Musra: Mesin Politik Para Kandidat Capres-Cawapres Menghangat
Panitia Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia menilai mesin politik para calon presiden dan calon wakil presiden mulai menghangat. Nama beberapa kandidat bermunculan dan melesat di beberapa musra.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Konferensi pers terkait pemaparan hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia XIV Papua Barat dan Musra XX Kalimantan Utara di Jakarta, Rabu (1/3/2023). Panitia melihat mesin politik para kandidat calon presiden dan calon presiden mulai hangat seiring bermunculannya nama yang melesat dalam beberapa musra.
JAKARTA, KOMPAS — Aspirasi para peserta Musyawarah Rakyat Indonesia XIV Papua Barat dan XX Kalimantan Utara didominasi agenda hak dasar kesejahteraan dan agenda persatuan nasional. Nama Airlangga Hartarto—selain Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo—muncul dalam daftar tiga besar calon presiden harapan rakyat di kedua musra tersebut.
Demikian, antara lain, hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia XIV Papua Barat dan Musra XX Kalimantan Utara yang dipaparkan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3/2023). Musra XIV Papua Barat digelar di Manokwari pada 25 Februari 2023, sementara Musra XX Kalimantan Utara dilangsungkan di Tarakan pada 26 Februari 2023.
Hasil e-voting yang diikuti 1.176 peserta Musra Papua Barat menunjukkan sebanyak 404 orang (34,35 persen) memilih Airlangga sebagai calon presiden harapan rakyat. Sebanyak 230 orang (19,56 persen) memilih Ganjar dan 177 orang (15,05 persen) memilih Prabowo. Terkait calon wakil presiden harapan rakyat, sebanyak 367 orang (31,21 persen) memilih Moeldoko. Berikutnya, sebanyak 112 orang (9,52 persen) memilih Mahfud MD dan 108 orang (9,18 persen) memilih Arsjad Rasjid.
Sementara itu, hasil e-voting yang diikuti 1.334 peserta Musra Kalimantan Utara menunjukkan sebanyak 447 orang atau 33,51 persen memilih Prabowo sebagai calon presiden harapan rakyat. Sebanyak 298 orang (22,34 persen) memilih Airlangga dan 285 orang (21,37 persen) memilih Ganjar. Sehubungan dengan calon wakil presiden harapan rakyat, sebanyak 389 orang (29,22 persen) memilih Moeldoko, 256 orang (19,2 persen) memilih Arsjad Rasjid, dan 240 orang (17,96 persen) memilih Sandiaga Uno.
Banyak kandidat yang masuk nominasi di musra ini, yang belakangan lumayan nge-sprint (melakukan sprint, lari cepat), lumayan lari kenceng. Pak Moeldoko lumayan lari kenceng, Pak Mahfud juga fenomenal. Di Musra VIII ke sini lumayan fenomenal, lari kenceng.
”Banyak kandidat yang masuk nominasi di Musra ini, yang belakangan lumayan nge-sprint (melakukan sprint, lari cepat), lumayan lari kenceng. Pak Moeldoko lumayan lari kenceng, Pak Mahfud juga fenomenal. Di Musra VIII ke sini lumayan fenomenal, lari kenceng,” kata Ketua Panitia Musra Panel Barus di sesi tanya jawab.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (10/5/2019). Ganjar hadir selaku mantan anggota DPR untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) dengan tersangka bekas anggota Komisi II DPR, Markus Nari.
Panel mencontohkan, dalam musra di Yogyakarta, Mahfud cukup mendominasi. ”Pak Arsjad (Rasjid), beliau sebagai Ketua (Umum) Kadin, memang sempat muncul juga di beberapa musra. Di (Musra) Palembang (Arsjad) muncul, (yakni) waktu Pak Prabowo juara di Palembang, Sumatera Selatan. (Hal ini) karena mungkin beliau putra daerah sana,” katanya.
Bahkan, memakai identitas sukarelawan pun kita tidak boleh. Jadi, ini benar-benar musyawarah rakyat yang difasilitasi oleh sukarelawan Jokowi.
Panel menuturkan, panitia tidak melarang atau membatasi siapa pun orang yang mau hadir di musra. Namun, ada aturan semua yang hadir di musra tidak boleh memakai identitas partai politik atau identitas calon presiden tertentu. ”Bahkan, memakai identitas sukarelawan pun kita tidak boleh. Jadi, ini benar-benar musyawarah rakyat yang difasilitasi oleh sukarelawan Jokowi,” ujarnya.
Sehubungan dengan munculnya nama-nama tertentu di musra, menurut Panel, hal ini dimungkinkan karena mesin politik terkait sosok tersebut mulai bergerak. ”Enggak apa-apa hadir. (Hal) yang penting dia (peserta musra yang memberikan suara dalam e-voting) adalah warga provinsi tersebut. Boleh bicara, boleh ikut nge-vote asal dia masyarakat di provinsi (tempat) dilaksanakannya musra,” katanya.
REBIYYAH SALASAH
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berbicara dalam konferensi pers seusai acara silaturahmi dengan kelompok sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo di pemilihan presiden lalu di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Mungkin, para calon ini melihat musra ini signifikan untuk dipengaruhi. Itu sah-sah saja.
Demikian pula terkait nama Airlangga yang pernah juara atau mendapat suara tertinggi dalam musra di beberapa provinsi. ”Saya melihat ada relasinya dengan, mungkin, basis tradisional partai yang dipimpin beliau. Misalnya, (Airlangga) juara di Banten. Oh, saya pikir-pikir, basis tradisionalnya partai beliau kayaknya ini sehingga mungkin mesinnya bergerak juga,” kata Panel.
Sebagai ketua panitia musra, Panel menjelaskan, dirinya melihat mesin para calon presiden atau calon wakil presiden sudah mulai hangat. ”Dan, mungkin, para calon ini melihat musra ini signifikan untuk dipengaruhi. Itu sah-sah saja,” katanya.
Panel mengatakan, di Jawa Tengah, misalnya, terjadi kejutan. ”Dalam persepsi publik, (Jawa Tengah) itu kandang calon tertentu, itu adalah kandang partai tertentu. Mungkin ekspektasi publik atau ekspektasi orang, hasilnya kurang lebih begini. Tetapi ternyata terjadi kejutan di situ, antara Pak Ganjar dan Pak Prabowo tipis sekali. Berarti main ini (mesinnya), saya melihatnya, mesinnya bergerak ini,” paparnya.
"Framing" besar Pemilu 2024
Sementara itu, seperti diberitakan Kompas.id (22/2/2023), survei Litbang Kompas pada Januari 2023 masih menempatkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan sebagai sosok bakal calon presiden dengan elektabilitas teratas. Ganjar berada di urutan teratas dengan elektabilitas 25,3 persen, diikuti Prabowo 18,1 persen dan Anies 13,1 persen.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, bertahannya tiga figur teratas dalam survei setahun terakhir tidak lepas dari framing besar Pemilu 2024 merupakan kelanjutan dari pertarungan pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhirnya, yang mendapat elektabilitas tinggi mengerucut pada sosok yang dianggap paling memiliki kesamaan dengan Jokowi serta dianggap punya visi, misi, dan fokus pada keberlanjutan. Di sisi lain, ada kecenderungan mencari antitesis Jokowi yang bicara perubahan.
”(Oleh) karena terbentuknya framing itulah sosok Ganjar dan Anies selalu masuk tiga besar. Sementara kemunculan Prabowo sebagai calon kuat lebih disebabkan investasi elektoral dalam dua pemilu,” ujar Yunarto.