Menebak Nasib Koalisi Perubahan Setelah Safari Surya Paloh
Spekulasi tentang masa depan Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat bermunculan usai Ketua Umum Nasdem Surya Paloh bertemu Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Ketua Umum Partai NasdemSurya Paloh tiba-tiba bertemu dengan Presiden Joko Widodo di tengah gencarnya isu perombakan kabinet serta merenggangnya hubungan keduanya seusai Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Pertemuan selama hampir satu jam pada Kamis (26/1/2023) itu terjadi setelah elite Nasdem berkunjung ke Sekretariat Bersama Koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Sepekan kemudian, Rabu (1/2), Surya Paloh menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. Golkar merupakan salah satu partai politik yang bersama-sama dengan Nasdem mengusung Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pertemuan dengan Golkar menimbulkan tanya di benak publik. Sebab, alih-alih bertemu dengan Partai Demokrat atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tengah menjajaki kerja sama politik di 2024, Paloh malah menemui Golkar yang telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Apalagi, Paloh juga mengaku ingin bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Ketika Nasdem gencar bersafari, PKS mendadak menyatakan sikap bakal konsisten berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Nasdem. PKS juga menegaskan akan mengusung Anies sebagai bakal calon presiden (capres) sehingga Koalisi Perubahan tinggal menanti dideklarasikan pada Februari nanti.
Hal itu tentu menambah spekulasi tentang masa depan Koalisi Perubahan yang tengah dijajaki Nasdem, Demokrat, dan PKS. Banyak kalangan menduga safari Surya Paloh bakal berpengaruh pada masa depan kerja sama Nasdem dengan PKS dan Demokrat.
Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim menampik spekulasi bahwa pertemuan tersebut bakal berpengaruh terhadap keberlangsungan koalisi yang tengah dibangun Nasdem, PKS, dan Demokrat.
Taslim mengungkapkan, pertemuan Paloh dengan Airlangga merupakan kunjungan balasan yang sudah lama diagendakan. Sebelumnya pada 10 Maret 2022, Airlangga berkunjung ke Nasdem Tower untuk bertemu Paloh.
Nasdem juga berharap Koalisi Perubahan dapat dideklarasikan sebelum bulan suci Ramadhan yang jatuh pada bulan Maret
Sementara sebelum menerima Paloh pada Rabu lalu, Airlangga ada kegiatan dengan Jokowi. Dalam kesempatan itu, Airlangga sempat memberitahukan kepada Jokowi akan menerima kunjungan Paloh.
Dalam pertemuan di kantor DPP Golkar itu, Paloh dan Airlangga membahas perihal perombakan kabinet. Paloh menyatakan Nasdem tidak masalah jika ada menteri dari partainya akan diganti. Nasdem tetap akan menjaga kepercayaan rakyat.
”Kesepakatan dengan Pak Airlangga itu salah satunya adalah menjaga stabilitas pemerintahan Jokowi sampai akhir pemerintahan bersama- sama,” kata Taslim dalam Satu Meja The Forum bertajuk ”Setelah Surya Paloh Temui Jokowi” yang disiarkan Kompas TV, Rabu (1/2) malam.
Dalam acara yang dipandu Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo itu, hadir sebagai narasumber, anggota Tim 8 Koalisi Perubahan Sudirman Said, Ketua DPP PDI-P Djarot Syaiful Hidayat, dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Hurriyah.
Taslim meyakinkan Koalisi Perubahan tidak akan terganggu oleh pertemuan Paloh dengan Airlangga. Seperti pernyataan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 30 Januari lalu, PKS berencana mendeklarasikan dukungannya kepada Anies Baswedan pada 24 Februari 2023.
Nasdem meminta agar PKS bisa mempercepat deklarasi dukungan terhadap Anies. Dengan demikian, kata Taslim, deklarasi Koalisi Perubahan dapat diumumkan bersama-sama. Nasdem juga berharap Koalisi Perubahan dapat dideklarasikan sebelum bulan suci Ramadhan yang jatuh pada bulan Maret.
Pertemuan Paloh dengan Jokowi dan Airlangga juga tak dipermasalahkan Sudirman Said. Pertemuan itu dinilai Sudirman sebagai fenomena yang baik bagi politik di Indonesia. Meskipun pilihannya berbeda- beda, antartokoh tetap terus berkomunikasi.
Ia meyakini Nasdem tak akan berpaling dari Koalisi Perubahan hanya karena Paloh bertemu Jokowi dan Airlangga. ”Kan proses sudah cukup panjang. Kan ada diskusi terus-menerus, membangun chemistry. Itu rasanya tak mudah untuk tiba-tiba bertemu sekali dengan pihak lain lalu berpindah. Kan beliau-beliau ini orang yang sangat matang,” katanya.
Sudirman bersyukur Anies sudah mendapatkan tiket yang cukup. Ini terutama setelah pekan lalu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono telah mengumumkan dukungannya kepada Anies.
Koalisi Perubahan juga tak menutup kesempatan bagi partai lain untuk bergabung dan memberikan dukungan kepada Anies sebagai bakal capres 2024.
Djarot Syaiful Hidayat juga tidak mempersoalkan pertemuan Paloh dengan Jokowi dan Airlangga karena itu urusan masing-masing ketua umum partai. Akan tetapi, PDI-P tidak hanya akan menjalin silaturahmi dengan mengunjungi partai pendukung pemerintah, termasuk Nasdem. Sebab, safari antarpartai pada ujungnya akan mengerucut pada pencalonan presiden. Djarot menegaskan, keputusan pencalonan presiden ada pada Ketua Umum PDI-P Megawati.
Terkait dengan perombakan kabinet, PDI-P akan terus mengawal dan mengamankan pemerintahan Jokowi sampai 2024. PDI-P juga akan memastikan program Jokowi bisa dilanjutkan oleh siapa pun presidennya.
Tidak terburu-buru
Setelah Nasdem mendeklarasikan dukungannya kepada Anies, Jokowi menyarankan agar PDI-P tidak buru-buru menetapkan bakal capres. Menurut Djarot, Jokowi menginginkan semua anggota kabinetnya fokus menyelesaikan tugasnya tanpa ada tarik-menarik dengan urusan pencalonan presiden.
PDI-P juga tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan partai lain. ”Kalau maju sendiri, ya, PDI-P cukup, tetapi, kan, kami tidak mau sendiri. Jangan sendiri karena mengurus bangsa ini harus bareng-bareng, harus sama-sama. Ini persoalannya. Memang betul PDI-P bisa maju sendiri, tetapi kami inginkan ada juga bersama-sama dengan kita dong karena siapa mau sendiri,” ujar Djarot.
Hurriyah menilai, situasi saat ini memperlihatkan bahwa partai politik membangun koalisi tidak berdasarkan pada upaya membangun politik gagasan. Parpol tak mempunyai garis ideologi yang menjadi masalah serius di dalam demokrasi. Sebab, ideologi memberi gambaran kepada publik arah ke depan.