TNI AU Segera Diperkuat Dua Helikopter Caracal Baru
Saat ini, dua helikopter H225M Caracal produksi Airbus tengah memasuki tahap akhir perakitan di PT Dirgantara Indonesia.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak dua helikopter H225M Caracal sedang dirakit di dalam negeri. Menurut rencana, dua hingga tiga bulan lagi, helikopter ini siap dioperasikan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah, Kamis (16/3/2023), mengatakan, saat ini dua helikopter H225M Caracal yang dipesan dari perusahaan Airbus sudah datang dan perakitannya memasuki tahap akhir di PT Dirgantara Indonesia (DI).
”Mungkin dalam waktu dekat sekitar 2-3 bulan sudah bisa dioperasionalkan,” katanya setelah soft launching KASAU Award, di Jakarta, Kamis (16/3/2023).
Helikopter H225M juga dikenal dengan EC-725 Caracal. Dilansir dari situs resmi Airbus, H225M memiliki dua fungsi, yakni militer dan misi pelayanan publik. Dalam kepentingan militer, H225M dapat digunakan untuk operasi khusus, pencarian dan penyelamatan, transportasi taktis, serta evakuasi korban. Adapun untuk pelayanan publik, helikopter jenis ini dapat digunakan sebagai pemadam kebakaran, penjagaan pantai, hingga perlindungan zona ekonomi eksklusif.
”Dari perusahaan produsennya, Airbus, tidak datang langsung utuh. Di Indonesia nanti dirakit lagi oleh PT DI. Ada persentasenya sendiri berapa banyak bagian yang kita impor dan berapa yang kita produksi sendiri. Perakitan ini membutuhkan waktu dan ada teknisinya sendiri,” sebut Indan.
Selain itu, TNI AU sedang mempersiapkan radar pertahanan udara medium.
Dua pekan lalu, TNI AU baru saja diperkuat dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru, yakni pesawat C-130J-30 Super Hercules. Selanjutnya menyusul empat pesawat Super Hercules lain pada Juni, Juli, Oktober, dan awal tahun depan.
Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono mengatakan, TNI bangga dengan adanya penambahan alutsista baru termasuk, pesawat Hercules. Dalam keterangannya pada operasi penegakan ketertiban dan yustisi Polisi Militer (Pom) TNI, Rabu (8/3/2023), Yuda menegaskan, tambahan alutsista ini akan mendukung tugas pokok TNI untuk memasok logistik dalam operasi militer seperti perang dan operasi nonperang lain. Penambahan pesawat militer juga merupakan salah satu upaya memenuhi kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, MEF ditargetkan sudah mencapai 100 persen. Namun, pada 2021, total pemenuhan MEF TNI AU, Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Laut (AL) sebesar 62,31. Sementara, pada awal 2023, MEF TNI AU saja baru mencapai 51,51 persen.
”Harapan kami adalah akan memaksimalkan pemenuhan itu sampai 2024. Kemarin pemenuhannya terhalang penanganan Covid-19. Pencapaian ini tidak perlu dipertentangkan, saya yakin nanti tahun 2024 akan diumumkan secara resmi capaiannya dan alasan mengapa tidak tercapai,” tutur Yudo yang didampingi KSAU Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Wakil Kepala Kepolisian RI saat itu.