Menghadapi Perang Opini ala TNI AU
Perang opini kini jadi ajang pertempuran yang dihadapi TNI AU, khususnya personel penerangan. Informasi faktual dan sikap terbuka jadi strateginya. Hal itu termasuk untuk menjaring generasi muda bergabung ke TNI AU.
Cuitan airmin di jagat Twitter tak pernah sepi dari komentar warganet. Tak terkecuali cuitan soal penendangan oleh Praka ANG terhadap Sri Dewi di Jalan Hankam Mabes TNI, Bekasi, yang terjadi akhir April lalu. Cuitan itu seakan menggambarkan strategi pertempuran TNI AU menghadapi perang opini di jagat maya.
Cuitan itu diunggah sehari setelah insiden yang melibatkan Praka ANG dan Sri Dewi terjadi. Akun Twitter resmi TNI AU yakni, @_TNIAU, langsung menyampaikan permintaan maaf.
”Selamat pagiAirmen. Yang bersangkutan adalah Praka ANG, anggota Denhanud 471. Saat ini ybs (yang bersangkutan) sudah mendapat sanksi disiplin dari atasannya. Dandenhanud 471 juga sedang mencari ibu tersebut utk (untuk) meminta maaf secara langsung. Terima kasih,” tulis admin atau pengelola akun resmi TNI Angkatan Udara, @_TNIAU, yang akrab disapa airmin itu.
Cuitan yang dibuat pada Selasa (25/4/2023) itu mendapatkan respons tinggi. Cuitan tersebut setidaknya mendapatkan 3.421 komentar, dibagikan kembali lebih dari 5.000 kali, dan disukai lebih dari 21.000 akun.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati mengungkapkan, di era teknologi informasi yang semakin maju dan maraknya media sosial, TNI AU dituntut agar bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang cepat dan akurat. Untuk itu, TNI AU harus bisa memberikan informasi ataupun berita yang dapat disampaikan dengan baik, dan tentunya positif bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Agung di acara penyambutannya sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU yang baru di Gedung Ardhya Loka, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/5/2023). Di kesempatan itu sekaligus diadakan acara perpisahan terhadap Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah yang menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU sebelumnya. Indan akan menjalani pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Baca juga: TNI AU Hadapi Tantangan SDM
Agung kemudian menekankan kepada para personel penerangan, baik prajurit maupun pegawai negeri sipil, bahwa komitmen memberikan informasi yang faktual itu menjadi upaya membangun citra positif TNI AU.
Ia juga menyampaikan era media sosial atau media maya ini adalah ajang peperangan opini. ”Kalau tidak hati-hati, media sosial bisa memecah belah bangsa. Media sosial jadi ajang pertempuran juga untuk personel penerangan (TNI AU),” tutur Agung.
Karena itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) bagi personel penerangan TNI AU harus terus dilakukan dan berkelanjutan supaya menghasilkan produk berita yang berkualitas. ”Terutama dalam pembuatan tulisan berita dan penggunaan media sosial,” kata Agung.
Media sosial jadi ajang pertempuran juga untuk personel penerangan (TNI AU). ( Agung Sasongkojati)
Terima kritik
Selain berfokus pada pemberitaan, pihaknya juga tidak tertutup pada masukan dan kritik dari publik. Penjaringan masukan publik ini juga upaya membangun citra positif TNI AU yang salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan Kepala Staf TNI AU atau KASAU Award.
”Dalam waktu dekat beberapa agenda ke depan yang dikerjakan oleh Dinas Penerangan TNI AU salah satunya menyelenggarakan KSAU Awards. Ajang ini bagus karena media massa dapat jadi lebih terbuka untuk memproduksi produk jurnalistik yang lebih baik berupa foto, video, dan tulisan. Waktu dekat ini juga kami menyiapkan Hari Bakti Angkatan Udara pada 29 Juli mendatang,” kata Agung.
Indan menambahkan, kerja sama yang telah dibangun dengan para media bisa terus dilanjutkan Dinas Penerangan TNI AU ke depannya. Dukungan media turut memberikan informasi kepada publik terkait dengan berbagai macam kegiatan TNI AU.
”Saya mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan kerja sama dari para media untuk memberikan informasi kepada publik terkait dengan kegiatan Angkatan Udara. Saya kira kerja sama kita sudah sangat baik ya antara TNI AU dengan tim-tim media dan diharapkan bisa terus berlanjut,” ujarnya yang kini menjabat sebagai Staf Khusus KSAU saat memberi sambutan perpisahan kepada ratusan personel penerangan yang hadir.
Baca juga: TNI AU Modern dan Tangguh
Analis militer dari Semar Sentinel, Fauzan Malutfi, mengatakan, strategi TNI AU dalam meraih citra positif di media sosial patut diapresiasi. TNI AU secara langsung ingin lebih aktif menyajikan konten yang dipublikasikan untuk menunjukkan aktivitasnya, promosi rekrutmen ataupun menanggapi isu sensitif seperti pelanggaran yang dilakukan anggotanya.
Meski begitu, konten yang dipublikasikan itu hendaknya juga tidak mengarah pada opini untuk melibatkan TNI di luar fungsinya. Sejatinya, tugas TNI sebagai alat negara yang menjaga kedaulatan dan keutuhan negara.
”Militer dari negara lain juga banyak yang aktif di media sosial. Media sosial menjadi penting karena dapat berkomunikasi dengan publik dan dapat menjangkau publik yang lebih luas baik domestik maupun internasional,” tuturnya.
Peran generasi muda menjadi penting bagi keberlangsungan TNI AU ke depannya. Untuk itu, konten-konten pemberitaan TNI AU akan diarahkan secara informatif dan menarik bagi kalangan remaja.
Generasi muda
TNI AU saat ini memiliki agenda penting salah satunya untuk merekrut anak muda bergabung dalam angkatan penerbangan. Oleh sebab itu, Agung menjelaskan, tugas jabatannya saat ini juga difokuskan kepada generasi muda dewasa ini. Dinas Penerangan AU di bawah kepemimpinannya harus bisa menarik generasi muda agar bergabung dengan TNI AU.
Peran generasi muda menjadi penting bagi keberlangsungan TNI AU ke depannya. Untuk itu, konten-konten pemberitaan TNI AU akan diarahkan secara informatif dan menarik bagi kalangan remaja dan anak muda.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo saat memperingati HUT Ke-77 TNI AU menegaskan, ketersediaan sumber daya manusia yang profesional adalah hal terpenting dalam mewujudkan TNI AU menjadi Angkatan Udara yang disegani di kawasan. Ketersediaan SDM yang unggul itu merupakan aset penting, karena secanggih apa pun alat utama sistem persenjataan yang dimiliki tetap kembali kepada manusianya.
Melalui berbagai program pendidikan dan latihan, diharapkan ketersediaan SDM unggul dapat tercukupi sehingga mampu menjawab tantangan tugas masa sekarang dan masa mendatang (kompas.id, 10/4/2023).
Pengamat militer dari Binus University, Tangguh Chairil, menilai beberapa tahun ke depan kebutuhan pilot, teknisi pesawat, dan awak alutsista lainnya, serta satuan-satuan pendukung lainnya akan meningkat cukup tinggi. Karena itu, pendidikan militer profesional baik melalui pelatihan atau pengembangan maupun program-program yang dirancang harus dapat mengembangkan kapasitas personelnya di dalam kedinasan militer.
”Semakin banyak personel TNI AU yang menjalani pendidikan tinggi yang relevan dengan profesinya, semakin baik. begitu juga dengan kursus atau pelatihan di bidang militer yang relevan,” ujarnya.