JAKARTA, KOMPAS — Muslimat Nahdlatul Ulama bekerja sama dengan Grup Humpuss milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, khususnya dengan perusahaan gula Putri Satu 7, untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan. Bentuk kerja sama yang dilakukan adalah Muslimat NU melalui koperasi utama menjadi distributor penjualan gula Putri Satu 7 dengan harga 50 persen lebih murah daripada gula di pasaran.
Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kerja sama itu adalah sebentuk ikhtiar Muslimat NU untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan. Jika sulit untuk menambah penghasilan, Muslimat NU berupaya untuk memotong pengeluaran. Ibu-ibu Muslimat adalah golongan masyarakat miskin yang tidak saja harus dibantu, tetapi juga diberdayakan.
”Muslimat itu hobinya bakti sosial, sehingga kalau kita bicara profit, itu perlu ikhtiar. Padahal, ikhtiar yang profitable (menguntungkan) itu harus dibangun, harus dibedakan dengan sosial. Pikiran sosial tidak boleh hilang, tetapi profit oriented juga harus. Untuk itu, penguatan manajerial harus dibangun pula,” ujar Khofifah dalam penutupan Rapimnas Muslimat NU di Jakarta, Senin (27/3/2017).
Saat ini Muslimat NU mengelola 143 koperasi primer berbadan hukum di tingkat provinsi. Di Indonesia, terdapat tiga induk koperasi wanita, yang dimiliki oleh Kowani, Iwapi, dan Muslimat. Koperasi Muslimat ada sejak Kongres Muslimat di Semarang pada tahun 1979. Koperasi itu tidak hanya menjadi tuntunan, tetapi juga tuntutan.
Selain itu Muslimat NU juga mengelola 144 panti asuhan, 103 klinik dan rumah sakit ibu dan anak. Muslimat NU juga mengelola 146 kelompok bimbingan ibadah haji dan 59.600 majelis taklim se-Indonesia yang juga menjadi pasar gula. Adapun merujuk data per November 2016, layanan pendidikan Muslimat NU mengoordinasikan 9.800-an taman kanak-kanak (TK) dan 4.600-an Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Tidak politis
Khofifah dan Tommy Soeharto mengatakan, kerja sama ini tidak ada kaitannya dengan kerja sama politik. ”Tidak, tidak, bukan politis,” kata Tommy ketika ditanya wartawan seusai penandatanganan kerja sama. Menurut Tommy, tujuannya adalah untuk pengembangan ekonomi kerakyatan agar rakyat lebih sejahtera dan mandiri di kemudian hari.
Khofifah tidak mempersoalkan omongan orang yang menganggap kerja sama dengan Hutomo Mandala Putra bermuatan politis. Yang penting, niatnya adalah untuk menyejahterakan rakyat, khususnya Muslimat NU.
”Lha wong Muslimat itu sudah lama. Koperasi sudah ada sejak tahun 1979. Kalau kami mikir omongan orang, ya saya lebih baik mikir bagaimana mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan menyejahterakan umat,” kata Khofifah.
Dalam acara dialog, Tommy memaparkan banyak hal, di antaranya tentang gula sehat untuk menghindari diabetes dan obesitas, dan lumpur Lapindo yang bisa dimanfaatkan untuk batu bata untuk tembok rumah. Intinya, Tommy ingin membantu Muslimat, terutama di wilayah Jawa Timur terlebih dahulu.