Puan Maharani: Capres-Cawapres Tinggal Diumumkan Megawati
Puan Maharani, figur potensial bakal capres dari PDI-P, mengaku tak "deg-degan" menanti pengumuman capres PDI-P oleh Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Urusan calon presiden disebutnya sudah ada di garis tangan.
> Kader PDI-P diminta menanti pengumuman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri soal calon presiden yang akan diusung PDI-P.
> Sebelum ada pengumuman, kader diminta tetap fokus bekerja, membantu masyarakat.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> Elemen kejutan bakal disampaikan Megawati saat peringatan HUT ke-50 PDI-P.
JAKARTA, KOMPAS - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P Megawati Soekarnoputri disebut sudah mengantongi nama bakal calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden 2024, dan tinggal mengumumkannya. Seluruh kader diminta sabar menunggu. Jika nama tersebut kelak sudah diumumkan, semua harus siap ikut instruksi untuk memenangkannya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani di sela-sela bimbingan teknis anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia dari PDI-P, di Jakarta, Senin (9/1/2023), mengatakan, waktu yang akan ditunggu-tunggu adalah sekitar 19 Oktober sampai 25 November 2023. Sebab, di periode waktu itu akan ditentukan secara definitif siapa bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari PDI-P.
Puan menegaskan, kader partai harus patuh dan siap mengikuti instruksi Megawati Soekarnoputri terkait siapa bakal capres dan bakal cawapres yang akan diusung PDI-P di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia meminta kader PDI-P untuk tak bingung dan menebak siapa calon yang akan diumumkan Megawati.
“Lurus saja, kerja, kerja, kerja di lapangan. Pada waktunya tunggu tanggal mainnya. Ibu Ketua Umum sudah punya nama di kantongnya, tinggal umumin. Jadi, enggak usah nengok kiri-kanan, enggak usah bingung,” ujar Puan.
Dalam kegiatan yang digelar untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P itu, hadir sejumlah pejabat teras DPP PDI-P, seperti Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI-P Bambang Wuryanto.
Baca juga: Menghitung Hari Pengumuman Capres PDI-P
Puan mengingatkan, sebagai kader, tugasnya adalah menjalankan instruksi partai. Karena itu, sebaiknya, seluruh kader menunggu saja instruksi partai tersebut.
“Kita itu petugas partai, tugas kita adalah memenangkan partai bukan jadi pengamat politik. Enggak perlu diamat-amatin. Ya, boleh kalau cuma ngomong di warung kopi atau di antara kita, tetapi enggak usah terpengaruh. Turun saja, turun ke lapangan, kerja, kerja. Kita ini partai besar sebesar ini. Jadi, enggak mungkin kita enggak punya kader untuk dicalonkan,” ungkap Puan.
Puan pun meminta semua kader untuk santai menunggu. Dia berkelakar, calon presiden sudah urusan garis tangan.
“Santai. Mbak Puan kok enggak deg-degan? Kenapa deg-degan, urusan calon presiden itu ada di garis tangan. 270 (juta) orang ingin jadi presiden semua, yang jadi cuma satu. Secara undang-undang dan konstitusi ada aturannya, dicalonkan oleh satu partai politik atau gabungan partai politik. PDI-P suaranya sudah cukup,” ucap Puan.
Baca juga: Adu Kuat Daya Pikat Puan dan Ganjar Menuju 2024
Puan menyebut, ada elemen kejutan saat parpolnya merayakan HUT ke-50, di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023) besok. Dia mengatakan, elemen kejutan bakal disampaikan langsung oleh Megawati.
"Ya, pastinya. Setiap ulang tahun, kan, ada surprise, tetapi namanya surprise, ya, enggak tahu. Cuma ibu ketua umum yang tahu surprise akan disampaikan," kata Puan.
Puan mengaku tidak tahu sama sekali elemen kejutan saat HUT ke-50 PDI-P karena hanya Megawati yang memahami elemen kejutan tersebut. Termasuk, dia tidak tahu soal kemungkinan elemen kejutan berupa pengumuman bakal capres atau bakal cawapres dari parpol bernomor tiga pada Pemilu 2024.
"Pidato ketua umum itu, kan, ada yang dari hati, ada yang dari pikiran, ada yang memang sudah tercatat. Kalau kemudian besok, tiba-tiba ada surprise, siapa nama bakal calon capres atau cawapres PDI-P akan disampaikan, kemungkinan bisa saja," ujar Puan.
Tahun penting
Puan menambahkan, tahun 2023 merupakan tahun penting bagi semua partai, termasuk PDI-P. Sebab, tahun 2024 akan digelar dua agenda penting yakni pemilihan legislatif (pileg) dan pilpres.
DPR, pemerintah dan penyelenggara pemilu, sudah menyepakati bahwa pemilu akan dilaksanakan pada 14 Februari dan pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 27 November 2024 mendatang. Dengan demikian, kata Puan, jika ada pihak-pihak yang berteriak agar ada penundaan pemilu maupun pilpres, itu merupakan usul yang tidak masuk akal.
"Jadi, satu setengah tahun jelang pemilu, kalau ada yang teriak tunda atau perpanjang, menurut saya itu tidak masuk akal," kata Puan.
Puan pun mengatakan, PDI-P sudah saatnya harus mempersiapkan diri menuju Pemilu 2024. Apalagi, sesuai arahan dan instruksi dari Megawati Soekarnoputri bahwa partai berlambang banteng moncong putih ini menargetkan menang pileg dan pilpres secara tiga kali berturut-turut (hattrick).
Untuk memenangkan Pemilu 2024, Puan mengajak seluruh kader maupun anggota DPRD yang hadir untuk solid dan bergotong royong. Apalagi, hal terpenting dalam memenangkan pemilu adalah turun membantu rakyat.
"Ibu Ketua Umum telah menegaskan dan menetapkan agar PDI Perjuangan menang hattrick, tiga kali menang pileg dan pilpres tahun 2024. Itulah yang akan terjadi kalau kita solid, solid, solid bergotong royong tiha pilar, yang eksekutif bisa menggunakan APBD untuk program-program kerakyatan, turun ke lapangan. Yang di legislatif pun juga seperti itu," ucap Puan.
Puan juga menyinggung soal peta politik serta hasil survei yang menunjukkan PDI-P berada di urutan puncak. Namun, bagi Puan, hasil itu bukan momen untuk para kader dan jajaran DPP hingga DPC bersenang-senang. Justru, menurutnya, hasil survei itu merupakan tantangan bagi internal partai untuk membuktikan kemenangan tiga kalu berturut-turut di Pemilu 2024.
"Tetapi itu tantangan bagi kita, bukan kemudian kita bersenang-senang, tiduran, tidak turun ke bawah, tidak bertemu dengan rakyat, bukan. Justru itu tantangan bagi kita, kita buktikan bahwa kita mampu, kita mau dan kita memperjuangkan untuk memenangkan hattrick pada tahun 2024," kata Puan.
Baca juga: Tekad Bulat PDI-P Mengejar ”Hattrick” Kemenangan Pemilu
Seusai memberikan arahan dalam bimbingan teknis anggota DPRD se-Indonesia, Puan menyampaikan permohonan maaf kepada partai politik lain karena tidak diundang dalam perayaan HUT ke-50 PDI-P pada Selasa (10/1) besok.
Puan mengatakan bahwa perjalanan PDI-P menyentuh usia ke-50 bukanlah langkah yang mudah.
Karena itu, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati memutuskan agar HUT ke-50 digelar khusus untuk internal.
“Ini karena hari ulang tahun PDI Perjuangan yang mana angka 50 itu kan susah. Baru 50 tahun lagi akan terjadi, jadi kami meminta maaf kepada seluruh ketua umum partai politik jikalau memang besok tidak berkesempatan hadir," tutur Puan.
Sandiaga dan PPP
Sementara itu, Partai Gerindra menghormati pernyataan pihak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan tidak ingin berpolemik terkait kedekatan salah satu kadernya, Sandiaga Uno, dengan partai berlambang Ka’bah tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, ia tidak mau mengomentari lebih jauh pernyataan pengurus PPP terkait kedekatan Sandiaga Uno dengan PPP karena hal itu bagian dari kebebasan berpendapat.
Terkait status keanggotaan Sandiaga Uno, Dasco belum memberikan keterangan pasti.
“Berulang kali yang bersangkutan (Sandiaga Uno) ngomong masih di Partai Gerindra. Saat ditanya di acara PPP juga katanya masih kader partai Gerindra,” ujarnya di Kompleks DPR, Jakarta, Senin (9/1/2023).
Baca juga: Hadiri Acara PPP, Sandiaga Uno Belum Pastikan Pindah Partai
Soal rencana Sandiaga menghadap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, ia mengaku tidak tahu menahu. Dasco menegaskan, tindakan Sandiaga beberapa waktu ke belakang adalah tanggung jawabnya sendiri, bukan Gerindra.
“Kalau ada kader Gerindra yang kebelet menjadi capres, itu orangnya bukan partainya. Tentang hubungan dengan PPP, selama ini kita baik-baik saja,” tambahnya.
Mengenai klaim Sandiaga Uno yang tidak diundang ke peresmian Kantor Badan Pemenangan Pemilu Gerindra, di Jakarta, Sabtu (7/1/2023), Dasco mengaku heran. Ia menyebut, Sandiaga dan pengurus inti partai pasti memperoleh informasi terkait acara partai, namun biasanya tanpa undangan resmi.
Ia tidak mau berpolemik lebih lanjut mengenai hal tersebut, dan membiarkan rakyat yang menilai sikap Sandiaga tersebut. “Untuk pengurus inti partai, kegiatan kita informasikan tidak berbentuk undangan resmi. Kalau yang mengaku tidak diundang itu dari Dewan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Anak Cabang baru wajar,” ujarnya.