Parpol Tunggu Kejutan dari PDI-P
PDI-P menjanjikan kejutan saat perayaan HUT Ke-50, Selasa mendatang. Momen perayaan HUT dinilai ideal untuk mengumumkan calon presiden.
> PPP ingin melihat terlebih dulu "lawan" sebelum memutuskan capres yang akan diusung.
> PDI-P menjanjikan kejutan saat perayaan HUT ke-50 PDI-P, Selasa mendatang.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> Kandidat yang diusung PDI-P bisa mengubah peta koalisi yang kini terbentuk atau membuat koalisi parpol mengubah strategi pemenangan.
JAKARTA, KOMPAS - Kejutan yang tengah disiapkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-50, Selasa (10/1/2023), dinantikan partai politik lain sebelum menentukan calon presiden yang akan diusung untuk Pemilihan Presiden 2024. Keputusan PDI-P terkait calon presiden dinilai bisa mengubah koalisi parpol yang kini telah terbentuk atau dapat juga membuat koalisi mengubah strategi pemenangannya.
Salah satu parpol yang menanti kejutan dari PDI-P adalah Partai Persatuan Pembangunan. Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara mengatakan, hingga kini PPP masih belum mengajukan nama calon presiden (capres) ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) karena masih menunggu keputusan parpol lain, terutama PDI-P.
”Kita lihat dulu perkembangannya (nama capres). Mungkin kita lihat setelah harlah PDI-P, tunggu tanggal 10-lah (HUT Ke-50 PDI-P),” ujarnya di Jakarta, Minggu (8/1/2023).
Menurut Amir, PPP ingin melihat lawan bertanding sebelum menentukan ”jagoan” yang akan diusung. Karena itu, pihaknya tidak terburu-buru menentukan capres ataupun calon wakil presiden (cawapres) yang akan diajukan ke dalam KIB. Namun, ia membenarkan bahwa Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P Ganjar Pranowo menjadi salah satu kandidat yang akan diajukan.
”Saya kira Pak Ganjar memang masuk dalam salah satu kandidat yang kami ajukan. Namun, masih banyak kandidat lain yang akan kami ajukan dalam rapat internal partai untuk diusulkan ke KIB,” tuturnya.
Selain PPP, ada dua partai lain yang tergabung dalam KIB, yakni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga meminta publik bersabar menunggu nama capres-cawapres dari KIB. Nama akan diumumkan di waktu yang tepat. ”Tunggu saja sesuai tanggal main,” katanya.
Adapun Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan, Demokrat terus berkomunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam membahas nama cawapres sebagai pendamping bakal capres Anies Baswedan yang diajukan Partai Nasdem. Demokrat ingin menyamakan visi agar kandidat yang diusung koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS merupakan pilihan yang diterima rakyat. ”Kami berdialog terus mengenai calon. Tidak hanya dari survei, tetapi aspirasi rakyat juga kami dengarkan,” ucapnya.
Baca juga: Prospek Setelah Sinyal Anies-AHY Muncul
Kejutan dari Megawati
Terkait akan adanya kejutan saat peringatan HUT Ke-50 PDI-P, Selasa, disampaikan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di sela-sela acara Makan Bareng 10.000 Warga DKI Jakarta, Minggu, yang digelar sebagai bagian dari peringatan HUT PDI-P.
Menurut Hasto, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri selalu menghadirkan kejutan dalam momen peringatan HUT partai ataupun rapat-rapat besar partai. Kejutan tersebut termasuk dalam pengumuman capres yang diusung PDI-P. Ia mencontohkan saat Megawati mengumumkan Joko Widodo sebagai capres PDI-P di Pilpres 2019. Jadi, bisa saja HUT PDI-P dimanfaatkan Megawati untuk mengumumkan capres PDI-P.
Yang jelas, lanjut Hasto, Megawati akan melakukan kalkulasi mendalam dan akan memilih waktu yang tepat untuk mengumumkan capres yang bakal diusung PDI-P.
Pada Sabtu (7/1/2023), Ketua Dewan Pengurus Pusat PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan, visi dan misi capres-cawapres dari PDI-P sedang diupayakan selesai dalam waktu dekat. Visi dan misi diharapkan sudah siap ketika PDI-P mendeklarasikan capres dan cawapres. Namun, ia tidak bisa memastikan soal waktu rampungnya visi dan misi ataupun deklarasi capres. Termasuk apakah pengumuman dilakukan saat perayaan HUT Ke-50 PDI-P.
Baca juga: Selubung Misteri Calon RI-1 di Pertemuan Batutulis
Peneliti pada Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai momen peringatan HUT Ke-50 PDI-P sebagai momentum yang cukup ideal bagi partai itu untuk mengumumkan capresnya. ”Kemungkinannya (pengumuman capres) bisa 70 persen mengingat ini merupakan momentum penting dalam konsolidasi partai yang telah menginjak usia emas,” katanya.
PDI-P pun dinilainya akan mendapatkan banyak keuntungan jika segera mengumumkan nama capresnya, apalagi jika disertai cawapres. Pertama, PDI-P mempunyai cukup waktu untuk membentuk koalisi parpol pengusung capres-cawapres meski PDI-P bisa mengusung tanpa harus berkoalisi. Kedua, PDI-P sudah bisa bergerak cepat menggerakkan mesin partainya untuk pemenangan Pilpres dan Pemilu 2024.
”Ketiga, calon yang diumumkan bisa memecah popularitas dari calon-calon populer yang ada sekarang,” ujarnya.
Wasisto juga menilai manuver dari PDI-P dalam pencapresan selalu dinantikan parpol lain. Sebagai parpol pemenang Pemilu 2019 dan bisa mengajukan calon tanpa koalisi, PDI-P memiliki sejumlah kader populer dan berpeluang besar memenangi Pilpres 2024. Oleh karena itu, kandidat yang diusung PDI-P bisa mengubah peta koalisi sekaligus membuat koalisi lain mengubah strategi pemenangan.
Sandiaga di Ultah PPP
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno terlihat hadir saat acara Silaturahim Akbar PPP sekaligus puncak perayaan Hari Lahir Ke-50 PPP di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Minggu. Sandiaga hadir dengan memakai sarung berwarna hijau. Padahal, sehari sebelumnya, ia tak menghadiri acara peresmian kantor Badan Pemenangan Presiden Gerindra di Jakarta.
Sekalipun sering menghadiri acara yang digelar PPP, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu tidak memberikan kepastian apakah dirinya akan berpindah partai atau maju sebagai calon presiden dari PPP. Menurut Sandiaga, hal itu masih perlu dibicarakan dengan Ketua Umum Gerinda Prabowo Subianto. ”Sesuai dengan kode etik politik dengan partai tempat saya bergabung, saya akan meminta waktu untuk berbicara, melakukan tabayun dengan Pak Prabowo,” ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Sederet Opsi Penentu Kemenangan Pilpres
Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono mengatakan, Sandiaga sengaja diundang agar bisa mendampingi kader-kader PPP supaya mampu menjadi pelaku usaha di dunia pariwisata.
”Kami berharap Pak Sandi bisa membantu mendampingi agar kader-kader PPP bisa memainkan peran dan tidak sekadar menjadi penonton di daerahnya sendiri, Kota Yogyakarta yang menjadi kota wisata dan kota budaya ini,” ujarnya.