“Saya itu enggak ngerti apa-apa masalah ini. Ini 100 persen urusannya KPU. KPU itu independen. Jadi enggak bisa kita ikut-ikutan, mengintervensi apalagi,” ujar Presiden Jokowi soal verifikasi parpol calon peserta pemilu.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pada saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun ke-16 Partai Hanura, Rabu (21/12/2022), Presiden Joko Widodo sempat ”curhat” soal banyaknya tudingan ke Istana di tengah tahapan Pemilu 2024. Dalam kesempatan itu, Presiden menepis tudingan mengenai dugaan intervensi Istana di tengah verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024.
”Saya itu enggak ngerti apa-apa masalah ini. Ini 100 persen urusannya KPU. KPU itu independen. Jadi enggak bisa kita ikut-ikutan, mengintervensi apalagi,” tutur Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di HUT ke-16 Partai Hanura di Jakarta.
Presiden bahkan berseloroh mengenai kemungkinan tudingan ke Istana jika adanya partai yang gagal berkoalisi atau ada calon yang tidak diusung parpol. ”Nanti kalau ada yang gagal koalisi, yang dituduh Istana lagi. Padahal kita itu enggak ngerti koalisi antarpartai, antarketua partai yang ketemu, tapi yang paling enak itu memang mengambinghitamkan, menuduh Presiden, Istana, Jokowi, paling enak itu, paling mudah dan paling enak,” ujarnya.
Dia juga mengajak semua pihak berpikir dengan akal sehat. Di sisi lain, Presiden juga berseloroh bahwa paling enak koalisi dengan Partai Hanura. ”Enggak tengok kanan, enggak tengok kiri. Saya buktinya, dari 2014, 2019, enggak pernah meleng ke mana-mana Partai Hanura. Konsistensi itu yang penting dalam membangun negara ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga menyampaikan pesan agar Hanura terus berkontribusi agar Pemilu 2024 benar-benar berjalan damai dan semakin berkualitas. ”Tidak ada lagi nanti politisasi agama, tidak ada lagi politik SARA, tidak ada lagi politik identitas. Enggak ada karena kita semuanya ingin Pemilu 2024 itu berkualitas,” tutur Presiden yang hadir bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Pemilu 2024 juga diharapkan tidak menimbulkan ketegangan, kekhawatiran, dan suasana panas. Justru, pemilu semestinya bisa menjadi pesta demokrasi dan disambut riang gembira.
”Namanya pesta demokrasi, kan, mestinya senang kita. Ini momen lima tahunan, mestinya dirayakan dengan semangat sportivitas, menjadi sebuah pertandingan politik yang sportif, sehat, dan para pemainnya menunjukkan permainan terbaik, dengan adu gagasan, dengan adu ide, dan rakyat tinggal memilih siapa yang ingin dipilih,” paparnya.
Suhu politik bisa saja menghangat. Namun, kata Presiden, semua pihak perlu menjaga kondisi politik tetap sejuk dengan menghindari ujaran kebencian, kabar bohong, fitnah, saling hujat. Stabilitas politik, lanjut Presiden, sangat diperlukan dalam pembangunan negara, apalagi situasi dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja. Karena itu, situasi politik yang panas tidak akan menguntungkan Indonesia yang perlu menjaga pertumbuhan ekonominya.
Kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa perlu dijaga bersama-sama. Dengan demikian, berbagai tantangan berat bisa diatasi. ”Kita butuh kedewasaan dalam berpolitik dan berdemokrasi. Kita harus bergotong royong di antara seluruh elemen bangsa agar bisa maju dan bertransformasi menjadi negara maju Indonesia,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi meyakini kader Partai Hanura memiliki semangat tinggi seperti gelegar yel-yel yang dikomandoi Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang. Dalam pidatonya, selain mengucapkan selamat ulang tahun untuk Partai Hanura, Presiden Jokowi juga menyampaikan selamat atas lolosnya Partai Hanura sebagai peserta Pemilu 2024.
Oesman sempat menyebutkan pentingnya rekrutmen kader-kader yang berkualitas. Sebab, hal ini akan menentukan kabinet yang akan dipilih. ”Kabinet yang akan datang, siapa yang kita pilih? Itu tunggu Pak Jokowi. Kita dari awal dukung Pak Jokowi, sampai yang kedua tetap dukung Pak Jokowi, dan sampai akhir tetap keputusan ada di tangan Pak Jokowi,” tutur Oesman.
Dia juga sekaligus mengatakan Partai Hanura belum mendukung siapa pun sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. ”Saya belum pernah mendukung siapa pun, apalagi Anies Baswedan. Itu soalnya dibikin di medsos-medsos. Gila, pidato saya bisa dipelintir-pelintir. Saya, kan, temannya Pak Anies, tapi itu enggakboleh dilakukan,” ujarnya.
Ke depan, Oesman juga mengingatkan kader Partai Hanura untuk mengikuti 5S: strategi, struktur, skill, sistem, speed & target. Ini berarti struktur organisasi sedikit saja, tetapi menggigit. Semua kader juga tak boleh berbohong, tetapi harus memiliki keterampilan yang bisa dibuktikan untuk mampu duduk dalam struktur.
Selain itu, Oesman mengingatkan, pengurus cabang dan anak cabang adalah yang paling penting dalam mengawal kemenangan partai. Karena itu, penghargaan harus diberikan kepada para kader di daerah. DPP Partai Hanura juga semestinya melayani pengurus daerah.
”Kalau seluruhnya berjalan di dalam sistem, maka Partai Hanura akan sampai pada puncak kejayaannya di 2024,” ucapnya.
Dalam pidatonya, Oesman juga menyampaikan tujuh butir perintah harian, di antaranya konsolidasi partai, penyerapan setiap aspirasi masyarakat, komitmen aspirasi politik Partai Hanura, kehadiran tokoh daerah yang berkualitas, dan penggalangan pada komunitas milenial.
Dalam acara ini, Oesman juga memperkenalkan politisi Prof Bachtiar Aly yang pindah ke Partai Hanura. Sebelumnya Bachtiar menjadi anggota DPR 2014-2019 dari Partai Nasdem.
Dalam laporan Ketua Panitia HUT Ke-16 Partai Hanura Benny Ramdhani disampaikan bahwa acara ini dihadiri jajaran DPP Partai Hanura periode 2019-2024, ketua DPD dari 34 provinsi, pengurus DPC dari 514 kabupaten/kota, 809 anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota hasil Pemilu 2019, serta pengurus kecamatan dari Banten, DKI, dan Jawa Barat. Peserta yang hadir di dalam ruangan acara mencapai 3.200 orang, sedangkan 3.300 lainnya mengikuti dari luar ruangan.