Koalisi Perubahan Tunggu Jawaban PKS Mengenai Anies Baswedan
Koalisi Perubahan menunggu keputusan deklarasi dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera untuk Anies Baswedan. Deklarasi dukungan bersama juga harus disegerakan untuk memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (kanan) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) pada acara Pengumuman Calon Presiden Pemilu 2024 yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat dan Partai Nasional Demokrat masih menunggu keputusan dari Partai Keadilan Sejahtera terkait deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden. Tarik-menarik kepentingan mengenai siapa yang akan mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden pun akan diserahkan kepada mantan Gubernur Jakarta tersebut.
Tim kecil koalisi dari Nasdem, PKS, dan Demokrat terus membahas perkembangan capaian.
Tim kecil Koalisi Perubahan berharap agar PKS bisa menyusul dengan mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Demokrat menyatakan sudah terang-benderang mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Deklarasi dukungan untuk capres perlu segera agar bisa memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden.
Ketiga partai politik (parpol) itu diharapkan bisa segera mendeklarasikan koalisi mereka yang selama ini disebut Koalisi Perubahan. Hal itu khususnya untuk memastikan terpenuhinya syarat pencalonan, yaitu memenuhi ambang batas parlemen 20 persen. Ketiga partai ini perlu saling mengakomodasi kepentingan agar tidak terjadi kebuntuan dalam menyusun strategi pemenangan di pemilu tahun depan.
Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Pendopo Anies Baswedan, Jakarta, Jumat (27/1/2023), Anies yang diusung sebagai calon presiden oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini menjelaskan bahwa ia bersama perwakilan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rutin berkumpul untuk membahas perkembangan capaian yang dilakukan ”tim kecil” koalisi.
”Kami tim kecil rutin berkumpul setiap minggu. Suasana pembicaraan tadi sangat solid dan kami siap bergerak bersama,” ucapnya.
Perwakilan tim kecil Koalisi Perubahan, Sudirman Said, menerangkan, agenda pembahasan yang dibicarakan adalah mengenai pencapaian dan perkembangan terkini dari usaha masing-masing partai. Salah satu poin yang dibahas adalah mengenai pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang telah mendeklarasikan dukungan terhadap pencalonan Anies sebagai capres.
Ia berharap agar PKS bisa menyusul dengan mendeklarasikan dukungan serupa. ”Kami berharap akan ada deklarasi bersama dalam waktu dekat. Kita menghormati proses internal di masing-masing partai dan semoga bisa bersama-sama mendeklarasikan diri bersama pada waktunya,” ucapnya.
Mengenai kunjungan Nasdem ke Sekretariat Bersama Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Said menjelaskan bahwa perbincangan mengenai kunjungan itu juga dikomunikasikan kepada tim kecil.
Sekretariat Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyampaikan, partainya sudah secara terang benderang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk Pemilu 2024. Harapannya, dengan dukungan yang diberikan partainya, PKS, khususnya, juga bisa segera menandatangani kesepakatan untuk mendukung pencapresan Anies Baswedan.
Percepatan deklarasi dukungan bersama juga perlu dilakukan untuk memastikan Koalisi Perubahan memenuhi persyaratan ambang patas pencalonan Presiden sebesar 20 persen dari total kursi di DPR. ”Salah satu yang penting adalah deklarasi untuk mencapai PT (presidential threshold) 20 persen. Kami berharap koalisi ini semakin solid dan bisa mennyegerakan itu,” katanya.
Mengenai masih belum adanya pernyataan dukungan resmi kepada Anies Baswedan, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman menerangkan, setiap partai memiliki mekanisme internal masing-masing mengenai keputusan dukungan pencalonan seseorang menjadi calon presiden. Soal dukungan terhadap Anies, PKS menyebut hal tersebut tergantung dari partai per partai itu sendiri.
Sohibul membantah jika partainya masih ragu dalam memberi dukungan terhadap Anies. Sebab, partainya pun rutin terlibat dalam perbincangan di Koalisi Perubahan. ”Nasdem proses internal duluan, lalu disusul oleh Demokrat, PKS masih proses di internal. Jika proses di internal sudah selesai, kami akan deklarasikan dukungan. Kami tetap dukung Pak Anies, kalau tidak, tidak mungkin PKS terlibat terus-terusan di tim ini,” katanya.
Percepatan deklarasi dukungan bersama juga perlu dilakukan untuk memastikan Koalisi Perubahan memenuhi persyaratan ambang patas pencalonan presiden.
Strategi Nasdem
Usai pertemuan ketiga partai tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Nasdem Sugeng Suparwoto menjawab kabar mundurnya Nasdem dari Koalisi Perubahan. Kabar itu terkait dengan terlihatnya Nasdem berkunjung ke sekretariat bersama Gerindra-PKB, Kamis (26/1) lalu. Ia menyebut, partainya adalah partai terbuka dan tentunya menjalin komunikasi dengan partai manapun.
“Sampai nanti akan mengkristal ke titik tertentu nanti akan terlihat keputusan seperti apa. Tidak ada gerakan mundur, semua proses adalah proses maju. Kami sangat yakin dengan Pak Anies Baswedan,” jawabnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (kanan) menyalami Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) pada acara Pengumuman Calon Presiden Pemilu 2024 yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Suparwoto sekaligus menjawab mengenai kunjungan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh ke Istana Negara, Bogor, untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Pertemuan itu disebut sebagai bentuk silahturahmi antara dua tokoh yang sudah lama tidak bertemu. “Hampir sejam beliau (Surya Paloh) berbincang dengan Pak Jokowi, ya sebagai ajang kangen-kangenan saja. Saya tidak etis memang mengorek-ngorek detil dari pembicaraan itu,” jelasnya.
Meski tidak mengetahui secara detail isi pembicaraan, Sugeng menyebut, pembahasan keduanya banyak berbicara tentang permasalahan ekonomi dan tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia di tahun 2023. Hal itu khususnya di bidang ekonomi dan sosial, termasuk mengenai pemilu yang akan digelar tahun depan.
Sugeng menilai, pertemuan kedua tokoh ini tentu juga membicarakan mengenai pemilihan calon presiden di pemilu mendatang. “Pembicaraannya intinya bagaimana membangun suasana yang kondusif untuk bangs aini menghadapi masalah ekonomi dan politik, dan juga dalam waktu dekat ada prosesi besar yaitu Pemilu. Ini membutuhkan suasana kondusif. Interpretasi saya, keduanya juga membahas soal Pilpres,” jawabnya.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam menerangkan, safari-safari politik yang dilakukan Nasdem kali ini, merupakan upaya Ketua Umumnya Surya Paloh untuk mencari peluang menang di Pilpres 2024 nanti. Apalagi, paska pencalonan Anies Baswedan, partainya mengalami serangan dari internal dan juga eksternal.
Di internal, beberapa kader Nasdem meninggalkan partai setelah pencalonan Anies. Sementara itu, di eksternal, menteri-menteri dari Nasdem sedang diterpa oleh isu reshuffle atau perombakan kabinet yang datang dari pemerintahan. Mengenai tarik-menarik kepentingan soal siapa yang pantas mendampingi Anies, Khoirul berharap Nasdem mengakomodir kepentingan dari PKS dan Demokrat agar kelangsungan koalisi ini tidak bermuara pada kebuntuan.
“Pak Surya Paloh sedang berdialektika dengan banyak orang. Nasdem sedang melihat upaya untuk double track strategy. Safari ini juga sebagai usaha nasdem untuk mendikte Koalisi Perubahan, namun sebaiknya kepentingan Demokrat-PKS harus tetap diakomodir,” jelasnya.