PKS Buka Peluang Sandiaga Uno Dampingi Anies Baswedan
Partai Keadilan Sejahtera membuka peluang Sandiaga Salahuddin Uno untuk berduet dengan Anies Baswedan sebagai bakal calon wakil presidennya. Namun, kajian terkait hal itu masih akan dibahas dalam internal partai.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera siap menerima dengan terbuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno untuk bergabung dengan partainya. Sandi dinilai berpotensi menjadi salah satu bakal calon wakil presiden, bersanding dengan Anies Baswedan.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu menyatakan peluang kolaborasi antara Anies dan Sandiaga sangat terbuka.
Syaikhu mengakui pengajuan nama Sandiaga sebagai bakal cawapres belum dibahas secara detail di internal partai.
Pengamat menilai Sandiaga akan mencari partai yang potensinya cukup baik bagi dirinya ke depan, yang tidak didapatkan di Gerindra.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Menurut Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu, duet Anies Baswedan dan Sandiaga sebagai bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dapat terjadi. Ia bahkan pernah menginisasi rencana ini saat pertemuan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 2022 lalu.
”Tentu politik ini dinamis dan masih sangat mungkin bisa terjadi. Oleh karenanya, kami di Koalisi Perubahan untuk Persatuan tentu sepenuhnya sebagai kesepakatan di Piagam Koalisi akan menyerahkan masalah cawapres ini kepada capres kita, Anies Rasyid Baswedan,” kata Syaikhu seusai mendaftarkan para bakal calon anggota legislatif dari PKS di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Menurut dia, peluang kolaborasi antara Anies dan Sandiaga sangat terbuka. Sebab, hasil analisis PKS dalam survei serta peluang menang pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 jadi keniscayaan untuk mengusung mereka.
Syaikhu pun berharap penentuan cawapres yang diusung untuk Anies ini bukan sekadar simbolis belaka. Cawapres itu hendaknya dapat membawa kemenangan pada kontestasi Pemilu 2024.
Meski demikian, Syaikhu mengakui bahwa pengajuan nama Sandiaga belum dibahas secara detail. Namun, ia akan membahas soal ini dalam beberapa pekan ke depan. Untuk itu, nama-nama cawapres yang diusulkan akan diserahkan ke Anies untuk dipertimbangkan dari berbagai sisi. Dua di antaranya adalah keterhubungan antarpersonal (chemistry) dan peluang untuk menang.
Selain Sandiaga, dari sederet nama yang diusulkan sebagai cawapres, diusung pula kader PKS, Ahmad Heryawan. Namanya masuk dalam bursa cawapres Anies, tetapi dalam waktu bersamaan didaftarkan pula sebagai bakal calon legislatif (caleg). ”Capres yang akan kami ajukan itu mempunyai potensi menang besar. Kalau itu memang kader sendiri dan potensi menangnya besar, kami akan sodorkan ke capres kami,” kata Syaikhu.
Syaikhu mengakui bahwa pengajuan nama Sandiaga belum dibahas secara detail. Namun, ia akan membahas soal ini dalam beberapa pekan ke depan.
Potensi Sandiaga
Sebelumnya, Sandiaga resmi keluar dari Gerindra pada April lalu setelah delapan tahun bernaung di partai tersebut. Ia kemudian diisukan akan merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (Kompas.id, 29/4/2023). Dengan keluar dari Gerindra, PKS membuka peluang untuk menerima Sandiaga sebagai kadernya.
Menurut peneliti di Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, tentunya Sandiaga akan mempertimbangkan berbagai hal setelah keluar dari Partai Gerindra. Walakin, Partai Gerindra cukup potensial bagi Sandi. ”Dia akan mencari sebuah partai yang mungkin potensinya cukup baik bagi dirinya ke depan. Selain, tentu saja, kita lihat dia akan lebih diterima di partai itu dan bisa lebih berbuat banyak yang enggak didapatkan di Gerindra,” tuturnya.
Sandiaga akan dihadapkan dengan berbagai pilihan partai politik. Sebab, Sandiaga merupakan sosok menarik. Pertama, ia adalah tokoh populer. Selain itu, Sandiaga juga memiliki kemampuan logistik dan finansial politik yang baik. Dalam sejumlah survei, namanya bertengger di permukaan sehingga keberadaan Sandiaga akan memberi nilai lebih pada partai pilihannya.
Keputusannya bergabung dengan PPP atau PKS akan menjadi pertimbangan elite-elite politik koalisi. Hal ini termasuk bahasan soal pengusungan namanya menjadi bakal cawapres bagi Ganjar Pranowo, bakal capres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), ataupun cawapres Anies Baswedan.
Meski demikian, Firman menilai koalisi Anies telah lama dibangun. Nama-nama yang akan mendampinginya juga telah mengerucut. Diduga karena itu pula, nama Sandiaga relatif belum muncul ke permukaan. ”Karena memang waktu itu, pilihannya harus orang koalisi. Tapi kalau tiba-tiba ’menyodok’ sekarang, ya, kemungkinan itu ada, tapi kata final-nya harus disepakati di level tim ‘kecil’ (koalisi),” ujar Firman.
Menurut Firman, nama Sandiaga semestinya telah masuk radar pertimbangan apabila ia telah lama menjadi bahan pertimbangan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Namun, lanjutnya, namanya belum terlihat dalam koalisi tersebut sehingga penerimaan terhadap Sandiaga sebagai bakal cawapres juga tak akan mudah.