JAKARTA, KOMPAS — Manusia semestinya seperti tanah. Bukan saja manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, tetapi tanah bersifat stabil, tidak bergejolak, serta memberi manfaat untuk semua di sekitarnya.
Pendiri Pusat Studi Al Quran Quraish Shihab mengingatkan hal tersebut dalam khotbah pada shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Minggu (25/6). Hadir menunaikan shalat Idul Fitri di masjid ini, Presiden Joko Widodo bersama Ny Iriana serta dua putra mereka, Kahiyang Mahesa dan Kaesang Pangarep, juga hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ny Mufidah serta sejumlah menteri Kabinet Kerja dan kepala lembaga.
”Dengan ber-Idul Fitri, kita harus sadar bahwa asalnya adalah tanah. Allah yang membuat sebaik-baiknya segala sesuatu dan Dia telah memulai dengan penciptaan manusia dari tanah. Kita semua lahir, hidup, dan dikebumikan ke tanah,” kata Quraish, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah (1992-1998).
Dikutip pula Al Quran Surat Thaha Ayat 55, ”Dari bumi, kami menciptakan kamu, dan kepadanya kami akan mengembalikan kamu untuk dikuburkan dan darinya kami akan membangkitkan kamu pada kali yang lain”.
Kesadaran bahwa asal kejadian manusia adalah dari tanah, lanjutnya, harus mampu mengantar manusia memahami jati dirinya. Tanah berbeda dengan api yang merupakan asal kejadian dari iblis. Sifat tanah stabil, tidak bergejolak seperti api. Tanah menumbuhkan, tidak membakar. Tanah dibutuhkan manusia, binatang, dan tumbuhan, tetapi api tidak (dibutuhkan) oleh binatang dan tidak oleh tumbuhan. Jika demikian, manusia semestinya stabil, konsisten, tidak bergejolak, serta selalu memberi manfaat dan menjadi andalan yang dibutuhkan yang lainnya.
Dikutip pula Al Quran Surat An Nahel Ayat 15, ”Bumi di mana tanah berada, beredar, dan stabil. Allah menancapkan gunung-gunung di bumi itu agar penghuni bumi tidak oleng. Begitu firman-Nya”.