kabar nasional hingga 36 kali.
Sementara itu, jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 pada 29 Oktober diangkat sebagai berita utama halaman 1 oleh semua koran dalam dua edisi terakhir bulan itu. Di antara dua peristiwa duka tersebut, perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, menjadi berita utama sejumlah surat kabar hingga 21 kali.
Pemberitaan soal evakuasi dan penanganan gempa di Palu, Donggala, dan Sigi paling banyak menghiasi halaman muka sejumlah surat kabar. Selama pekan pertama Oktober, sejumlah surat kabar nasional menyoroti proses evakuasi korban, upaya pengiriman bantuan yang terhambat akses yang rusak, serta penanganan terhadap wilayah yang terisolasi.
Hampir semua koran nasional juga menyoroti langkah Presiden yang menunjuk Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memimpin penanganan korban gempa dan tsunami di wilayah terdampak.
Peliputan media massa maksimal mengingat dahsyatnya bencana yang terjadi. Data BNPB per 9 Oktober pukul 20.00 WIB mencatat jumlah korban meninggal yang ditemukan mencapai 2.037 jiwa, hilang 671 jiwa, tertimbun 152 jiwa, luka-luka 4.084 jiwa, dan pengungsi mencapai 74.044 jiwa. Kerusakan fisik tercatat 67.310 rumah, 99 rumah peribadatan, 20 fasilitas kesehatan, 1 jembatan, 1 bandar udara, 1 mal, 2 hotel, dan 12 titik jalan.
Penanganan gempa
Pemberitaan yang terpusat di Palu, Sigi, dan Donggala tersebut bergerak dari upaya evakuasi korban termasuk di wilayah yang dilanda likuefaksi, penanganan daerah terisolasi, pengiriman bantuan, hingga pembentukan satgas penanganan dan pemulihan infrastruktur pascagempa dan tsunami.
Koran Tempo dan Indopos pada edisi 1 Oktober 2018 menyoroti wilayah yang masih terisolasi dan alat deteksi tsunami yang tidak berfungsi sejak 2012. Sementara Kompas dan Republika menyoroti evakuasi korban sebagai langkah paling awal dan penting. Upaya penanganan kondisi darurat bencana diarahkan terlebih dahulu untuk evakuasi dengan melibatkan seluruh pihak, termasuk kesiapan TNI membantu proses evakuasi. Pemberitaan dilengkapi dengan infografis yang menggambarkan kondisi korban, wilayah terdampak, bahkan ilustrasi bagaimana likuefaksi terjadi.
Pada edisi 2 Oktober 2018, berbagai halaman muka surat kabar nasional masih mengabarkan bantuan yang terhambat untuk masuk akibat akses yang sulit ditempuh. Proses evakuasi korban yang terkubur dan terisolasi juga menjadi fokus pemberitaan.
Hingga seminggu setelah peristiwa, pemberitaan berkembang ke penunjukan Wakil Presiden Jusuf Kalla oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin penanganan pascabencana. Fokus awal masih menangani korban, pengungsi, dan selanjutnya perbaikan infrastruktur. Selain itu, bantuan asing juga dipertimbangkan untuk digunakan saat tahap rehabilitasi seperti pembangunan rumah.
Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018
Memasuki pekan kedua, pemberitaan terkait perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank 2018 di Bali mulai meramaikan halaman muka sejumlah surat kabar. Perhelatan yang diselenggarakan pada 8-14 Oktober ini meraih pujian dari pemimpin negara dan lembaga perbankan dunia.
Pidato Presiden Joko Widodo dalam pembukaan acara tersebut yang menggambarkan ekonomi dunia melalui analogi serial HBO, Game of Thrones, mendapatkan ulasan khusus. Pemerintah juga berhasil menekan anggaran acara menjadi Rp 566,9 miliar dari awal anggaran Rp 855,5 miliar.
Apresiasi terhadap suksesnya Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ini menjadi berita utama koran nasional edisi 13-15 Oktober 2018. Judul-judul positif muncul di halaman muka, antara lain ”Indonesia Makin Diakui Dunia” (Media Indonesia), ”Indonesia Bangkitkan Solidaritas Dunia” (Republika), dan ”Indonesia Menggugah Dunia” (Kompas).
Pro dan kontra soal pelaksanaan pertemuan IMF-Bank Dunia juga mewarnai pemberitaan. Namun, pertemuan tersebut ternyata membawa beberapa kesepakatan yang menguntungkan Indonesia. Kesepakatan tersebut antara lain soal bantuan bencana untuk Lombok, NTB, dan wilayah terdampak lainnya, investasi bidang infrastruktur di Indonesia senilai Rp 202 triliun, pengembangan sumber daya manusia Indonesia lewat program 1.000 pengusaha bidang digital dengan bantuan perusahaan milik Alibaba, serta upaya bersama menghadapi tantangan serta mencari cara menstabilkan interest rate dan capital outflow.
Kesepakatan lain yang terbentuk antara lain bantuan dari Gates Foundation kepada PT Bio Farma (Persero) dalam riset pengembangan vaksin, pemanfaatan teknologi yang menghasilkan 12 prinsip bisnis teknologi finansial yang akan dikaji sebagai dasar pembuatan kebijakan, kerja sama Bank Indonesia dengan Bank Sentral Singapura melakukan swap dan repo senilai 10 miliar dollar AS untuk mempertebal cadangan devisa, serta pengenalan alternatif instrumen pembiayaan berbasis syariah, yakni Green Sukuk.
Jatuhnya pesawat Lion Air
Peristiwa duka kembali terjadi tiga hari sebelum menutup Oktober tahun ini. Jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di lepas pantai Karawang, Jawa Barat, langsung menjadi fokus media massa. Peristiwa kecelakaan yang sebelumnya diketahui hilang kontak dengan Air Traffic Control (ATC) di Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.33 WIB, 13 menit setelah lepas landas, diliput oleh banyak media televisi dan daring yang tayang langsung.
Sementara surat kabar yang terbit sehari setelahnya memilih pendalaman atas pemberitaan pesawat yang mengangkut 179 penumpang dewasa, 1 anak, 2 bayi, dan 7 awak pesawat ini. Kompas, Indopos, dan Media Indonesia tampil dengan judul hampir sama yang menunjukkan duka mendalam, yakni ”Duka Mendalam di Karawang”, ”Indonesia Berduka”, dan ”Duka Mendalam di Tanjung Karawang”.
Koran Tempo dan Koran Sindo menyoroti kecelakaan tersebut sebagai peristiwa fatal yang mengingatkan Indonesia untuk kembali memperhatikan keselamatan transportasi penerbangan. Koran Tempo hadir dengan judul ”Kehilangan Kendali Sebelum Tragedi”, sementara Koran Sindo ”Kecelakaan Lion Air JT-610 Terparah Sejak 2 Dekade”.
Kecelakaan pesawat Lion Air kembali membawa awan kelabu bagi dunia penerbangan Indonesia yang baru saja mendapatkan izin terbang kembali ke Uni Eropa lewat pencabutan larangan sepenuhnya pada 14 Juni 2018. (LITBANG KOMPAS)