Saat Presiden Jokowi, Prabowo, dan Ganjar Tampil Bersama
Presiden Jokowi dinilai ingin menunjukkan perannya sebagai salah satu pengambil keputusan yang diperhitungkan dalam nominasi Pilpres 2024.
> Foto bersama Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto, serta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menimbulkan spekulasi terkait Pilpres 2024.
> Pihak Istana menekankan kunjungan bersama Presiden, Prabowo, dan Ganjar merupakan hal yang biasa.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> PDI-P menepis pandangan pertemuan Presiden, Prabowo, dan Ganjar terkait Pilpres 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil bersama saat panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Walaupun dalam kunjungan kerja tersebut hadir sejumlah menteri lainnya, foto bersama mereka bertiga menimbulkan bermacam tafsir dan pendapat.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menegaskan, pertemuan antara Jokowi, Prabowo, dan Ganjar tak terkait calon presiden dan calon wakil presiden. Persoalan pangan merupakan persoalan seluruh bangsa, apalagi suplai pangan sempat terganggu akibat perang Rusia-Ukraina.
Pada saat bersamaan, tambah Hasto, pemerintah harus mengambil kebijakan tak populer akibat data pangan yang tidak valid sehingga harus impor. Sementara pemanasan global menyebabkan ketidakpastian cuaca, seperti hujan ekstrem beberapa waktu belakangan, sehingga menyebabkan gagal panen di beberapa wilayah. Sebaliknya, di musim kering nanti, diprediksi terjadi kekeringan ekstrem.
”Atas dasar hal tersebut, kehadiran Presiden Jokowi, didampingi Pak Prabowo, dan otomatis secara protokoler Pak Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, harus hadir. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kesadaran pentingnya mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Hasto.
Juru bicara Prabowo, Dahnil Simanjuntak, mengatakan, kehadiran Prabowo di kegiatan panen raya di Kebumen sebatas mendampingi Presiden. Menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman, dari foto yang beredar, Jokowi terlihat nyaman dengan Prabowo dan Ganjar. Suasananya juga tampak sejuk, rukun, guyub, dan penuh keceriaan.
”Pak Jokowi adalah sosok pemimpin yang merangkul semua pihak. Kami harap situasi kompak seperti ini bisa terus dipertahankan di tahun-tahun politik agar masyarakat juga jadi tenang dan damai,” ujar Habiburokhman.
Soal capres-cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, lanjut Habiburokhman, itu menjadi kewenangan Prabowo dan Muhaimin. Namun, terlepas dari hitung-hitungan kontestasi, situasi politik harus dibuat terus kondusif sebagaimana ditampilkan ketiga tokoh tersebut.
Di-”endorse” dalam pemilu
Dari peristiwa di Kebumen, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes berpandangan, Jokowi ingin menunjukkan perannya sebagai salah satu decision maker yang diperhitungkan dalam nominasi pilpres. Jokowi ingin menunjukkan posisi penting dalam konstelasi elite nasional.
”Jokowi memberikan pesan simbolis ke publik soal kemungkinan tokoh yang akan di-endorse dalam pemilu,” kata Arya.
Dalam pilpres yang kompetitif dan posisi Jokowi sekarang sebagai petahana, terlebih setelah tak lagi menjabat pada 2024, sulit bagi Jokowi melepaskan dorongan ikut memengaruhi konstelasi. Dengan selisih elektabilitas ketat di antara tiga calon, Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo, faktor endorsement Jokowi punya pengaruh strategis bagi pemilih.
”Itulah mengapa Jokowi sering memberikan politik simbol ke pemilih. Tetapi, Jokowi saya kira memainkan posisi yang berimbang di antara Ganjar dan Prabowo. Karena situasi sekarang belum bisa dipastikan siapa yang akan menang apalagi kalau terjadi dua putaran. Makanya Jokowi memainkan dua kaki antara Ganjar dan Prabowo,” ucap Arya.
Hal biasa
Terkait foto bertiga Presiden, Prabowo, dan Ganjar, Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey T Machmudin menyatakan sebenarnya hal biasa.
Baca juga: Dukungan Jokowi dan Safari Prabowo Saat Elektabilitas Tergerus
”Presiden Jokowi ingin berdiskusi secara detail tentang masalah yang dihadapinya di lapangan. Presiden juga ingin mendengar penjelasan Gubernur Jawa Tengah dan pandangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang ditugasi Presiden menangani lumbung pangan (food estate) di Kalimantan Tengah,” ujar Bey saat dikonfirmasi.
Tentang tidak ikutnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam berfoto bersama, menurut Bey, Presiden sudah mendengarkan laporan keduanya di rapat-rapat terbatas sebelumnya.
”Jadi, Presiden berharap mendapat masukan berbeda dari Menhan dan Gubernur Jateng terkait ketahanan pangan,” kata Bey.
Baca juga: Cek Ombak Dahulu, Arungi Lautan Pilpres Kemudian
Menurut Bey, Presiden Jokowi mengajak sejumlah menteri dalam kunjungan ke daerah sebenarnya hal biasa. ”Hari ini Presiden mengajak Menhan Prabowo Subianto dalam kunjungan kerjanya karena di hari yang sama Pak Prabowo juga memiliki agenda kerja ke Magelang pada siang harinya,” ujarnya. Adapun kehadiran Ganjar sebagai Gubernur Jateng dinilai karena lokasi panennya kebetulan ada di Kebumen, Jateng.