Yudo Perlu Fokus Membangun Prajurit TNI yang Sejahtera dan Disiplin
Laksamana Yudo Margono punya pekerjaan rumah membangun SDM TNI di tengah tantangan tahun politik dan ancaman dinamika geopolitik.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Calon panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pemangku kepentingan mengapresiasi sikap calon panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang berjanji untuk fokus pada pengembangan sumber daya manusia TNI dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR. Ada sejumlah isu yang perlu menjadi fokus Yudo untuk membangun prajurit TNI yang lebih sejahtera dan disiplin.
Iis Gindarsah, Koordinator Lab 45, Sabtu (3/12/2022), mengatakan, dengan masa jabatan lebih kurang 330 hari, Laksamana Yudo Margono hendaknya berkonsentrasi pada sejumlah isu utama terkait sumber daya manusia di lingkungan TNI. Pertama, peningkatan kesejahteraan prajurit TNI beserta keluarganya. Kedua, menegakkan disiplin internal melalui pembinaan doktrinal, terutama di wilayah perbatasan dan daerah rawan konflik. Menurut Iis, penegakan disiplin internal itu terkait dengan pembinaan mental prajurit. Selain itu, perilaku prajurit yang disiplin juga perlu mendapat perhatian.
Sebelumnya, dalam keterangannya seusai uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon panglima TNI di Komisi I DPR, Jumat (2/12/2022), Yudo Margono menjelaskan, peningkatan kualitas personel jadi prioritas utama dirinya apabila resmi menjabat sebagai panglima.
”Yang pertama pasti peningkatan kualitas sumber daya manusia. Komisi I banyak mendorong untuk kesejahteraan prajurit. Selain itu, ada isu Aceh, Papua, Laut China Selatan, dan modernisasi alutsista. Ini akan menjadi referensi untuk tugas saya ke depan,” ucap Yudo.
Dalam rapat uji kelayakan, dua poin evaluasi yang banyak dibahas adalah persoalan peningkatan uang lauk-pauk prajurit dan peningkatan kualitas hidup personel, seperti penyediaan rumah dinas. Namun, kedua hal ini tidak serta-merta dapat dilakukan secara tiba-tiba karena adanya keterbatasan anggaran.
Suasana rumah susun prajurit TNI AD di Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (6/9/2022). Terdapat lima menara dalam kompleks rumah susun prajurit TNI AD ini.
Kemampuan operasi
Selain soal kesejahteraan, profesionalisme sumber daya manusia (SDM) TNI juga perlu menjadi agenda prioritas Yudo. Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan operasi, diperlukan peningkatan kapasitas SDM TNI melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan, termasuk latihan militer bersama baik secara bilateral maupun multilateral. ”Latihan perlu reguler dan konsisten," kata Beni.
Ia mengatakan, program seperti Garuda Shield, Malindo Exercise, Cobra Gold, dan lainnya adalah contoh latihan bersama yang harus tetap melibatkan personel TNI secara konsisten. Secara bilateral ada International Military Education and Training (IMET) dengan Amerika Serikat yang bisa lebih ditingkatkan dengan mengirimkan taruna Akademi Militer di beberapa sekolah militer AS, seperti West Point dan US Naval Academy.
Secara umum, menurut Beni, jika terpilih menjadi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono sebenarnya cukup meneruskan apa yang sedang berjalan terkait pembinaan dan persiapan operasional ketiga matra sehingga TNI lebih fokus pada tugas pokok dan fungsinya, yakni menghadapi ancaman dari luar.
Iis juga menggarisbawahi soal operasi. Ia melihat Yudo perlu memperbarui aturan pelibatan terutama terkait operasi militer selain perang. ”Kesejahteraan, disiplin, dan aturan pelibatan krusial mengingat perkembangan lingkungan strategis setelah pandemi di Asia Pasifik dan 2023 adalah tahun politik bagi Indonesia,” kata Iis.