Demokrat Intensif Bahas Arah Koalisi, Antara Ganjar atau Prabowo
Saat rapat tingkat pengurus daerah, Partai Demokrat intensif membahas arah koalisi, antara mendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. Tak mungkin kembali ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat menuju lokasi rapat dengan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat kembali larut dalam rangkaian rapat untuk menentukan arah koalisi mendatang. Koalisi tempat berlabuh kini hanya tersisa ke barisan bakal calon presiden dari PDI-P Ganjar Pranowo dan bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Adapun masing-masing koalisi mengandung kerugian dan keuntungan sendiri.
Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat tampak berkumpul di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (6/9/2023). ”(Agendanya) commanders call dengan para ketua DPD se-Indonesia,” ujar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sembari berjalan menuju lokasi rapat.
Pertemuan dengan 38 pengurus provinsi merupakan bagian dari upaya Partai Demokrat mengumpulkan masukan dari para kader, termasuk tingkat kabupaten/kota. Masukan itu berupa peluang partai untuk bergabung dengan koalisi yang telah berdiri. Rapat itu dimulai dari pukul 14.00 dan akan berlangsung hingga 19.00.
Sebagai informasi, Partai Demokrat baru saja keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Pertimbangan mereka selanjutnya adalah bermitra dengan gabungan PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura untuk mengusung Ganjar Pranowo atau Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora untuk mendukung Prabowo Subianto.
”Demokrat tentunya ingin membuka peluang ke depan. Pada saatnya nanti kita sampaikan,” ucap AHY.
Di sela-sela rapat, Kepala Badan Komunikasi Strategis sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, arah masukan dari pengurus daerah mulai mengerucut ke koalisi Ganjar atau Prabowo. Kecenderungan atau keberpihakan juga mulai terlihat.
”Mengerucut ke dua koalisi, Ganjar atau Prabowo. Tidak ada kemungkinan untuk balik ke koalisi lama. ”
Saat ditanya lebih lanjut mengenai kecenderungan, Herzaky enggan menjelaskan lebih spesifik. Menurut dia, hasil resmi akan diumumkan melalui mekanisme musyawarah Majelis Tinggi Partai Demokrat.
”Mengerucut ke dua koalisi, Ganjar atau Prabowo. Tidak ada kemungkinan untuk balik ke koalisi lama,” ucapnya.
Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menuturkan, selain dalam Pemilu Presiden 2024, koalisi antara Demokrat dan PDI-P juga membuka peluang rekonsiliasi nasional antara presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Rekonsiliasi dua tokoh nasional itu dinilai merupakan harapan masyarakat dan mampu meruntuhkan ”tembok Berlin” yang selama ini terbangun. Adapun tembok Berlin yang dimaksud merupakan hubungan renggang SBY-Megawati.
KOMPAS
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani pastikan tidak ada perbincangan politik saat jamuan makan malam G20 di Bali yang mempertemukan presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat duduk satu meja, Selasa (15/11/2022).
”Terkait sikap final, beberapa hari lalu kami baru ’bercerai’ dengan pasangan lama dan tak mungkin lagi kembali ke sana. Tahap berikutnya kami akan move on bekerja sama dengan koalisi yang baru,” jelasnya.
Sementara itu, rapat pengurus DPD Partai Demokrat yang tengah berlangsung akan membahas kerja sama yang nanti dilakukan partai. Lampu hijau dari PDI-P juga turut dibahas dalam rapat itu.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyebutkan, pilihan koalisi untuk pihaknya berlabuh hanya ke gabungan partai pendukung Ganjar atau Prabowo. Wacana pembentukan poros baru yang tengah berkembang juga dinilai tak mungkin terjadi.
”Sangat mungkin, sangat mungkin (bergabung dengan PDI-P). Peluangnya 50 persen ke Ganjar dan 50 persen ke Prabowo. Hubungan kami ke Ibu Megawati dan Pak Prabowo juga baik,” katanya.
Menurut peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, Partai Demokrat sangat fleksibel untuk bergabung baik dengan koalisi Ganjar ataupun Prabowo. Komunikasi antarelite juga telah terjalin secara informal sebelumnya. Meskipun begitu, terdapat keuntungan dan kerugian bagi Demokrat saat condong ke satu koalisi.
”Sangat mungkin, sangat mungkin (bergabung dengan PDI-P). Peluangnya 50 persen ke Ganjar dan 50 persen ke Prabowo. Hubungan kami ke Ibu Megawati dan Pak Prabowo juga baik.”
Bergabungnya Demokrat dan PDI-P menyimbolkan rekonsiliasi politik besar antara SBY dan Megawati. Itu juga menguatkan harapan baru yang telah diawali oleh pertemuan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan AHY. Adapun kerugiannya adalah dominasi PDI-P dalam figur Ganjar yang berdampak pada posisi dan daya tawar Partai Demokrat.
Sementara ketika Partai Demokrat merapat sebagai pendukung Prabowo akan mencerminkan rekam jejak politik yang baik. Hal ini mengingat Partai Demokrat juga bersama Partai Gerindra dalam perhelatan Pemilu 2014 dan 2014.
”Minusnya cenderung sama, yakni keberadaan parpol besar lainnya di barisan Prabowo yang akan berdampak pada pengaruh Demokrat dalam koalisi,” kata Wasisto.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pemenangan Ganjar Pranowo bertahap. Saat ini, partai pengusung Ganjar tengah menuntaskan pembentukan Tim Pemenangan Nasional.
”Jadi, setelah Tim Pemenangan Nasional itu nantinya komposisinya lengkap, maka agenda-agenda penggalangan, termasuk parpol, selanjutnya akan dilakukan menunggu arahan dari seluruh dewan pengarah yang terdiri dari para ketum partai. ”
“Jadi, setelah Tim Pemenangan Nasional itu nantinya komposisinya lengkap, maka agenda-agenda penggalangan, termasuk parpol, selanjutnya nanti akan dilakukan menunggu arahan dari seluruh dewan pengarah yang terdiri dari para ketum parpol,” ujar Hasto.
Meski demikian, ia tak memungkiri penjajakan komunikasi terus dilakukan dengan partai lain, termasuk Demokrat. Hasil penjajakan itu kemudian akan dibawa dalam Tim Pemenangan Nasional untuk mendapat arahan dari dewan pengarah para ketum partai.
”Di situlah komunikasi secara intens dengan partai politik lain, dengan tokoh-tokoh masyarakat itu akan dilakukan,” ucap Hasto. (WIL/BOW)