Sudah Mengerucut ke Satu Nama, Bakal Cawapres Anies Baswedan Diumumkan Sebelum 16 Juli
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan, Tim 8 telah memutuskan nama kandidat pendamping Anies Baswedan menjadi satu nama. Nama tersebut juga sudah diserahkan kepada Anies.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengaku sudah menyerahkan satu nama sebagai calon pendamping Anies Rasyid Baswedan.
Anies Baswedan sudah mendiskusikan satu nama itu dengan petinggi Partai Demokrat dan akan segera membicarakannya dengan elite PKS serta Partai Nasdem.
Partai Nasdem memandang, meski sudah bertemu SBY dan AHY, bukan berarti Anies memilih AHY sebagai bakal cawapres.
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon wakil presiden untuk Anies Rasyid Baswedan telah mengerucut ke satu nama. Namun, nama itu sengaja belum dibuka kepada publik agar bisa menimbulkan efek kejut ketika diumumkan. Pengumuman nama bakal calon wakil presiden Anies ditargetkan sebelum 16 Juli 2023.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya di Nasdem Tower, Cikini, Jakarta, Jumat (2/6/2023), mengungkapkan, Tim 8 telah memutuskan nama kandidat pendamping Anies menjadi satu nama. Nama tersebut juga sudah diserahkan kepada Anies.
Tim 8 beranggotakan perwakilan Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS sebagai bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Salah satu tugas Tim 8 adalah menggodok bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies.
Hasil yang sudah kami lakukan mengerucut di satu nama dan kemudian Mas Anies melakukan laporan kepada ketua-ketua umum partai.
Setelah diputuskan satu nama oleh Tim 8, Anies langsung mendiskusikannya dengan Ketua Majelis Tinggi Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kamis (1/6/2023), di Pacitan, Jawa Timur. Setelah ini, Anies juga akan membicarakan nama tersebut dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri.
”Jadi, hasil yang sudah kami lakukan mengerucut di satu nama dan kemudian Mas Anies melakukan laporan kepada ketua-ketua umum partai,” ujar Willy.
Willy tidak bersedia mengungkapkan siapa satu nama bakal cawapres pendamping Anies. Namun, nama itu diyakini sesuai aspirasi rakyat dan telah melalui pertimbangan kualitatif dan kuantitatif.
Waktu pengumuman nama cawapres Anies itu juga belum dapat dipastikan karena masih akan dirapatkan bersama. Yang pasti, Tim 8 sudah memiliki batas waktu, setidaknya 16 Juli 2023, nama bakal cawapres itu sudah dapat diumumkan ke publik.
”Sabar saja nunggu-nya. Kalau tidak (sabar), tidak surprise lagi. Kami punyatimeline, deadline waktu yang sudah kami siapkan di Tim 8 itu paling lambat deklarasinya 16 Juli, tetapi satu namanya sudah, sudah. Jadi, ya, kita tunggulah kapan akan diumumkan ini ke publik,” kata Willy.
Sama dengan Willy, Anies juga enggan mengungkapkan satu nama yang disebut-sebut sudah mengerucut menjadi calon pendampingnya itu. ”Pokoknya sudah ada (nama bakal cawapres). Prosesnya sudah berjalan. Pada waktunya nanti akan diumumkan,“ ujarnya.
Untuk waktu pertemuan dengan Presiden PKS, lanjut Anies, masih diatur jadwalnya. ”Nanti kami akan ketemu dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
Tidak otomatis AHY
Dihubungi secara terpisah, Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan, pertemuan antara SBY, AHY, dan Anies tidak otomatis menandakan Anies akan menggandeng AHY di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. ”Enggak otomatis,” ujarnya.
Effendi Choirie menambahkan, KPP sudah memiliki dukungan tiga partai. Namun, tiga partai ini dinilai tidak cukup untuk memenangi kontestasi Pilpres 2024. Jika ingin menang, bakal cawapres Anies kemungkinan besar memang dari luar partai pengusung dan pendukung yang ada sekarang. ”Logisnya begitu. Karena itu, harus cari (bakal) cawapres yang bisa menambah kekuatan,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Nasdem Hermawi Taslim sependapat dengan Effendi Choirie. Pertemuan di antara ketiga tokoh itu tidaklah serta-merta menunjukkan Anies akan menggandeng AHY di pilpres nanti. ”Kok, otomatis, kalau bicara cawapres tentu bertiga bersama-sama,” ujarnya.
Ia menegaskan, pertemuan Anies dan SBY merupakan bagian dari pemantapan konsolidasi koalisi. Pertemuan semacam ini juga intens dilakukan di antara Anies dan pimpinan dua partai lain, Nasdem dan PKS.
Hermawi menyebut, saat ini tengah disusun pula agenda pertemuan antara Anies dan tiga pimpinan partai koalisi. Dalam pertemuan itu, tak dimungkiri akan dibahas salah satunya mengenai pengerucutan satu nama bakal cawapres pendamping Anies.
Membahas hal strategis
Secara terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pertemuan antara Anies, SBY, dan AHY memang lebih banyak membahas hal-hal strategis. ”Tidak secara teknis membahas waktu deklarasi (pasangan capres-cawapres),” ujarnya.
Ketiga tokoh itu, lanjut Herzaky, berdiskusi panjang, terutama mengenai situasi demokrasi dan ketatanegaraan yang makin memburuk. Keadaan yang demikian makin membulatkan tekad KPP untuk melakukan akselerasi konsolidasi.
”Kami membaca suasana batin rakyat yang menghendaki perbaikan, terutama dalam tata kelola negara, etika politik, penegakan hukum, dan praktik korupsi yang kian mewarnai pengelolaan negara. Asas-asas kepatutan semakin ditinggalkan oleh para pemimpin. Hal-hal ini menjadi agenda besar yang akan kami cari solusinya ke depan,” tutur Herzaky.
Untuk nama bakal cawapres dari Anies, menurut Herzaky, memang sedang difinalkan oleh Anies dan dibantu Tim 8. ”Setelah final, kami nanti cari hari baik untuk mengumumkannya,” ucapnya.