Survei LSI: Elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies Bersaing Ketat
Saat elektabilitas capres bersaing ketat, peran cawapres bisa menjadi penentu kemenangan di Pilpres 2024.
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
KOMPAS/HAS/RON
(kiri ke kanan) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan
JAKARTA, KOMPAS — Elektabilitas Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden bersaing ketat, berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia. Namun, jika pemilihan presiden digelar dua putaran, Prabowo Subianto cenderung unggul.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 12-17 April yang dirilis, Rabu (3/5/2023), menunjukkan, selisih elektabilitas tiga nama teratas masih sangat ketat. Elektabilitas bakal calon presiden (capres) yang diusung Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan teratas dengan perolehan 18,3 persen, disusul bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo dengan 16,2 persen, serta bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (Nasdem-Demokrat-Partai Keadilan Sejahtera) Anies Baswedan dengan 13,1 persen.
Dengan elektabilitas tersebut, selisih antara Prabowo dan Ganjar hanya 2,1 persen. Adapun selisih antara Ganjar dengan Anies adalah 3,1 persen. Selisih elektabilitas dalam survei tatap muka dengan jumlah responden 1.220 orang tersebut masih berada dalam margin of error, yakni lebih kurang 2,9 persen.
Elektabilitas calon presiden berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 12-17 April 2023.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat paparan survei secara daring mengatakan, selisih dukungan elektabilitas ketiga tokoh tersebut sangat tipis sehingga berpotensi terjadi pemilihan dua putaran dalam Pilpres 2024.
Dalam simulasi tertutup dua nama, Ganjar (46,7 persen) mengungguli Anies (39,2 persen). Sementara jika putaran kedua diikuti oleh Prabowo melawan Anies ataupun melawan Ganjar, Prabowo tetap unggul. Dalam simulasi dua nama, diperoleh hasil Prabowo (51,7 persen) dan Anies (35,8 persen), serta Prabowo (49,2 persen) dan Ganjar (39,7) persen.
Begitu pula dalam simulasi tertutup dua pasangan, Prabowo tetap unggul melawan Ganjar dan Anies. Prabowo unggul saat dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Adapun dalam simulasi tertutup tersebut, Anies dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Khofifah. Sementara Ganjar dipasangkan dengan Erick, Kamil, dan Khofifah. Dalam simulasi itu, Ganjar yang dipasangkan dengan Erick unggul melawan Anies yang dipasangkan dengan Agus.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan
”Dalam simulasi putaran kedua, baik simulasi satu nama maupun pasangan, Prabowo cenderung selalu unggul, tetapi tingkat dukungan umumnya belum mencapai lebih dari 50 persen,” ujar Djayadi.
Menurut dia, hasil survei tersebut menunjukkan persaingan antarnama serta pasangan potensial capres-cawapres kemungkinan akan ketat. Perebutan suara pemilih sangat ketat, baik untuk putaran pertama maupun putaran kedua.
Keunggulan Prabowo di putaran kedua tersebut dinilai karena dapat meraih suara dari pendukung Anies ataupun Ganjar. Prabowo bisa meraih dua ceruk pemilih karena masih mampu mempertahankan pemilihnya di Pemilu 2019 sekaligus merebut simpati pemilih Jokowi.
Djayadi menilai, pilpres akan lebih menguntungkan jika diikuti oleh tiga atau empat pasang dan terjadi dua putaran. Sebab, semua putra-putri terbaik bangsa yang diinginkan masyarakat dan terekam melalui survei bisa ikut berkontestasi. Proses ini pun bisa memperkuat demokrasi karena semua aspirasi bisa disalurkan ke tokoh-tokoh yang dipercaya mampu memimpin negeri. ”Kemungkinan terjadinya dua putaran cukup besar jika melihat aspirasi masyarakat yang tertangkap dari berbagai lembaga survei,” katanya.
Pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie di kediaman Aburizal, di Jakarta, Senin (1/5/2023). Pertemuan disebut sebatas silaturahmi Lebaran 2023.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Golkar Nurdin Halid mengatakan, hasil survei LSI memberikan peringatan bagi parpol agar mengajukan tiga atau empat pasangan capres-cawapres. Ia pun optimistis akan ada lebih dari dua pasangan setelah pertemuan antara Airlangga dan Muhaimin karena kedua parpol akan menjadi salah satu koalisi utama dalam pembentukan capres-cawapres.
Meskipun elektabilitas Airlangga sebagai capres masih sangat rendah, menurut dia, semua bisa berubah. Termasuk tidak menempatkan Airlangga sebagai capres karena peta politik semakin dinamis pascapenetapan Ganjar sebagai bakal capres PDI-P.
”Sekiranya Airlangga berpasangan dengan Prabowo, akan bisa mengalahkan semua calon dan menjamin keberlanjutan program pemerintah,” ujar Nurdin.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Mardiono (dari kiri ke kanan) berpose di luar Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam, seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono mengatakan, Gerindra siap dengan skenario berapa pun jumlah kandidat capres-cawapres. Jika nantinya terjadi dua putaran dan salah satu kandidatnya adalah Prabowo, ia yakin bisa memenangi kontestasi karena mampu merebut suara dari berbagai kelompok.
”Publik semakin percaya kepada Prabowo, terbukti bisa mengambil ceruk suara dari Anies ataupun Ganjar,” ucapnya.
Meskipun elektabilitas Anies lebih rendah dibandingkan dengan Prabowo dan Ganjar, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya mengungkapkan, Anies masih tetap berada di posisi tiga besar. Ia optimistis elektabilitas Anies akan meningkat karena masih ada waktu sekitar 10 bulan sebelum pemungutan suara 14 Februari 2024. ”Anies masih eksis, Anies masih manis,” katanya.
Adapun Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai, tidak ada capres terkuat karena selisih ketiganya tipis. Oleh karena itu, peran cawapres akan sangat menentukan dalam meningkatkan elektabilitas pasangan capres-cawapres. Ia pun berharap koalisi bisa semakin jelas terbentuk agar pemilih segera mengetahui pilihannya pada pemilu mendatang.