Deklarasikan Ganjar Jadi Bakal Capres, PSI Minta Maaf ke Megawati
PSI menyadari pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tentang partai yang menjadikan kader partai lain sebagai capres salah satunya ditujukan kepada PSI. Karena itu, PSI meminta maaf kepada Megawati.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
MARINA EKATARI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara terkait deklarasi dirinya sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dia mengucapkan terima kasih meski mengaku tidak mengetahui detail perihal deklarasi tersebut.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Solidaritas Indonesia meminta maaf kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri karena telah mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo, sebagai bakal calon presiden 2024. Dukungan terhadap Ganjar diklaim sebagai aspirasi dari rakyat. Terhadap permohonan maaf tersebut, PDI-P menerimanya.
Pada awal Oktober 2022, PSI mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal kandidat presiden. Ganjar disandingkan dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid. Mereka dinilai sebagai pasangan terbaik karena memiliki visi kebangsaan dan kebinekaan yang sama diperjuangkan oleh PSI.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, melalui akun Instagram PSI yang diunggah pada Rabu (11/1/2023), menyatakan, PSI memang masih muda, belum berpengalaman, dan masih harus banyak belajar. Sebagai partai baru, PSI belum bisa melahirkan calon presiden.
Dukungan PSI terhadap Ganjar diputuskan setelah mendengar aspirasi rakyat dan aspirasi para pendukung PSI melalui Rembuk Rakyat PSI. Dari hasil Rembuk Rakyat PSI tersebut, mereka menginginkan Ganjar sebagai calon presiden berikutnya.
”Kami paham bahwa apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dalam pidato di acara HUT (Hari Ulang Tahun) Ke-50 PDI-P ditujukan ke PSI. Untuk itu, dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, PSI meminta maaf kepada Ibu Mega,” ujar Grace.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat puncak acara HUT Ke-50 PDI-P di Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Permohonan maaf ini menyusul pernyataan Megawati dalam pidato pada peringatan HUT Ke-50 PDI-P di Jakarta International Expo, Selasa (10/1/2023). Ia mengingatkan, hendaknya parpol lain bekerja keras sesuai konteks masing-masing.
Megawati melihat ada kecenderungan parpol lain mendompleng keberhasilan kader PDI-P. ”Mbok kerja dulu, baru gegap gempita. Ini, kok, gegap gempita saja, enggak pamit-pamit, tetapi mengambil orang-orang saya. Enak saja,” katanya.
Grace melanjutkan, PSI merupakan partai muda sehingga masih awam dan naif. PSI kurang memahami mekanisme rekrutmen di PDI-P.
Kami paham bahwa apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dalam pidato di acara HUT (Hari Ulang Tahun) Ke-50 PDI-P ditujukan ke PSI. Untuk itu, dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, PSI meminta maaf kepada Ibu Mega.
Hal ini berbeda dengan PDI-P. PDI-P di bawah kepemimpinan Megawati telah banyak melahirkan pemimpin dan negarawan yang hebat. Presiden Joko Widodo menjadi salah satu contoh nyata.
”Kami yakin bahwa PDI-P akan mendukung kader-kader terbaiknya untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi, salah satu di antaranya Pak Ganjar,” ujar Grace.
Namun, siapa pun pilihan Megawati dan PDI-P nanti, PSI meyakini pilihan tersebut yang terbaik untuk Indonesia. ”Sebagai sesama partai nasionalis dan boleh disebut sebagai adik PDI-P, kami akan selalu berjuang untuk kemajuan dan keutuhan NKRI,” ucap Grace.
Mengutamakan etika
Secara terpisah, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Bambang Wuryanto mengatakan, PDI-P sudah pasti menerima permohonan maaf PSI. Apalagi, itu disadari merupakan kekhilafan PSI.
”Kan, kita kalau salah minta maaf. Namanya juga kekhilafan, masa tidak di-oke-kan. Kecuali didesain untuk mencelakakan (PDI-P), itu baru kata Gus Dur (Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur) itu pasti, walaupun dimaafkan tetapi tidak dilupakan,” kata Bambang.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Bambang Wuryanto
Bambang pun mengingatkan bahwa setiap partai harus memiliki otoritas dan mampu berdaulat. Selain itu, hubungan antarpartai juga menjadi penting untuk dijaga sebagai sebuah etika politik.
“Hari ini etika penting. Ketika semua berpikir pragmatis, etika karena tidak tertulis,suka diabaikan, unggah-ungguh diabaikan. Padahal, itu menjadi tata nilai bangsa sesungguhnya. Kalau urusan dengan PSI waktu itu, kalau mau mendeklarasikan, ya mbok minta izin. Kan, gitu,” tutur Bambang.
Menyerap aspirasi
Selain PSI, juga terdapat parpol lain yang menyebut sejumlah kader PDI-P untuk diusulkan sebagai bakal capres pada Pilpres 2024 mendatang, misalnya Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam rapat kerja nasional (rakernas), akhir Agustus 2022, nama Ganjar dan Ketua DPR Puan Maharani muncul sebagai kandidat capres yang direkomendasikan PAN.
Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menegaskan, pemunculan nama itu merupakan aspirasi dari daerah. Bagi PAN, tidak ada masalah dalam pemunculan nama kader PDI-P tersebut karena hanya sebatas aspirasi masyarakat.
Lagi pula, lanjut Viva, selain Ganjar dan Puan, PAN juga memunculkan tujuh tokoh nasional lain, seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. ”Kalau PAN, ya tetap mencalonkan kadernya sendiri, (Ketua Umum PAN) Zulkifli Hasan,” ujarnya.
Partai lainnya adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Nama Ganjar Pranowo menjadi salah satu nama yang masuk dalam penjaringan bakal capres dari PPP.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani berbicara dalam acara Kompas Talks di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan, kemunculan nama Ganjar berasal dari aspirasi masyarakat dan suara masyarakat tidak bisa diarahkan. Karena itu, seharusnya partai bersangkutan, PDI-P, tidak mempermasalahkannya.
”Lagi pula, selain baru hasil penjaringan, kami pun belum menetapkan atau mendeklarasikan siapa sosok yang akan kami ajukan ke Koalisi Indonesia Bersatu,” kata Arsul. Untuk diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu merupakan gabungan dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.
Selain Ganjar, lanjut Arsul, proses penyerapan aspirasi PPP juga memunculkan nama lain, seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Erick Thohir dan Sandiaga Uno, diklaim Arsul, menjadi nama yang paling banyak diusulkan.
Apabila pada akhirnya mendeklarasikan capres yang merupakan kader partai lain, Arsul menekankan bahwa PPP akan tetap menjaga etiket politik. Tujuannya agar tidak memunculkan cerita negatif maupun hubungan buruk antarpartai.