JAKARTA, KOMPAS — Forum Gusdurian Jakarta memperingati hari lahir ke-77 Kiai Haji Abdurrahman Wahid, atau akrab dipanggil Gus Dur, secara sederhana di Griya Gusdur, Jakarta, Jumat (4/8). Acara dihadiri dua anak Gus Dur, yaitu Yenny Wahid dan Inaya Wahid.
Acara yang bertajuk ”Cakrawala Guru Bangsa edisi Hari Lahir Gus Dur” itu dilaksanakan secara sederhana di salah satu ruangan yang berukuran sekitar 7 meter × 13 meter. Sekitar 100 orang yang hadir mengikuti rangkaian acara dengan duduk lesehan.
Dalam sambutannya, Inaya menjelaskan, konsep acara yang sederhana merupakan salah satu ajaran dari ayahnya. ”Saat Gus Dur menjadi presiden, justru beliau mengajarkan hal-hal yang sederhana. Hal-hal yang kadang kita abai untuk melihat, tetapi sebenarnya hal itulah yang penting dalam kehidupan,” ujar Inaya.
Acara tersebut diawali dengan pembacaan doa bersama dan tahlil yang ditujukan kepada almarhum Gus Dur, dilanjutkan dengan penyampaian sambutan, sekaligus pemotongan tumpeng dari pihak keluarga. Acara dilanjutkan kembali dengan pementasan hiburan berupa musikalisasi puisi dan pentas musik dari pemusik jalanan dengan tema mencintai keberagaman Indonesia.
Dalam acara itu, juga disampaikan testimoni dari salah satu sahabat Gus Dur, KH Wahid Maryanto. Ia menceritakan berbagai sifat dan perilaku Gus Dur yang menurut dia perlu diteladani. ”Saat menjadi presiden, beliau masih sangat sederhana. Beliau juga sangat sabar dalam menghadapi persoalan, termasuk saat beliau dicaci dan difitnah. Kadang saya dan santri-santrinya yang telanjur emosi ketika Gus Dur difitnah, tetapi beliau selalu meredam kami dan menghadapinya dengan santai,” tutur Maryanto. (DD14)