Kreasi Seni Modern Akan Ikut Semarakkan Satu Abad NU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf berharap warga Nahdliyin bisa mengambil barokah dari kegiatan yang diadakan NU sehingga momentum peringatan harlah satu abad NU bisa dikenang dalam waktu yang lama.
Oleh
IQBAL BASYARI, DIAN DEWI PURNAMASARI
·2 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suasana saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (tengah), Ketua Pengarah Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama Erick Thohir, pengurus NU, serta beberapa seniman saat konferensi pers Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan seniman akan memeriahkan peringatan satu abad Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Kehadiran para seniman itu menjadi bentuk kreasi budaya modern yang membawakan nilai-nilai Islam dan NU.
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur. Usia satu abad NU akan jatuh pada 16 Rajab 1444 H atau 7 Februari 2023.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengatakan, puncak peringatan harlah satu abad Nahdlatul Ulama (NU) akan disemarakkan, antara lain, oleh pertunjukan orkestra musik yang dipimpin oleh konduktor Addie MS. Sebanyak 12.000 Barisan Ansor Serbaguna NU atau Banser turut membawakan tarian koreografi dari Denny Malik.
Selain itu, ada pula pertunjukan musik dari Rhoma Irama, Slank, Maher Zain, Tohpati, Dewa Budjana, Kikan Namara, Woro Widiowati, dan Qasima. ”Baru pertama kali NU membuat acara dan dengan sengaja mendorong tampilan pergelaran seni modern dalam skala yang cukup besar semacam ini,” ujar Gus Yahya dalam Konferensi Pers Puncak Resepsi Satu Abad NU di Kantor PBNU Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Perayaan satu abad NU yang melibatkan pergelaran seni modern, lanjut Gus Yahya, menjadi bentuk inisiasi agar ke depannya nilai-nilai Islam dan NU bisa dihadirkan di tengah masyarakat melalui kendaraan ekspresi seni budaya modern. Dengan demikian, Muslim di Indonesia tidak terus-menerus menjadi pengekor, tetapi bisa menciptakan kreasi seni budaya modern yang membawakan nilai-nilai Islam.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menjelang konferensi pers Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Ia berharap warga Nahdliyin bisa mengambil barokah dari kegiatan yang diadakan oleh NU sehingga momentum peringatan harlah satu abad NU bisa dikenang dalam waktu yang lama. Bahkan, bisa menjadi cerita yang dituturkan kepada generasi-generasi berikutnya hingga abad kedua yang akan datang.
”Kita bukan hanya ingin bersenang-senang, kita bukannya ingin berhura-hura, tetapi kita ingin mengambil barokah kepada NU dengan berupaya menjadikan momentum peringatan harlah satu abad NU ini menjadi momentum yang patut dikenang dalam waktu yang lama,” kata Gus Yahya.
Denny Malik menambahkan, 12.000 Banser yang akan membawakan tari koreografi berasal dari sembilan kabupaten dengan rentang usia yang berbeda. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam melatih berbagai gerakan. Sebab, koreografi yang akan ditampilkan harus menghibur sekaligus memuat pesan persatuan dan kesatuan sebagai kekuatan bangsa.
Adapun Slank, kata Bimbim, yang merupakan pemain drum, akan mempersembahkan kado khusus pada puncak resepsi satu abad NU. Mereka akan membawakan lagu dan yel-yel satu abad NU yang baru pertama kali dibawakan pada puncak acara 7 Februari. ”Ini untuk menyemangati para ulama. Ulama bergerak dalam cinta dan damai,” katanya.
Perbarui energi
Ketua Pengarah Peringatan Satu Abad NU Erick Thohir mengatakan, NU dikenal sebagai fondasi napas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga Pancasila. Namun, sebagai organisasi yang sudah berusia 100 tahun, terkadang energinya perlu diperbarui agar bisa terus berkontribusi untuk 100 tahun mendatang.
”Energi inilah yang harus kembali didorong karena fondasi dan napasnya ada. Tetapi, energinya kadang-kadang kalau sudah 100 tahun menurun. Ini didorong lagi sesuai dengan perubahan peradaban,” katanya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Musisi Bimbim Slank saat melayani para Nahdliyin berswafoto setelah acara konferensi pers Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama, di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Menurut Erick, berbagai kegiatan menjelang harlah satu abad NU, seperti pekan olahraga dan seni, NU Woman, serta kegiatan festival kebudayaan, harus dirapatkan kembali barisannya. Jangan sampai NU tidak siap menghadapi perubahan zaman. Sebab, Islam tidak bisa ditinggalkan karena sudah menjadi bagian dari perubahan zaman yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
”Islam harus menjadi tumpuan di pergerakan keagamaan, ekonomi, kebudayaan, bahkan kehidupan sebuah bangsa,” katanya.