Pendamping Gus Ipul Diumumkan Besok
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan baru akan mengumumkan calon wakil gubernur Jawa Timur pengganti Bupati Banyuwangi Azwar Anas pada Rabu (10/1) bertepatan dengan hari jadi ke-45 PDI-P dan batas akhir masa pendaftaran calon kepala daerah.
Nama Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah mulai diusulkan di internal partai sebagai pendamping Saifullah Yusuf.
Dari tiga provinsi di Pulau Jawa, justru peta persaingan belum jelas di Pilkada Jawa Timur. Padahal, sebelumnya provinsi inilah yang paling awal diketahui siapa saja pesertanya. Jauh sebelum siapa kandidat di pilkada Jawa Tengah dan Jawa Barat diketahui, Peserta Pilkada Jawa Timur sudah jelas terlihat, yaitu pasangan Saifullah Yusuf-Azwar Anas dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
Saifullah Yusuf saat ini merupakan Wakil Gubernur Jawa Timur yang diusung menjadi cagub oleh PKB, sementara Azwar Anas, yang menjabat Bupati Banyuwangi diusulkan PDI-P untuk mendampingi Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Adapun Khofifah berpasangan dengan Emil, Bupati Trenggalek yang baru saja terpilih di pilkada serentak tahun lalu. Saat itu, Emil adalah kader PDI-P yang kini telah dipecat karena dianggap tidak taat terhadap instruksi partai. Khofifah-Emil sampai saat ini diusung empat partai, yaitu Golkar, Demokrat, PPP, dan Nasdem.
Peta persaingan lantas berubah saat Azwar Anas mengembalikan surat mandatnya sebagai cawagub kepada PDI-P pada 6 Januari lalu. Azwar diterpa isu foto-foto tidak senonoh yang dikhawatirkan olehnya akan menjadi beban bagi banyak pihak selama pilgub. Hingga kini, PDI-P belum menentukan pengganti Anas.
”Banyak nama yang muncul (pengganti Anas), itu biasa. Akan tetapi, kami tidak akan mengumumkan hari ini siapa penggantinya. Kami akan umumkan besok, mengikuti tradisi Pak Jokowi mengumumkan hal penting setiap Rabu sore,” ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDI-P, Selasa (9/10).
KPU akan menutup pendaftaran calon peserta pilkada pada esok hari pukul 24.00. Hingga kini, Khofifah-Emil pun belum mendaftar ke KPU Jawa Timur.
Hasto membenarkan nama-nama yang beredar, seperti Bupati Ngawi Budi Sulistiyono dan Wasekjen PDI-P Ahmad Basarah. Hasto bahkan bersyukur apabila Basarah pada akhirnya ditetapkan sebagai cawagub, karena Basarah merupakan sahabat Hasto.
”Kalau Mas Basarah ini dia dekat juga sama Cak Ipul, sama Cak Imin (Ketua Umum PKB) apalagi, ketika mahasiswa dia dekat karena sama-sama di Kelompok Cipayung (gabungan organisasi mahasiswa eksternal, yaitu HMI, GMNI, PMII, GMKI, PMKRI. Saat itu Hasto menjabat Sekjen GMNI dan Cak Imin menjabat Ketua PB PMII). Dekat dengan para kiai? Jelas, kan dia sudah jadi pengurus PBNU,” tutur Hasto.
Basarah sendiri menganggap kemunculan namanya sebagai aspirasi dari kalangan masyarakat ataupun internal partai. Basarah yang kini menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P di Majelis Permusyawaratan Rakyat pasrah terhadap apa pun keputusan yang diambil Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Dalam PDI-P terdapat fatsun di mana kader yang merupakan petugas partai tidak boleh menolak atau meminta-minta penugasan dari ketua umum,” ujar Basarach.
Saat ditanya, adakah kader PDI-P di Jawa Timur yang menolak penugasan, Basarah berujar, ”Anda cek saja siapa kader PDI-P yang menolak-nolak perintah ibu ketua umum,” katanya.
Seperti yang diketahui, Wali Kota Surabaya yang merupakan kader PDI-P, Tri Rismaharini, menolak saat ia diperintahkan menggantikan Azwar Anas di pilgub Jatim. Padahal, Risma sudah diminta langsung oleh Megawati saat berada di Jakarta beberapa hari yang lalu.
Ketua Desk Pilkada PKB Daniel Johan mengatakan, hingga kini partainya masih menantikan nama pengganti Azwar Anas dari PDI-P. PKB masih berkomitmen berkoalisi dengan PDI-P di Pilkada Jawa Timur.
”Kami siap siapa pun pengganti dari Azwar Anas, yang penting mampu mendukung elektabilitas Gus Ipul,” tutur Daniel yang ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta.
Secara terpisah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyampaikan, hingga kini PKS masih mengajukan Bupati Bojonegoro Suyoto untuk menjadi pendamping Gus Ipul. Namun, belum ada keputusan resmi terkait dukungan terhadap Suyoto.
”Kalau ditolak nama itu, ada kemungkinan bikin poros baru,” ujar Mardani.
Sejauh ini, kemunculan poros baru di Jawa Timur masih memungkinkan. PKS, Gerindra, PAN, dan Hanura yang total memiliki jumlah kursi 28 (memenuhi persyaratan minimal mengusung calon, yaitu 20 kursi) hingga kini belum bersikap. Apalagi, PKS, Gerindra, dan PAN sebelumnya telah menyatakan sepakat berkoalisi di beberapa pilkada, termasuk Jawa Timur.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, tiga pimpinan partai koalisi, yaitu PAN, Gerindra, dan PKS, akan bertemu di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, untuk membicarakan Pilkada Jawa Timur.
”Nanti malam itu dibahas,” tutur Muzani. (DD14)