Golkar-PKB Bentuk Tim untuk Percepat Pembentukan Koalisi Besar
Tim yang dibentuk sekaligus untuk menindaklanjuti hasil pertemuan enam ketua umum parpol dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (2/5/2023) malam.
> Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, siang tadi. Salah satunya, membicarakan soal koalisi besar.
> Partai Golkar dan PKB mengklaim memiliki posisi strategis untuk menjadi inti dari koalisi besar.
> Mitra koalisi PKB, Partai Gerindra, tak mempersoalkan kerja sama yang terjalin antara Golkar dan PKB.
JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan antar-elite partai politik untuk mewujudkan gagasan pembentukan koalisi besar kembali berlanjut. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyepakati pembentukan tim yang bakal menjadi penggerak komunikasi ke sejumlah partai politik. Tim dimaksud diketuai oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Nusron Wahid dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Faisol Riza.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di Jakarta, Rabu (3/5/2023). Pertemuan yang dibalut dengan acara halalbihalal setelah Lebaran 2023 itu juga dihadiri para elite dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai politik (parpol) masing-masing. Dalam momen yang berlangsung kurang dari dua jam itu, kedua pihak sepakat untuk menjadi inti penggerak pembentukan koalisi besar.
Seusai pertemuan, Airlangga menjelaskan, baik Golkar maupun PKB merupakan partai yang sudah berkoalisi dengan parpol lain. Golkar bersama dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sedangkan PKB merupakan bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra. Kendati setiap parpol telah melakukan pembicaraan mendalam di koalisi masing-masing, saat ini Golkar dan PKB bertemu untuk membicarakan koalisi besar.
Pembentukan koalisi besar merupakan gagasan yang pertama kali diwacanakan oleh Airlangga setelah mengikuti buka puasa bersama di Kantor DPP Partai Nasdem, Nasdem Tower, Jakarta, 25 Maret lalu. Ide tersebut menjadi lebih jelas setelah ketua umum lima parpol yang tergabung dalam KIB dan KKIR bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahmi Ramadhan di Kantor DPP PAN, Jakarta, 2 April lalu. Koalisi besar yang dimaksud hendak menggabungkan KIB dan KKIR dalam satu wadah untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga : Wacana Koalisi Besar Berembus, Apa Plus Minusnya?
Setelah itu, pertemuan antar-elite kelima parpol untuk membahas pembentukan koalisi besar terjadi secara intens. Akan tetapi, belum ada langkah riil untuk mewujudkan ide tersebut.
Menurut Airlangga, dibutuhkan inti koalisi untuk menggerakkan pembentukan koalisi besar. Golkar dan PKB mengambil inisiatif untuk mengambil peran itu melalui pembentukan tim pemenangan. Tim dimaksud juga diperlukan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan enam ketua umum parpol dengan Presiden Joko Widodo, Selasa malam lalu, yang mengingatkan tentang visi pembangunan Indonesia ke depan.
”Oleh karena itu, pada hari ini direspons dengan pertemuan antara PKB dan Partai Golkar bahwa kami siap untuk menjadi inti dari menjaga pembangunan, dan juga untuk melakukan komunikasi politik terhadap partai-partai yang memang ingin melanjutkan program ke depan,” kata Airlangga.
Kendati sudah membentuk tim pemenangan, Golkar dan PKB belum menetapkan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. Sebelumnya, KIB dan KKIR juga belum memiliki bakal capres dan cawapres yang sudah disepakati koalisi untuk diusung. ”Capres dan cawapresnya masih dalam proses pembahasan,” kata Airlangga.
Baca juga : Presiden Minta Enam Parpol Rukun dan Kompak
Muhaimin meyakini, Golkar dan PKB memiliki posisi strategis untuk menjadi inti koalisi. Sebab, kedua parpol memiliki sejarah panjang dan pengalaman dalam proses berbangsa dan bernegara. Rekam jejak kerja sama kedua parpol selama ini pun dinilai baik. ”Kalau kerja sama dengan Golkar itu, istilahnya, selalu membahagiakan semua pihak. Untuk apa, untuk cepat maju bersama-sama, untuk saling menjadi sinergi satu dengan yang lain sesuai dengan potensi masing-masing,” katanya.
Ia menambahkan, langkah yang dilakukan oleh kedua parpol tidak terlepas dari upaya untuk menyimulasikan pasangan bakal capres dan bakal cawapres hingga ada keputusan final. Di KKIR, misalnya, ia menyimulasikan dirinya berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dengan Golkar, ia pun menyimulasikan dirinya berpasangan dengan Airlangga.
Simulasi-simulasi itu, kata Muhaimin, tak menutup berbagai peluang pasangan capres. Itu merupakan proses yang masih akan berjalan hingga pendaftaran capres dan cawapres ke KPU pada Oktober mendatang. ”Tapi, kami ingin pertemuan hari ini, PKB dan Golkar, akan terus lebih intensif lagi sampai pada hari yang kami anggap tepat,” katanya.
Lobi parpol lain
Selain simulasi pasangan capres, tambah Muhaimin, pihaknya juga akan memulai komunikasi politik dengan parpol lain. Malam ini, setelah bertemu dengan Golkar, ia dan jajaran pengurus DPP PKB juga berkunjung ke kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di rumah Presiden ke-6 itu, para elite PKB juga akan berkomunikasi dengan elite Partai Demokrat. ”Silaturahmi halalbihalal itu juga menjadi bagian kerja bersama untuk memperbesar koalisi ini,” ujar Muhaimin.
Terkait dengan Partai Gerindra, mitra koalisi dari PKB, Faisol Riza, mengatakan, komunikasi dengan parpol yang dipimpin Prabowo Subianto itu tetap berjalan. Baik PKB maupun Gerindra sama-sama memahami komunikasi politik ini dan sama-sama sudah dewasa dalam berpolitik.
Faisol menambahkan, sejak awal bekerja sama dengan Gerindra pada pertengahan Agustus tahun lalu, pihaknya sudah memahami bahwa Gerindra mendukung Prabowo untuk menjadi bakal capres 2024. Akan tetapi, dalam proses yang tengah berjalan, kedua pihak masih membahas sejumlah hal detail, misalnya soal program pemenangan dan program yang akan dilaksanakan jika berhasil memenangi pilpres. Dalam proses pembahasan itu, Prabowo juga melakukan pertemuan dengan Airlangga.
”Ini semua dalam proses pematangan politik. Kita berharap berujung seperti, kita harus happy dan menang,” kata Faisol.
Menanggapi pembentukan kerja sama antara Golkar dan PKB, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan tidak mempermasalahkan hal tersebut karena merupakan domain PKB. Meski terikat dalam koalisi yang solid, Gerindra dan PKB saling menghormati langkah parpol masing-masing untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak.
Baca juga : Adu Siasat Mengikat Koalisi Partai Politik
”Namanya komunikasi politik, ke mana pun, kan, memang harus kita jalin. Jadi, memang masing-masing pihak, baik kami maupun PKB, kalau ingin bertemu dengan pihak lain, kami juga saling mengabarkan, saling menginformasikan,” kata Habiburokhman.
Ia tidak memungkiri, Gerindra dan PKB menginginkan pembentukan koalisi yang lebih besar agar lebih efektif dalam memenangi Pemilu 2024. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bagi parpol-parpol lain bergabung di KKIR, termasuk Golkar dan Demokrat yang dikunjungi PKB hari ini.
”Saya bukan pengamat berapa besar kemungkinan (parpol-parpol itu untuk bergabung), tetapi kami berikhtiar, berusaha, berupaya, agar koalisi ini lebih besar,” katanya.