JAKARTA, KOMPAS — Kepala Divisi Humas Polri Setyo Wasisto membenarkan, Polri telah mengimpor senjata dari Bulgaria. Saat ini senjata tersebut masih disimpan di gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta untuk menunggu rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
”Barang yang ada di Bandara Soekarno-Hatta milik Polri dan barang yang sah,” kata Setyo saat konferensi pers di Jakarta, Sabtu (30/9). Senjata sejenis ini telah diimpor pada 2015 dan 2016.
Kepala Korps Brimob Polri Murad Ismail menjelaskan, cara kerja Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) seperti kumparan yang bisa menembak lurus dan, apabila ditembakkan pada sudut 45 derajat, bisa jatuh sepanjang 85 meter. Senjata ini jumlahnya 280 pucuk dengan Kal 40 x 46 mm yang dikemas dalam 38 boks (10 pucuk/boks), dengan berat total 2.212 kg.
Selain itu, juga terdapat Amunition Castior 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade yang dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir), total 5.932 butir (71 boks), dengan berat 2.829 kg.
”Senjata ini tidak untuk membunuh, tetapi untuk kejut,” ujar Murad. Ia menjelaskan, paling jauh lontaran pelurunya hanya 100 meter. (DD08)