Rabu, Pangkogabwilhan 1 Laksdya Muhammad Ali Akan Dilantik Jadi KSAL
Menurut informasi yang diperoleh ”Kompas”, Pangkogabwilhan 1 Laksdya Muhammad Ali akan dilantik menjadi KSAL oleh Presiden Jokowi, Rabu besok. Pengangkatan Ali menunjukkan regenerasi internal TNI AL berjalan baik.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA, MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
TANGKAPAN LAYAR
Presiden Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers di Pasar Pujasera, Subang, Jabar, 27 Desember 2022. Presiden antara lain menegaskan akan melantik KSAL pada Rabu (28/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Posisi Kepala Staf TNI Angkatan Laut atau KSAL yang ditinggalkan Laksamana Yudo Margono akan segera terisi. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melantik KSAL baru di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (28/12/2022). Nama Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 Laksamana Madya Muhammad Ali disebut-sebut akan ditetapkan sebagai KSAL baru.
Rencana pelantikan KSAL disampaikan langsung oleh Presiden di sela-sela peninjauan ke Pasar Pujasera, Subang, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022). ”Pelantikan KSAL insya Allah besok (Rabu). Pelantikannya besok untuk KSAL,” ujar Presiden menjawab pertanyaan wartawan tentang jadwal pelantikan KSAL.
Presiden harus menunjuk KSAL baru karena Laksamana Yudo Margono yang sebelumnya menjabat sebagai KSAL telah dilantik menjadi Panglima TNI pada 19 Desember lalu. Yudo ditetapkan sebagai Panglima TNI setelah melalui serangkaian uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat. Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1989 itu menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Presiden Joko Widodo memberikan selamat kepada Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI, Senin (17/12/2022). Presiden antara lain meminta Panglima TNI menjaga netralitas TNI jelang Pemilu 2024.
Berdasarkan informasi dari sumber Kompas di Istana Kepresidenan, posisi KSAL akan diisi oleh Pangkogabwilhan 1 Laksamana Madya Muhammad Ali. Bahkan, menurut sumber Kompas di TNI, Muhammad Ali telah dipanggil ke Istana dan tinggal menunggu proses pelantikan.
Perihal pelantikan Pangkogabwilhan 1 sebagai KSAL baru juga dibenarkan Yudo. ”Betul, besok (Rabu) dilantik pukul 09.30 di Istana,” kata Yudo saat dihubungi Selasa.
Ali adalah lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1989. Lahir 9 April 1967, ia menjadi Pangkogabwilhan 1 sejak 2 Agustus 2021. Karier awalnya di TNI AL banyak dijalani di satuan kapal selam. Ia menjadi Komandan KRI Nanggala 402 dan menjadi Komandan Satuan Kapal Selam. Karirnya sebagai perwira tinggi bisa dibilang telah melalui tour of duty yang lengkap dengan menjadi Gubernur AAL, Koorsahlia KSAL, Panglima Komando Armada 1, Asrena KSAL hingga Pangkogabwilhan 1.
Ali merupakan perwira profesional dan memiliki latar belakang penugasan di bidang operasi dan perencanaan strategis. Kedua bidang penugasan itu menjadi ciri khas TNI AL karena sebagian besar KSAL pasca-Orde Baru memiliki pengalaman penugasan di dua bidang tersebut.
Penunjukan Ali menunjukkan regenerasi internal TNI AL berjalan baik. Ini karena Ali sudah disiapkan untuk jadi pemimpin TNI AL sejak masih berpangkat perwira menengah. Proses regenerasi kepemimpinan itu juga berhasil menepis intervensi politik yang akan merusak sistem pembinaan karir TNI AL.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Siwi Sukma Adji melaksanakan serah terima jabatan tiga perwira tinggi Komando Utama AL, Rabu (17/10/2018), di Markas Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur.
”Penunjukan itu sudah sesuai kriteria dan dia (Ali) punya masa aktif yang cukup panjang sehingga kami harapkan regenerasi berjalan dengan baik dan kepemimpinan lebih panjang akan memberikan ruang dan waktu yang lebih memadai bagi KSAL yang akan dilantik untuk bekerja menyiapkan hal-hal yang menjadi peran dan fungsinya,” kata Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.
Khairul menegaskan, jabatan KSAL terkait dengan pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI AL dalam operasi laut. ”Sebenarnya bukan soal jabatan sekarang, melainkan yang dilihat adalah rekam jejaknya. Dia, misalnya, pernah jadi komandan kapal di satuan pemukul, komandan kapal selam, pernah menjadi panglima komando armada karena panglima armada itu artinya dia memimpin operasi laut,” tuturnya.
Tantangan
Khairul membeberkan beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh KSAL. Tantangan pertama adalah masih adanya celah rawan akibat keterbatasan kekuatan dan kemampuan alutsista (alat utama sistem pertahanan). ”Baik armada kapal, radar, persenjatan untuk patroli penghadangan mengingat wilayah perairan yang begitu luas,” ujarnya.
Yang dilihat adalah rekam jejaknya. Dia, misalnya, pernah jadi komandan kapal di satuan pemukul, komandan kapal selam, pernah menjadi panglima komando armada. Dan panglima armada itu artinya dia memimpin operasi laut.
Tantangan kedua terkait masih minimnya efek deterrent yang mencegah musuh melakukan tindakan sebelum dimulai. Kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) juga belum tercapai melalui upaya peremajaan alutsista TNI AL. ”Karena target MEF belum tercapai, maka efek deterrent jadi berkurang,” kata Khairul.
Tantangan lainnya adalah masih adanya tumpang tindih kewenangan terutama dalam hal penegakan hukum dan keamanan di laut. Hal ini terjadi akibat belum selarasnya payung hukum antarlembaga, termasuk antara hukum nasional dan hukum internasional. Selain itu, terdapat tantangan terkait upaya peningkatan kompetensi SDM dalam menghadapi ragam ancaman militer hingga bentuk peperangan di masa depan.
Selain beragam tantangan tersebut, KSAL juga menghadapi beberapa ancaman seperti ancaman klaim pendudukan pulau oleh negara lain. Kemudian, soal pemanfaatan ruang laut secara ilegal oleh pihak asing, baik negara maupun korporasi. Ancaman lainnya adalah pengoperasian perangkat pemantauan di bawah permukaan laut seperti drone. Kejahatan di laut juga masih terjadi seperti upaya penyelundupan narkoba melalui laut.
”PR berkelanjutan yang memang itu harus diteruskan, harus dijalankan terus agendanya. Bukan PR sekali jadi selesai. Pulau kita banyak, potensinya selalu ada pengelolaan ruang laut secara ilegal, karena semua harus dijaga,” kata Khairul.
ASIP TNI AL 06-12-2011
Kru kapal selam KRI Cakra beristirahat di atas kapal selam usai latihan di Situbondo, beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, juga menyebut beberapa tantangan KSAL ke depan, seperti peremajaan Alutsista TNI AL, pembangunan kesatuan tempur, peningkatan kemampuan prajurit di era digitalisasi, serta kesejahteraan prajurit dan keluarganya. ”Itu semua hal yang wajib jadi perhatian KSAL ke depan,” kata Dave.
Terkait sosok yang dilantik Presiden menjadi KSAL, Dave yakin bahwa tentunya Presiden telah menghitung berbagai macam hal sebelum membuat putusan tersebut.