Menikmati Musik dalam Genggaman
Kemajuan teknologi turut mengubah cara orang mendengarkan musik. Meski masih ada peminatnya, cara konvensional, seperti mendengarkan musik dengan pemutar kaset atau compact disc (CD), mulai ditinggalkan.
Teknologi memberikan kemudahan bagi penikmat musik untuk mendengarkan musik favorit, baik melalui musik digital yang dijual di berbagai aplikasi maupun musik streaming yang bisa menjadi pilihan. Kini orang mulai terbiasa mendengarkan musik melalui perangkat telepon genggam dan internet.
Layanan musik streaming atau memutar langsung secara daring (dalam jaringan) dan musik digital dianggap mampu memberi pengalaman mendengarkan musik yang lebih nyaman dan mudah. Dampaknya, toko-toko penjual CD musik kehilangan pasar dan tutup.
Sementara situs yang menawarkan sistem pembelian sekaligus pemutaran musik secara digital kian menjamur. Beberapa yang cukup terkenal adalah YouTube, iTunes, Amazon MP3, Spotify, Deezer, dan Vevo. Hanya bermodal koneksi internet dan alat bayar elektronik, musik sudah bisa dinikmati.
Hanya bermodal koneksi internet dan alat bayar elektronik, musik sudah bisa dinikmati.
Gambaran perilaku mendengarkan musik tersebut di atas tecermin dalam hasil jajak pendapat Kompas yang diselenggarakan pada April 2017 dengan responden yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dari jenis media yang diakses, hingga saat ini radio masih menduduki peringkat teratas sebagai medium tempat orang paling sering menikmati musik, seperti diakui tiga dari sepuluh responden.
Disusul kemudian oleh telepon seluler melalui MP3 player-nya (21,9 persen), internet melalui situs Youtube (21,3 persen), dan televisi (11,4 persen). Di peringkat bawah ada CD (4,9 persen), MP3/iPod (4,4 persen), dan komputer (3,2 persen).
Tren mendengarkan musik secara daring tampaknya telah menjadi bagian dari gaya hidup dan hiburan masa kini. Setidaknya lebih dari separuh responden (68,9 persen) mengatakan pernah mendengarkan musik secara streaming melalui internet, baik dengan cara mengunduh maupun mendengarkan secara online.
Hanya tiga dari sepuluh responden yang mengaku sebaliknya, tidak pernah mendengarkan musik secara streaming. Menariknya, semakin muda kelompok usia responden, semakin kuat juga kebiasaan mereka menikmati musik dalam bentuk digital dan streaming.
Mayoritas responden muda berusia di bawah 25 tahun mengatakan pernah mendengarkan musik secara daring, sedangkan untuk rentang usia 26-40 tahun, enam dari sepuluh responden mengatakan pernah mendengarkan musik secara daring.
Mudah dan praktis
Sejumlah alasan disebutkan responden yang suka mendengarkan musik melalui layanan streaming. Teknologi digital dianggap lebih memudahkan dan praktis, seperti diakui 33,8 persen responden. Tidak perlu lagi membawa berkeping-keping CD untuk mendengarkan lagu-lagu favorit di mana saja dan kapan saja.
Koleksi yang lengkap juga menjadi daya tarik mendengarkan musik secara streaming seperti diakui 27,5 persen responden. Alasan lainnya, ketersediaan pilihan untuk menikmati layanan secara gratis, kelengkapan fitur, harga yang terjangkau, dan streaming secara mulus.
Seperti halnya mendengarkan musik streaming, alasan utama menikmati musik secara digital karena kemudahan dan kepraktisan seperti dinyatakan mayoritas responden. Penikmat musik tinggal mengunduh lagu kegemaran mereka tanpa harus membeli seluruh album secara utuh. Alasan lainnya, lebih hemat biaya, suara lebih jernih, dan koleksinya lengkap.
Di sisi lain, tidak semua responden yang belum pernah mendengarkan musik secara streaming mau beralih mendengarkan musik secara streaming, seperti diakui tiga dari lima responden. Hanya 8,2 persen yang menyatakan tertarik beralih ke layanan streaming.
Adapun alasan tidak mau beralih mendengarkan musik secara streaming adalah karena layanan berbayar, koneksi internet lambat, tidak berminat, dan tidak ada waktu. Mendengarkan musik streaming secara gratis masih menjadi pilihan terbesar responden.
Mendengarkan musik streaming secara gratis masih menjadi pilihan terbesar responden.
Hal itu diakui enam dari sepuluh responden. Layanan streaming musik berbayar diminati 15,3 persen responden, sedangkan responden yang mengaku mendengarkan musik, baik secara gratis maupun berbayar, sebesar 12,2 persen.
Selain mendengarkan musik secara daring, membeli atau mengunduh musik digital secara online juga digemari, seperti diakui empat dari sepuluh responden. Toko musik online, semacam iTunes Store, Microsoft Zune, Google Music, dan Amazon MP3, menyediakan koleksi lagu yang cukup lengkap.
Berapa biaya yang dikeluarkan responden untuk mendengarkan musik streaming secara berbayar dan berapa lama mendengarkan musik secara streaming? Sebanyak empat dari sepuluh responden (40,1 persen) mengatakan mengeluarkan biaya kurang dari Rp 50.000 dalam sebulan. Disusul 35,3 persen responden mengalokasikan Rp 50.000 sampai Rp 100.000 dan 24,6 persen mengeluarkan biaya lebih dari Rp 100.000.
Lebih dari separuh bagian responden menyatakan telah mendengarkan musik secara streaming selama setahun terakhir, sedangkan responden yang mengatakan mendengarkan musik streaming antara 6 bulan dan 1 tahun lalu sebanyak 15,5 persen.
Teknologi gawai
Meningkatnya pengguna musik digital tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi gawai yang semakin memanjakan konsumen. Teknologi ponsel pintar yang makin canggih membuat pencinta musik bisa menikmati alunan lagu lewat telepon seluler selama beberapa jam sehari.
Sebanyak 70,5 persen responden menyatakan menghabiskan waktu maksimal 2 jam sehari untuk mendengarkan musik melalui telepon seluler. Sementara mereka yang mendengarkan musik melalui telepon seluler selama lebih dari 2 jam hanya 11 persen. Sementara itu, hanya 18 persen responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan telepon seluler mereka untuk mendengarkan musik.
Banyaknya pengguna musik digital dewasa ini juga didorong dukungan sejumlah operator seluler yang menjadikan aplikasi musik digital dalam satu paket. Para operator jaringan berlomba membuat produk paket data dengan harga murah. Pelanggan pun dimanjakan dengan akses tak berbatas tanpa merasa khawatir terhadap kuota.
Fitur-fitur baru yang ditawarkan operator seluler ataupun produsen ponsel semakin mengoptimalkan pemanfaatan musik digital, antara lain digunakan sebagai nada dering atau ringback tone. Boleh dibilang, musik digital kini dapat didengar kapan saja dan di mana saja.
Peningkatan jumlah pendengar musik digital juga tampak dalam data International Federation of the Phonographic Industry (IFPI), yang dikutip di laman Global Music Report 2016. IFPI mencatat peningkatan jumlah pengguna telepon seluler dan internet aktif telah mendukung perkembangan industri musik digital, khususnya layanan musik streaming.
Dampak
Perubahan teknologi mengunduh lagu pada telepon seluler dan komputer melalui jaringan internet berpengaruh besar terhadap minat masyarakat membeli kaset CD/DVD. Terbukti, dalam tiga bulan terakhir, responden yang mengaku membeli CD hanya 17,5 persen. Mayoritas responden mengaku tidak pernah lagi membeli CD.
Berubahnya pola konsumsi musik dari konvensional ke digital dan musik streaming ini berpengaruh pula terhadap keberlangsungan bisnis toko-toko musik di Indonesia. Toko musik di Indonesia satu per satu menutup usahanya karena merugi. Misalnya, pada akhir 2013, salah satu ritel musik legendaris di Indonesia, Aquarius Mahakam, menutup usahanya.
Kelompok usaha Disc Tarra juga mengalami nasib yang sama pada akhir 2015. Sekitar 40 gerai Disc Tarra di beberapa kota ditutup dan hanya menyisakan beberapa gerai di Jakarta.Tidak hanya di Indonesia, penurunan drastis penjualan album rekaman fisik juga melanda hampir seluruh dunia.
Data yang dikeluarkan laman riset pemasaran Statista menunjukkan, angka penjualan album rekaman fisik pada 2005 masih mencapai 15 miliar dollar AS, sedangkan pada tahun 2015 tinggal 5 miliar dollar AS. Sementara penjualan musik berformat digital sejak tahun 2005 terus merangkak naik hingga mencapai 7 miliar dollar AS pada tahun 2015.
Di Indonesia, industri musik digital akan menjadi tren seiring dengan tingginya penetrasi telepon seluler dan internet yang menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah mencapai 132,7 juta pengguna internet aktif saat ini.
Dewasa ini hampir seluruh penikmat musik Indonesia mulai beralih dari konvensional ke arah digital dan tampaknya tren tersebut akan cenderung berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. (Antonius Purwanto/Litbang Kompas)