Gugatan Integritas Calon Hakim Agung AS
Tidak mudah menjadi hakim agung di Amerika Serikat. Sesuai konstitusi AS, hakim agung di ”Negeri Pam Sam” hanya berjumlah sembilan orang. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan populasi penduduk AS yang mencapai 323 juta jiwa pada 2016.
Konstitusi juga mengatur hakim agung akan menduduki kursinya seumur hidup. Kedudukannya pun sangat penting bagi masyarakat karena memutuskan hal-hal fundamental, seperti perkawinan sejenis, aborsi, dan keuangan kampanye.
Terkadang, keputusan-keputusan krusial harus dilakukan melalui voting, seperti saat hakim agung memutuskan legalitas Undang-Undang Layanan Kesehatan pada 2012. Keputusan tersebut diambil melalui voting dengan keunggulan tipis, 5-4. Dari 9 hakim agung, 5 hakim memutuskan undang-undang di era Presiden Obama tersebut konstitusional.
Jika dilihat dari tiga variabel di atas, yaitu sisi kuantitas, masa jabatan, dan wewenang, posisi hakim agung menjadi sangat strategis di AS. Tidak heran, setiap pencalonannya menyita perhatian banyak kalangan di AS. Seleksi dan rekam jejak menjadi syarat yang harus dilakukan sebelum menentukan seseorang terpilih sebagai hakim agung. Sesuai ketentuan konstitusi juga, calon hakim agung harus memperoleh persetujuan Senat AS sebelum dilantik menjadi hakim agung.
Saat ini, publik AS sedang mencermati pencalonan Brett Kavanaugh sebagai calon hakim agung. Kavanaugh, hakim pengadilan banding federal Distrik Columbia, diajukan Presiden Donald Trump pada Juni 2018 untuk menggantikan Hakim Agung Anthony Kennedy. Sebagaimana ketentuan konstitusi, Kavanaugh harus menjalani uji kompetensi di depan Senat AS, sekaligus uji publik untuk mendapatkan predikat layak menjadi salah satu anggota hakim agung.
Namun, pencalonan Kavanaugh boleh dibilang penuh ujian. Di tengah tahap pencalonannya, ia dituding pernah melakukan pelecehan seksual saat masa mudanya. Koran Los Angeles Times mengabarkan penyelidikan yang sedang dilakukan senator dari Partai Demokrat terkait tuduhan tersebut.
Tudingan ini diungkap majalah The New Yorker yang menggali perilaku seksual Kavanaugh di masa lampau. Bukan hanya satu kasus, tetapi diduga Kavanaugh terjerat dua pelanggaran kasus seksual. Dua terduga korban menyatakan bersedia bersaksi di depan Senat AS.
Keduanya adalah Christine Blasey Ford yang mengaku mengalami pelecehan seksual saat remaja pada 1982. Ia bahkan mengatakan, calon hakim agung itu dulu hampir memerkosanya. Sebelum Ford, ada pula Deborah Raminez yang terlebih dahulu mengaku mengalami hal yang sama saat dirinya dan Kavanaugh sama-sama menempuh studi di Yale University.
Dampak tudingan ini tidak bisa dianggap enteng. Kesaksian kedua perempuan tersebut dipandang The New York Time memiliki potensi besar untuk menggagalkan Kavanaugh menjadi hakim agung. ”Testimony Has Potential to Derail Kavanaugh’s Elevation to Court”.
Dalam sebuah pernyataan yang diberikan Gedung Putih, Kavanaugh menyangkal kejadian tersebut pernah terjadi. Kavanaugh menyayangkan mengapa tuduhan tersebut baru muncul saat ini, padahal selama ini ia merupakan hakim pengadilan banding federal yang juga disorot publik. Disebutkan juga bahwa tuduhan tersebut merupakan sebuah upaya grand design pencemaran kredibilitas Kavanaugh.
Penolakan
Jika dirunut ke belakang, bukan kali ini saja pencalonan Kavanaugh mendapat tentangan. Saat menyampaikan visi dan misinya di depan Senat AS pada 4 September lalu, sejumlah aktivis dan kubu Partai Demokrat di Senat melakukan unjuk rasa. Saat itu, lebih dari 30 perempuan aktivis yang mengenakan jubah merah dan topi putih ditangkap aparat keamanan karena berunjuk rasa menolak Kavanaugh.
Mereka memprotes sikap Kavanaugh yang dikenal memiliki pandangan konservatif dan tidak pro-lingkungan. Pada 2014, dalam sebuah kasus lingkungan, misalnya, Kavanaugh mengkritik pemerintahan Obama yang tidak mempertimbangkan biaya dari pembatasan emisi merkuri serta polutan berbahaya lain, terutama dari pabrik pembakaran batubara (Kompas, 11/7/2018).
Selain nuansa pandangan konservatif, penolakan terhadap pengajuan Kavanaugh juga muncul dari aspek politik. Kubu Partai Demokrat menolak pencalonan Kavanaugh karena posisinya dianggap partisan. Bagi Demokrat, posisi hakim agung harus terbebas dari tekanan politik selama ia menjalankan tugas-tugasnya. Selama ini, rekam jejak Kavanaugh dinilai dekat dengan kubu Republik.
Ia pernah menjadi anggota pengacara untuk George W Bush-Dick Cheney selama kampanye pemilu presiden 2000. Pria lulusan hukum Universitas Yale tersebut juga pernah menjabat penasihat Presiden George W Bush dan sekretaris staf Gedung Putih hingga 2006 saat Bush menunjuknya ke posisinya saat ini sebagai hakim pengadilan banding.
Tudingan pelecehan seksual menjadi batu sandungan yang cukup pelik bagi Kavanaugh. Jika membandingkan dengan penolakan sebelumnya yang lebih pada pandangan dan orientasi politik, tuduhan kali ini menyerang integritas pribadinya.
Dalam beberapa kasus, skandal seksual membuat sejumlah tokoh di AS terpaksa harus mengurungkan niatnya maju sebagai pejabat publik atau mengundurkan diri dari jabatannya. Pada tahun 1988, salah seorang kandidat presiden dari Partai Demokrat, Gary Hart, urung maju akibat tersandung skandal seks.
Tahun 2006, anggota DPR dari Partai Republik, Mark Foley, mundur setelah terungkap melakukan tindakan tidak terpuji kepada remaja-remaja putra yang membantunya di Kongres.
Dua tahun kemudian, setelah terungkap terlibat dalam skandal seks jaringan prostitusi kelas tinggi, Gubernur New York Eliot Spitzer juga harus mengundurkan diri dari jabatannya. Tahun 2011, anggota DPR dari Partai Demokrat, Anthony Weiner, menyusul mundur akibat skandal seks yang dia lakukan lewat dunia maya dengan seorang perempuan.
Bagaimanapun, tudingan pelecehan telah menjadi polemik dan publik berharap tuduhan tersebut disikapi serius oleh Kavanaugh. Testimoni dua korban di depan Senat dapat juga dimaknai sebagai gugatan integritas terhadap Kavanaugh. Karena itu, Kavanaugh harus menjelaskan rekam jejak integritasnya. Sebagai salah satu elemen kepemimpinan, integritas pribadi seorang calon pejabat publik, termasuk hakim agung, harus tetap dijunjung tinggi demi tetap menjaga keadaban masyarakat. (LITBANG KOMPAS)