Partisipasi Pemilih di Pilgub Jatim Diharapkan Meningkat
Oleh
Ambrosius Harto Manumoyoso
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Partisipasi rakyat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 diharapkan meningkat daripada kontestasi 2008 dan 2013. Harapan itu muncul setelah pengumuman bahwa Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak resmi maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Selasa (21/11), Partai Demokrat (13 kursi di DPRD Jatim) mengumumkan Emil sebagai pendamping Khofifah. Rabu (22/11), giliran Partai Golkar (11 kursi) yang mengumumkan hal serupa. Dengan bekal dukungan kedua partai itu, Khofifah-Emil bisa mendaftar sebagai pasangan cagub-cawagub karena di atas persyaratan 20 kursi. Sikap partai yang terlebih dahulu mendukung Khofifah sebelum nama Emil diumumkan, yakni PPP (5 kursi), Partai Nasdem (4 kursi), dan Partai Hanura (2 kursi), ditunggu apakah tetap berada dalam barisan koalisi atau berpindah.
Khofifah-Emil menantang Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf-Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dengan dukungan PKB (20 kursi) dan PDI-P (19 kursi). Masih ada satu poros lagi, yakni koalisi Partai Gerindra (13 kursi), PAN (7 kursi), dan PKS (6 kursi), yang bisa memunculkan pasangan selain Khofifah-Emil dan Saifullah-Anas agar kontestasi Pilgub Jatim 2018 menjadi lebih menarik.
Kepala Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan Universitas Brawijaya Faza Dhora Nailufar mengatakan, pengumuman Emil sebagai pendamping Khofifah sesuai dengan prediksi dan harapan. Pilgub Jatim 2018 menjadi pertarungan ketiga untuk Saifullah dan Khofifah. Pada 2008 dan 2013, Khofifah dikalahkan oleh Soekarwo-Saifullah.
Dengan bertarung untuk ketiga kali, figur Saifullah dan Khofifah dianggap sudah amat dikenal oleh publik. Tingkat keterkenalan, kesukaan, kelayakan, dan keterpilihan keduanya diasumsikan sudah mencapai puncak. Yang menarik kemudian melihat adu strategi Emil dan Anas yang diasumsikan memiliki kesamaan dalam banyak hal untuk berebut suara pemilih.
Emil dan Anas adalah bupati yang cukup dikenal sukses membuat gebrakan dan terobosan. Anas lebih unggul karena memasuki periode kedua menjabat Bupati Banyuwangi. Namun, Emil yang baru periode pertama menjadi Bupati Trenggalek tidak bisa diremehkan karena usia yang masih muda sehingga berpotensi menjadi pendulang suara pemilih mula dan muda.
Keduanya punya tingkat kepopuleran, kesukaan, kelayakan, dan keterpilihan yang diasumsikan seimbang. ”Sisi Emil yang muda dan akrab di media sosial lebih unggul daripada Anas. Tetapi, dalam hal rekam jejak kinerja, Anas lebih unggul daripada Emil,” ujar Faza.
Pemungutan suara Pilgub Jatim akan berlangsung pada 27 Juni 2018. Dengan begitu, publik masih punya hampir delapan bulan untuk mengamati, menelisik, dan atau menimbang kedua pasangan itu, mana yang akan dipilih sambil menunggu kejutan dari poros ketiga. Delapan bulan menjadi waktu yang cukup bagi publik untuk memantapkan hati menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Jatim Eko Sasmito mengatakan, pada Pilgub Jatim 2008, partisipasi pemilih 61,62 persen. Itu didapat dari 17.909.311 orang yang menggunakan hak pilih dari 29.061.718 orang dalam daftar pemilih tetap (DPT). Di Pilgub Jatim 2013, partisipasi turun ke 57,74 persen yang didapat dari 17.014.266 orang pengguna hak pilih dari 30.034.249 orang dalam DPT.
”Pilgub tahun depan kami harapkan partisipasi bisa menembus 75 persen, terutama kontribusi dari pemilih mula dan muda,” ujarnya.
Dalam catatan KPU Jatim, ada sekitar 15 juta suara pemilih kelahiran 1981-2001 yang lazim disebut Generasi Y dan Z yang merupakan kelompok pemilih rasional dan gandrung terhadap teknologi informasi. Kedua generasi ini diyakini akan terpikat pada sosok yang melek teknologi, cukup aktif bermedia sosial, dan interaktif. Jumlah pemilih Generasi Y dan Z separuh dari jumlah pemilih yang diperkirakan menembus 31 juta orang. ”Untuk DPT belum ditetapkan, tetapi perkiraan kami bisa lebih dari 31 juta orang,” kata Eko.