Jumat Siang Ini, Zulkifli Hasan Temui Megawati Bahas Masa Depan Bangsa
Pertemuan para elite PAN dan PDI-P tak hanya digelar untuk silaturahmi, tetapi juga membahas masa depan bangsa.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
Bakal capres dari PDI-P, Ganjar Pranowo, mengungkapkan, dalam dua hari ini akan ada parpol yang menetapkan dukungan untuk pencalonannya pada Pilpres 2024.
Jumat siang ini, para petinggi PAN akan bertandang ke kantor PDI-P untuk silaturahmi kebangsaan.
Sementara bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan mematangkan strategi pemenangan sekaligus memfinalkan nama bakal cawapres.
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan akan menyambangi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (2/6/2023) siang. Selain silaturahmi, pertemuan antarelite PAN dan PDI-P itu juga akan membahas persoalan masa depan bangsa.
Rencana pertemuan para petinggi PAN dan PDI-P itu diungkapkan Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (1/6/2023) malam. ”Seusai shalat Jumat, pukul 14.00, PAN akan bersilaturahmi ke kantor DPP PDI-P di Jalan Diponegoro, Menteng,” tuturnya.
Rombongan pengurus DPP PAN akan dipimpin langsung oleh Zulkifli Hasan. Mereka dijadwalkan untuk bertemu langsung dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan pengurus DPP PDI-P lainnya.
Menurut Yandri, petinggi PAN mendatangi kantor DPP PDI-P untuk bersilaturahmi. Dalam pertemuan itu akan dibahas pula berbagai permasalahan, salah satunya masa depan bangsa.
Wakil Ketua MPR itu tidak menjelaskan secara rinci persoalan masa depan bangsa yang akan dibahas. Namun sebelumnya, bakal calon presiden PDI-P, Ganjar Pranowo, mengungkapkan bahwa dalam dua hari ke depan akan ada lagi partai politik yang akan bergabung dalam barisan pendukungnya.
”Soal partai yang mengusung, partainya yang mana, ya kita tunggu dalam dua hari ini. Kalian akan mendapatkan beritanya,” ujar Ganjar seusai peresmian Rumah Aspirasi Relawan di Menteng, Kamis siang.
Selain PDI-P, saat ini sudah ada dua parpol lain, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), yang akan bergabung untuk mengusung Ganjar sebagai capres. Parpol baru yang bakal bergabung itu akan menambah anggota serta kekuatan koalisi pendukung Ganjar.
Pertemuan Anies-Yudhoyono
Pertemuan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Rasyid Baswedan, di Pacitan, Jawa Timur, Kamis, salah satunya membahas situasi demokrasi dan ketatanegaraan terkini. Untuk bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2024, masih terus difinalkan dan akan diumumkan di waktu yang tepat.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Hasya, saat dihubungi dari Jakarta, mengatakan, pertemuan antara Anies Baswedan, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Agus Harimurti Yudhoyono berlangsung pada Kamis siang sampai sore di Pacitan. Dalam pertemuan itu, Anies didampingi perwakilan Tim 8.
”Mereka berdiskusi panjang, terutama membahas situasi demokrasi dan ketatanegaraan yang semakin memburuk. Keadaan yang demikian makin membulatkan tekad Koalisi Perubahan untuk Persatuan untuk melakukan akselerasi konsolidasi,” ujar Teuku Riefky.
Tim 8 merupakan kumpulan dari perwakilan tiga partai politik pengusung Anies, yakni Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta perwakilan dari Anies. Tim 8 mendapat tugas untuk menggodok bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies.
Tim 8 itu terdiri dari Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya dan Sugeng Suparwoto; Wakil Ketua Majelis Syura Sohibul Iman dan Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf; Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan M Iftitah Sulaiman; serta Sudirman Said dan Dadang Dirgantara.
Teuku Riefky menyampaikan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) membaca suasana batin rakyat yang menghendaki perbaikan, terutama dalam tata kelola negara, etika politik, penegakkan hukum, dan praktik korupsi yang kian mewarnai pengelolaan negara. Asas-asas kepatutan juga dinilai semakin ditinggalkan oleh para pemimpin.
”Dan banyak yang mengeluhkan keadilan rakyat semakin terkoyak. Hal ini menjadi agenda besar yang akan diperjuangkan oleh Anies Rasyid Baswedan bersama Demokrat, Nasdem, dan PKS dalam Koalisi Perubahan,” tutur Teuku Riefky.
Teuku Riefky mengungkapkan, keadaan tersebut kemudian semakin membulatkan tekad KPP untuk melakukan langkah akselerasi dan konsolidasi. ”Bagian dari akselerasi, tentu saja kita tukar pikiran apa-apa yang sebaiknya dilakukan. Hal-hal ini menjadi agenda besar yang akan kami cari solusinya ke depan,” katanya.
Semua calon yang ingin maju di Pilpres 2024 sedang mengakumulasi seluruh kekuatan politik yang akan dijadikan sebagai instrumen untuk memenangkan kontestasi.
Untuk persoalan bakal cawapres, Anies yang dibantu oleh Tim 8 sedang memfinalkan pilihan opsi-opsi calon pasangan. ”Setelah final, baru cari hari baik untuk mengumumkannya,” ujar Teuku Riefky.
Menciptakan momen politik
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpandangan, kini semua calon yang ingin maju di Pilpres 2024 sedang mengakumulasi seluruh kekuatan politik yang akan dijadikan sebagai instrumen untuk memenangkan kontestasi. Misalnya, Ganjar dengan PDI-P sedang mengonsolidasi dan menghimpun kelompok-kelompok sukarelawan dalam satu rumah sukarelawan bersama. Termasuk juga, misalnya, akan ada kemungkinan partai politik lain yang akan bergabung dengan poros PDI-P.
”Dan itu sebagai upaya untuk mengoleksi dan mengumpulkan seluruh kekuatan-kekuatan politik yang akan dikapitalisasi untuk menjadi sumber mesin politik untuk memenangkan pertarungan politik,” ujar Adi.
Sebab, dalam demokrasi langsung, berlaku one man one vote. Untuk itu, sekecil apa pun dukungan tersebut, entah dari sukarelawan atau dari partai, menjadi penting. ”Tidak mungkin ada angka 10 tanpa angka satu. Jadi sekecil apa pun suara rakyat, suara sukarelawan, suara partai itu penting dalam demokrasi langsung,” katanya.
Mengonsolidasi kekuatan politik seperti yang dilakukan oleh Ganjar dan PDI-P melalui sukarelawan dan tambahan partai bukan hanya penting dilakukan saat pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum pada Oktober mendatang, melainkan itu penting dilakukan dari sekarang. Sebab, kekuatan politik itu mesti disusun kekuatannya dari sekarang dan bukan ujug-ujug di tikungan akhir.
”Kenapa begitu? Karena semua kekuatan politik nanti akan diakselerasi, akan diamplifikasi untuk melakukan kerja kerja politik secara masif dan massal. Mereka akan kampanye door to door, mereka akan bikin baliho, bikin spanduk, bikin billboard. Menyosialisasikan dari satu penjuru pelosok Tanah Air ke pelosok Tanah Air yang lain,” tutur Adi.
Begitu pun dengan Anies, misalnya, KPP ini selalu mengatakan bahwa akan mencari bakal cawapres yang ingin memberikan efek kejut. Tentu koalisi berharap hal itu dapat menjadi upaya untuk menciptakan momen politik. Dengan begitu, poros perubahan ini juga diperhitungkan sebagai poros yang sangat layak untuk berkompetisi dengan Ganjar dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
”Cawapres yang memiliki efek kejut diyakini akan membuat Anies semakin melipatgandakan kekuatan dan semangat politiknya. Ini bagian dari memengaruhi opini publik, ini bagian dari perang opini. Dari Anies sebagai penentang, sebagai kubu yang diasosiasikan nonparlemen. Di sini kubu oposisi juga punya kekuatan politik yang tidak bisa disepelekan. Jadi ini bagian dari pamer dan unjuk kekuatan politik yang sebenarnya menuju jalan panjang 2024,” ujar Adi.