JK: Kepergian Mochtar Pabottingi Kehilangan bagi Bangsa Indonesia
Sejumlah kalangan merasa kehilangan atas berpulangnya Mochtar Pabottingi. Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menyebutkan, Indonesia kehilangan salah satu cendekiawan yang banyak menyumbang pemikiran bagi bangsa.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Berbagai kalangan menyampaikan rasa duka dan kehilangan dengan berpulangnya peneliti, penulis, serta pemikir kebangsaan dan demokrasi, Mochtar Pabottingi. Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla juga turut menyampaikan dukacitanya atas kepergian Mochtar.
Mochtar wafat pada Minggu (4/6/2023) pukul 00.30 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Seobroto. Jenazah disemayamkan di rumah duka di bilangan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pada hari yang sama, ia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Penggilingan Layur, Jakarta Timur.
Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla menyebutkan, kepergian Mochtar Pabottingi yang juga dikenal sebagai peneliti politik senior tersebut sebagai suatu kehilangan bagi bangsa Indonesia. Hal ini mengingat almarhum merupakan salah satu cendekiawan Muslim yang telah memberi banyak sumbangsih pemikiran bagi bangsa dan negara.
”Kita kenal beliau adalah cendekiawan Muslim yang baik dan banyak sumbangan pemikiran bagi bangsa dan negara ini. Untuk itu, kita semua merasa kehilangan," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya seusai menshalatkan jenazah almarhum di Masjid AR Rahim Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (4/6/2023).
Kita kenal beliau adalah cendekiawan Muslim yang baik dan banyak sumbangan-sumbangan pemikiran bagi bangsa dan negara ini. Untuk itu kita semua, semua merasa kehilangan.
Rasa kehilangan juga dirasakan Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Maxensius Tri Sambodo. “Kita kehilangan peneliti yang berintegritas. RIP (beristirahat dalam damai/beristirahat dengan tenang) untuk beliau,” kata Maxensius Tri.
Mochtar, menurut saya, adalah sedikit dari intelektuil Indonesia yang memiliki kejernihan pikir dan juga keteladanan pribadi bagi banyak orang. Dia telah menunjukkan dedikasi sebagai intelektuil yang paripurna.
Sementara itu Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis Suroto menuturkan, dirinya tidak pernah berinteraksi langsung dengan Mochtar Pabottingi. Namun, Suroto membaca puisi, novel, dan terutama esai politik karya Mochtar Pabottingi.
”Banyak inspirasi penting yang saya dapatkan dari membaca karya beliau. Mochtar, menurut saya, adalah sedikit dari intelektuil Indonesia yang memiliki kejernihan pikir dan juga keteladanan pribadi bagi banyak orang. Dia telah menunjukkan dedikasi sebagai intelektuil yang paripurna,” ujar Suroto.