PKB Tak Akan Mendukung jika Tak Ada Muhaimin di Pasangan Capres-Cawapres
PKB berpegang pada hasil Ijtima Ulama pada Januari 2023 bahwa para kiai meminta agar Muhaimin menjadi calon pemimpin 2024. Soal capres-cawapres, Gerindra yakin Prabowo dan Muhaimin akan dengar masukan pihak lain.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjalan bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar seusai pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6/2022).
PKB masih berpegang pada hasil Ijtima Ulama, pertengahan Januari 2023, di mana para kiai meminta agar Muhaimin menjadi calon pemimpin di 2024.
PKB akan tetap mengusung Muhaimin sebagai pemimpin nasional. Hal tersebut akan terus dikomunikasikan dengan Gerindra.
Pihak Gerindra meyakini Prabowo dan Muhaimin akan dengarkan masukan dari banyak pihak sebelum membuat keputusan mengenai capres-cawapres.
Terlepas dari itu, PKB dan Gerindra menyebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) masih sangat solid sampai sekarang. Keputusan mengenai capres-cawapres yang akan diusung oleh koalisi tersebut akan diputuskan oleh Prabowo dan Muhaimin sebagai pimpinan kedua partai di dalam koalisi.
Sejak Presiden Joko Widodo tampil bersama Prabowo yang hadir sebagai Menteri Pertahanan dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng dalam acara panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023), sontak duet Prabowo-Ganjar ataupun Ganjar-Prabowo ramai digunjingkan sebagai pasangan capres-cawapres dalam Pilpres 2024.
Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanul Haq, di Jakarta, Jumat (17/3/2023), mengatakan, saat ini PKB masih berpegang pada hasil Ijtima Ulama, pertengahan Januari 2023, di mana para kiai meminta agar Muhaimin menjadi calon pemimpin di 2024. Hal tersebut juga disuarakan oleh seluruh Dewan Syuro DPP PKB. ”Sehingga ketika ada tawaran, misalnya harus mendukung pasangan-pasangan lain, di mana nama Muhaimin tidak ada, tentu kami menolak,” ujar Maman.
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Pada Kamis (16/3/2023), seusai pertemuan dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, di kantor DPP PKB, Jakarta, Muhaimin menegaskan bahwa KKIR yang digagas PKB dan Gerindra akan bubar jika Gerindra punya skenario untuk menduetkan Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024. Ia menyebut, PKB tidak tertarik mengusung pasangan tersebut.
Menurut Maman, Muhaimin bisa menyatakan demikian karena Muhaimin harus melaksanakan amanat Ijtima Ulama. PKB pun masih mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan amanat tersebut sekaligus terus meyakinkan kepada rakyat bahwa PKB dengan Muhaimin memiliki kompetensi untuk memimpin negeri ini.
”Jadi, pernyataan itu adalah sebagai bentuk bahwa ketaatan Gus Muhaimin kepada amanat daripada kiai,” kata Maman.
PKB masih berpegang pada hasil Ijtima Ulama, pertengahan Januari 2023 lalu, di mana para kiai meminta agar Muhaimin menjadi calon pemimpin di 2024.
Untuk diketahui, Ijtima Ulama meminta Muhaimin agar memilih dan menetapkan kandidat pendamping sebelum memasuki bulan Ramadhan yang akan jatuh pada Maret 2023. Namun, kata Maman, bukan tidak mungkin keputusan baru akan diambil melebihi dari tenggat waktu tersebut.
”Ada kaidah ushul fiqh, ketika sesuatu yang mepet itu terjadi, kami punya keleluasaan untuk mengundur waktu atau memberikan peluang lain sampai koalisi yang lain pun menentukan siapa calonnya,” ucap Maman.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar seusai pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6/2022).
Maman pun kembali menegaskan bahwa bagaimana pun PKB akan tetap mengusung Muhaimin sebagai pemimpin nasional. Hal tersebut akan terus dikomunikasikan dengan Gerindra. ”PKB itu terkenal menjadi partai yang kalau dia masuk kekuasaan, dia akan loyal. Tidak pernah mbalelo. Begitu pula ketika kami komitmen dengan Gerindra, kami terus akan membicarakan itu dengan Gerindra,” ujar Maman.
Pertemuan antara Prabowo dan Muhaimin di kediaman KH Agoes Ali Masyhuri, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo, Jawa Timur, pertengahan Maret 2023 lalu, misalnya, sebenarnya ingin menegaskan kembali bahwa pasangan Prabowo dan Muhaimin adalah pasangan yang didukung penuh oleh para kiai dan para ulama. Pasangan tersebut dianggap merepresentasikan dua kekuatan sekaligus, Gerindra dan PKB, secara institusi dan Prabowo dan Muhaimin yang menurut para kiai memiliki kapasitas memimpin Indonesia di 2024.
”Pada akhirnya, pasangan untuk capres dan cawapres yang akan diusung koalisi harus dibicarakan berdua dan saat ini dua-duanya sudah memiliki calon yang jelas, Gerindra dengan Prabowo, PKB dengan Gus Muhaimin. Itu clear,” ucap Maman.
Maman pun kembali menegaskan bahwa bagaimanapun PKB akan tetap mengusung Muhaimin sebagai pemimpin nasional.
Koalisi solid
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menegaskan, apa pun soal penentuan capres-cawapres yang akan diusung oleh KKIR itu merupakan kewenangan Prabowo dan Muhaimin. ”Beliau berdualah yang akan menentukan dan akan mengumumkan,” ujarnya.
ARIS SETIAWAN YODI
Habiburokhman
Habiburokhman meyakini, Prabowo dan Muhaimin akan mendengarkan masukan dan informasi dari banyak pihak sebelum membuat keputusan mengenai capres-cawapres yang akan diusung oleh KKIR. Ia bersama kader Gerindra yang lain hanya akan patuh kepada keputusan itu. Ia pun menegaskan, sejauh ini KKIR masih sangat solid.
”Jadi, ya tunggu saja. Insya Allah, ini koalisi paling solid, ya,” ucap Habiburokhman.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, A Khoirul Umam, berpandangan, pernyataan Muhaimin merupakan bentuk ketegasan atas sikap Gerindra yang hingga hari ini terlihat masih bermain dua kaki (double standard).
Di satu sisi Gerindra sudah membangun kesepakatan dengan PKB, tetapi belum ingin memfinalisasi skema capres-cawapres bersama Muhaimin. Di sisi lain, Gerindra semakin agresif melakukan penjajakan komunikasi dengan partai-partai lain untuk membuka peluang koalisi yang lebih besar.
”Jika pola relasi ini dipertahankan, PKB yang akan dirugikan. Sebab, jika politik standar ganda Gerindra akhirnya bisa membuka kuncian koalisi dengan PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), PKB akan kena prank sekaligus dipaksa menerima keadaan,” ujar Khoirul Umam.