HIROSHIMA, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menerima gelar doctor honoris causa di bidang perdamaian untuk ketiga kalinya. Gelar ini melengkapi anugerah serupa di berbagai bidang yang semuanya berjumlah 11 penghargaan. Pengakuan kapasitas Jusuf Kalla ini berasal dari empat perguruan tinggi luar negeri dan tujuh universitas dalam negeri.
Atas pencapaian ini, Jusuf Kalla mendedikasikan gelar ke-11 untuk bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian. ”Penghargaan ini membahagiakan, bukan hanya bagi saya melainkan juga bagi teman-teman dan seluruh bangsa Indonesia yang cinta damai. Karena, perdamaian adalah suatu hal mendasar untuk mencapai kesejahteraan suatu bangsa,” kata Jusuf Kalla seusai menerima gelar doctor honoris causa bidang perdamaian dari Universitas Hiroshima di kota Hiroshima, Jepang, Rabu (21/2).
Berturut-turut gelar doctor honoris causa yang diterima Kalla adalah pada 2007, ia mendapat dua gelar doctor honoris causa bidang ekonomi dari Universitas Malaya, Malaysia, dan bidang perdamaian dari Universitas Soka, Jepang.
Empat tahun kemudian (2011), Kalla kembali menerima dua gelar yang sama di bidang pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, dan bidang kewirausahaan dari Universitas Brawijaya, Malang.
Gelar serupa diperoleh Kalla di bidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia (2013), bidang perdamaian dan kemanusiaan dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (2015), bidang hukum dan pemerintahan dari Universitas Hasanuddin, Makassar (2016), dan Universitas Andalas, Padang (2016).
Pada Maret 2017, Kalla mendapatkan gelar yang sama bidang administrasi bisnis dari Rajamangala University of Technology Isan di Bangkok, Thailand. Awal tahun ini, Kalla kembali menerima doctor honoris causa bidang sosiologi agama dari Universitas Islam Alauddin, Makassar.
Tahun 2007, Kalla mendapat dua gelar doctor honoris causa bidang ekonomi dari Universitas Malaya, Malaysia, dan bidang perdamaian dari Universitas Soka, Jepang.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menegaskan, penghargaan yang dicapai Jusuf Kalla adalah bentuk pengakuan kalangan akademis atas kapasitasnya. ”Tidak ada keraguan terkait kiprah beliau dalam hal perdamaian. Gelar ini merupakan kehormatan karena beliau sudah lama sekali berkecimpung dalam perdamaian, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” kata Tito Karnavian.
Apresiasi serupa disampaikan Bupati Bantaeng (nonaktif) Nurdin Abdullah di lokasi acara. Nurdin sebagai warga Sulawesi Selatan mengaku bangga dengan penghargaan ini. Nurdin berharap kepeloporan Jusuf Kalla dapat diteladani bagi warga Indonesia lainnya.