Presiden Jokowi: Pengungsi Rohingya Tidak Butuh Pernyataan Keras
Oleh
ANDY RIZA HIDAYAT
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pengungsi Rohingnya dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, tidak membutuhkan pernyataan keras. Mereka membutuhkan bantuan konkret untuk meringankan beban hidupnya akibat kekerasan yang mereka hadapi. Tindakan nyata itu dianggap lebih berguna dan dapat dirasakan manfaatnya secara nyata.
Pernyataan Presiden itu disampaikan di hadapan para ulama dari Jawa Tengah yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/9). Menurut Presiden, bantuan kemanusiaan yang dikirim Indonesia ke pengungsi Rohingnya adalah salah satu langkah konkret yang dibutuhkan saat ini. ”Karena memang itu yang dibutuhkan, bukan kecaman atau pernyataan yang keras, tetapi tidak menyelesaikan masalah,” kata Presiden.
Menurut Presiden, sejak awal Indonesia terlibat aktif dalam penyelesaian konflik di Negara Bagian Rakhine. Indonesia mengedepankan langkah-langkah kemanusiaan untuk menghindari kekerasan terhadap warga sipil. Selain mengirimkan bantuan kemanusiaan, Indonesia sejak awal tahun juga berusaha membantu mewujudkan situasi yang aman di Negara Bagian Rakhine.
”Kita sudah membangun sekolah di Rakhine State. Awal Oktober ini akan membangun rumah sakit lagi, rumah sakit terbesar di Rakhine State,” kata Presiden. Tidak hanya itu, sejak awal tahun ini, Indonesia telah mengirimkan bantuan yang dimuat dalam kontainer, berisi obat-obatan, makanan, dan kebutuhan sehari-hari.
Presiden juga mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menjalin komunikasi dengan Pemerintah Myanmar serta Banglades. Langkah ini dibutuhkan karena persoalan di Negara Bagian Rakhine itu mengakar dan berlangsung puluhan tahun. ”Sebenarnya ini masalah yang sangat kompleks. Dan, alhamdulillah Indonesia diberi ruang Myanmar dan Banglades untuk bisa masuk langsung ke lokasi pengungsian,” tutur Presiden.