Elektabilitas Kurang dari 1 Persen, Partai Papan Bawah Siapkan Strategi Jitu
Strategi jitu disiapkan partai-partai politik papan bawah demi meningkatkan elektabilitas sekaligus memenuhi target lolos ke parlemen.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Bendera partai politik peserta Pemilu 2024 dipasang di sepanjang jalan layang di kawasan Karet, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Partai politik papan bawah dengan elektabilitas kurang dari 1 persen menyiapkan berbagai strategi jitu untuk bisa lolos ambang batas parlemen. Tidak hanya merancang program, partai-partai politik nonparlemen itu juga berupaya mengejar efek ekor jas dengan mendukung bakal calon presiden tertentu.
Survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023 merekam, tujuh partai politik (parpol) memiliki elektabilitas di bawah 1 persen. Empat di antaranya merupakan parpol baru, yakni Partai Garuda, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Partai Ummat, dan Partai Buruh. Adapun tiga lainnya merupakan partai yang pernah mengikuti pemilu sebelumnya, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Meski masih di bawah 1 persen, elektabilitas lima partai politik terekam naik jika dibandingkan survei sebelumnya. PSI menjadi parpol papan bawah yang mengalami peningkatan elektabilitas paling tinggi, yakni dari 0,3 persen pada survei Mei menjadi 0,8 persen di survei kali ini. Adapun Partai Garuda naik 0,3 persen; Hanura 0,2 persen; serta Gelora dan Ummat masing-masing naik 0,1 persen.
Menanggapi hasil survei Litbang Kompas itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menegaskan akan terus berupaya mendapatkan yang terbaik pada Pemilu 2024. ”PSI akan terus bergerak, sosialisasi, berkeliling menemui komunitas, serta mempertajam isu dan kebijakan yang diperjuangkan. Hal ini dalam rangka mencapai target minimal 27 kursi parlemen,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahuddin juga menyampaikan bahwa partainya telah merancang sejumlah program unggulan yang tidak ditawarkan partai lain. Salah satunya menggagas program jaminan pengangguran. Mereka yang tidak bekerja, tetapi tertib dan patuh membayar pajak harus diberi jaminan sosial oleh pemerintah agar lebih berdaya.
Selain itu, ada pula program jaminan sosial makanan senilai Rp 500.000-Rp 1 juta untuk warga miskin. Menurut kalkulasi Partai Buruh, pemberian jaminan kepada penerima yang tepat sasaran tidak akan menggerogoti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena nilainya tak terlalu signifikan. Program-program tersebut merupakanbentuk proteksi negara untuk fakir miskin dan anak-anak telantar.
”Kami ingin mewujudkan negara hadir dalam setiap permasalahan rakyatnya melalui program jaminan sosial. Program yang berbeda ini diharapkan meningkatkan penerimaan masyarakat dan peluang besar Partai Buruh,” kata Said.
Semua program itu dilancarkan demi memenuhi target ambisius Partai Buruh, yakni menguasai 30 kursi DPR dan 39 kursi DPRD. ”Kami tidak ambisius ingin menang di 38 provinsi. Target kami hanya menang di 9-16 provinsi dengan captive market di 10 provinsi basis massa Partai Buruh, yaitu serikat pekerja, petani, dan sebagainya,” ujar Said.
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Seorang buruh memimpin peserta aksi menyanyikan mars Partai Buruh di depan Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Meskipun hasil survei Partai Buruh masih sangat rendah, mereka tetap optimistis dapat memenuhi target tersebut. Menurut Said, sosialisasi untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas akan digencarkan setelah Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2024 ditetapkan. Hasil survei akan menjadi alarm bagi Partai Buruh untuk bekerja lebih keras dalam pemenangan pemilu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Partai Gelora Achmad Chudori. Ia menuturkan, target yang ingin dicapai partainya adalah bisa lolos ambang batas parlemen, yakni 4 persen suara sah nasional. ”Kami optimistis saja dengan target 25 kursi di parlemen. Sekarang, target kami adalah bisa lolos ambang batas parlemen saja dulu,” jelasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Partai Gelora gencar turun ke daerah. Sebab, Partai Gelora meyakini hal itu dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
Partai-partai ”nol koma ”, khususnya parpol baru, tidak mudah untuk bersaing dengan parpol yang sudah lama dan mapan. Meskipun begitu, peluang (untuk lolos ke parlemen) itu akan tetap ada.
Chudori menjelaskan, pihaknya ingin masyarakat tidak hanya menjadi penonton pemilu, tetapi juga berperan bagi lingkungan politik masing-masing. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki potensi besar dan kian berdaya.
Selain itu, Partai Gelora dalam waktu dekat juga akan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto bakal calon presiden dari Partai Gerindra. Sebelumnya, Gelora sudah menjalin silaturahmi dan pertemuan dengan Menteri Pertahanan itu.
Deklarasi dukungan kepada Prabowo diharapkan mampu meningkatkan popularitas dan elektabilitas Partai Gelora. Hal ini mengingat Prabowo merupakan figur yang kerap mendapatkan endorsement dari Presiden Joko Widodo.
Kian menantang
Menurut Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana, kinerja legislator dan parpol yang menduduki kursi parlemen semakin membaik dalam merawat konstituennya. ”Partai-partai ’nol koma’, khususnya parpol baru, tidak mudah untuk bersaing dengan parpol yang sudah lama dan mapan. Meskipun begitu, peluang (untuk lolos ke parlemen) itu akan tetap ada,” katanya.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia dan pengajar di Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia (UI), Aditya Perdana
Peluang itu cukup besar pada DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota karena tidak ada ambang batas. Sementara itu, persaingan di level pusat akan sangat kompetitif akibat ambang batas parlemen sebesar 4 persen suara sah nasional.
Rendahnya elektabilitas sejumlah parpol salah satunya disebabkan tidak adanya tokoh. Sementara itu, konstelasi politik Indonesia masih berbasis penokohan. Oleh karena itu, parpol bisa membangun citra kadernya dari tingkat kabupaten/kota untuk memperkuat konstituen akar rumput.