Bawa Pembaruan di Tubuh NU, Gus Dur Jadi Inspirasi Warga Nahdliyin
Gus Dur menawarkan gagasan masa depan NU dan Islam yang lebih rasional dibandingkan tawaran-tawaran lain yang cenderung radikal, fundamentalis, dan ekstremis.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
YOUTUBE TV NU
Suasana peringatan haul ke-13 Gus Dur di Jakarta, Sabtu (17/12/2022) malam. Acara bertajuk Gus Dur dan Pembaharuan NU dihadiri antara lain Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah; Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid dianggap sebagai sosok yang mampu mengubah pola pikir warga Nahdliyin. Kepemimpinan pria yang akrab dipanggil Gus Dur itu telah membawa NU menjadi lebih konstruktif dan tidak hanya memikirkan warga Nahdliyin saja, tetapi juga seluruh umat manusia.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengatakan, Gus Dur adalah tokoh yang kompleks. Selain kiai yang menjadi politikus, Gus Dur juga seorang intelektual, budayawan, termasuk komentator sepak bola. Dalam tradisi NU, tokoh-tokoh besar dengan warisan yang kompleks, beragam, dan berskala peradaban diyakini sebagai waliyullah atau kekasih Allah.
”Waktu saya remaja, rasanya sulit mencari kiai yang bukan waliyullah. Sekarang di zaman ini sulit mencari kiai yang waliyullah. Saya pribadi yakin bahwa Gus Dur adalah waliyullah,” ujarnya saat peringatan haul ke-13 Gus Dur di Jakarta, Sabtu (17/12/2022) malam.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 petang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Kepulangan tokoh bangsa itu menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari itu dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
YOUTUBE TV NU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholis Staquf memberikan tausiyah saat peringatan haul ke-13 Gus Dur di Jakarta, Sabtu (17/12/2022) malam. Acara bertajuk Gus Dur dan Pembaharuan NU dihadiri antara lain Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah; Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.
Peringatan haul ke-13 Gus Dur yang bertajuk ”Gus Dur dan Pembaharuan NU” itu juga dihadiri Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah; Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.
Gus Yahya menuturkan, ada dua alasan yang membuatnya yakin bahwa Gus Dur adalah waliyullah. Pertama, dari alasan pribadi, yakni pernah menyebutnya sebagai wali ke-10. Apalagi, saat ini, peziarah seusai mendatangi makam Wali Songo juga melanjutkannya ke makam Gus Dur.
Adapun alasan sosiologis karena Gus Dur mampu mentransformasikan hampir secara keseluruhan warga NU. Presiden Ke-4 RI itu berkutat dengan sangat keras untuk membongkar berbagai macam pola pikir lama dan model-model institusional ataupun aktivisme yang lama di NU. Pola pikir lama tersebut diyakini tidak akan membawa atau mendorong NU kepada perkembangan yang lebih konstruktif di masa depan.
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sajadah milik almarhum Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid yang telah dibingkai kayu dipajang di musala di kompleks Omah Petroek, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (31/3/2021). Sajadah tersebut diberikan oleh Sinta Nuriyah Wahid, istri Abdurrahman Wahid.
"Saya sendiri saya berubah dan menjadi percaya kepada Gus Dur karena secara rasional dan objektif saya melihat tawaran Gus Dur tentang masa depan NU, khususnya dan masa depan Islam, lebih masuk akal daripada tawaran-tawaran lain yang cenderung radikal, fundamentalis, dan ekstremis," tutur Gus Yahya.
Gus Dur hadir pada generasi 1970 hingga 1980-an dengan berbagai tekanan kultural, politik, dan ekonomi. Di Indonesia, Gus Dur berada di konteks orde baru dan situasi global yang berhadapan dengan tekanan dari Barat.
"Tetapi Gus Dur memberi tawaran baru, yaitu tidak ada cara yang lebih baik untuk menolong nasib Islam ini selain dengan cara menolong kemanusiaan seluruhnya," katanya.
Gus Dur membawa pembaharuan NU dari segi wawasan. Orang-orang NU yang selama ini mengurusi dirinya sendiri berubah menjadi mengurusi orang banyak. Tujuan NU hidup untuk kepentingan bangsa
Menurut Gus Mus, Gus Dur merupakan pembaharu di NU setelah KH Mahfudh Siddiq (1937-1944). Di era itu, NU memiliki dua lembaga penerbitan yakni Berita NU dan Suara NU. Mahfudh juga membuat gerakan ekonomi bagi warga Nahdliyin.
Setelah empat dekade berlalu, Gus Dur yang menjadi ketum PBNU pada 1984-1999 muncul. Gus Dur menginisiasi perkumpulan pecinta NU yang tidak hanya memikirkan warga NU, tetapi juga seluruh umat. Pada masa kepemimpinan Gus Dur, NU memiliki khittah untuk semua umat manusia.
"Gus Dur membawa pembaharuan NU dari segi wawasan. Orang-orang NU yang selama ini mengurusi dirinya sendiri berubah menjadi mengurusi orang banyak. Tujuan NU hidup untuk kepentingan bangsa," tutur Gus Mus.
Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus memberikan tausiyah saat peringatan haul ke-13 Gus Dur di Jakarta, Sabtu (17/12/2022) malam. Acara bertajuk Gus Dur dan Pembaharuan NU dihadiri antara lain Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholis Staquf, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah; Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.
Putri Gus Dur, Alissa Wahid, mengatakan, ayahnya adalah sosok yang multidimensi. Gus Dur dinilai sebagai sosok yang humoris, pemikir, pembela hak-hak minoritas, pejuang demokrasi, negawaran, hingga komentator sepak bola. Sekalipun sudah meninggal 13 tahun silam, nama, perjuangan, dan jejak lakunya masih menjadi bahan inspirasi dan keteladanan.