JEMBER, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengajak santri terus menghargai perbedaan dan menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa persatuan dalam kebinekaan, bahaya besar, seperti perang yang terjadi di Afganistan, bisa mengancam Indonesia pula.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebarkan semangat persatuan dalam keberagaman di antara santri dan santriwati di beberapa pondok pesantren yang dikunjunginya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (12/8). Begitu mendarat di Bandara Notohadinegoro, Jember, Sabtu, dengan disambut Gubernur Jatim Soekarwo, Presiden langsung menyambangi Pondok Pesantren Nurul Islam, Ponpes Al Amien, Ponpes Assunniyyah Kencong, dan Ponpes Al Qodiri.
"Kita, bangsa Indonesia, itu beragam. Ada 250 juta penduduk, 714 suku, 17.000 pulau, 34 provinsi, dan 516 kota/kabupaten. Kendati beragam, kita harus tetap rukun dan menjaga persatuan," ujar Presiden.
Dalam kunjungan kerja ini, Presiden didampingi antara lain Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Juru Bicara Presiden Johan Budi SP, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Soekarwo, dan Bupati Jember Faida.
Presiden mencontohkan masyarakat Sumatera Utara yang heterogen, tetapi tetap hidup harmonis karena saling menghargai perbedaan. Presiden lantas membandingkan kondisi Indonesia dengan Afganistan yang hingga kini masih terpecah belah karena perang.
Pesan menjaga persatuan bukan pertama kali disampaikan Presiden. Ia mengungkapkan, pesan ini akan terus-menerus disampaikan di mana pun. Dalam kesempatan itu, Presiden meletakkan batu pertama pembangunan asrama putri dan masjid santriwati Ponpes Nurul Islam.
Tugas bersama
Terkait dengan harapan Presiden, pengasuh Ponpes Nurul Islam KH Muhyidin Abdus Somad mengatakan, mereka mendukung semangat persatuan yang diserukan Presiden Jokowi.
"Kami juga terus menanamkan semangat persatuan kepada santri yang kami asuh. Kami sadar, menjaga persatuan tidak hanya menjadi tugas Presiden, tetapi juga semua masyarakat, termasuk kami para kiai dan santri," ujar Muhyidin.
Saat ini ada sekitar 3.000 santri yang mondok di Ponpes Nurul Islam. Mereka datang dari sejumlah daerah di seluruh Indonesia bahkan ada 30 santri berasal dari Thailand.
Sementara di Ponpes Al Amien, Presiden pun menunaikan shalat Maghrib berjemaah dengan imam pengasuh Ponpes Al Amien KH Imam Ghozalie.
Johan Budi mengatakan, kunjungan Presiden ke Jember merupakan rangkaian kunjungan ke daerah. Ia menampik kunjungan ke pondok pesantren terkait polemik sekolah lima hari.
"Kunjungan ini tidak khusus terkait tentang rencana full day school. Namun, jika di dalam pertemuan dengan para santri hal itu disampaikan, itu wajar saja," ujarnya. (GER/INA)