Melayani Kesehatan Masyarakat di Kapal Perang
KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 merupakan kapal bantu rumah sakit yang fasilitas kesehatannya paling lengkap di antara KRI yang dimiliki TNI AL lainnya. Kapal ini bisa menampung 250 pasien.
Ratusan masyarakat antusias mendatangi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Wahidin Sudirohusodo-991 yang bersandar di Pelabuhan Trikora, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis (24/11/2022). Mereka berduyun-duyun untuk mendapatkan layanan kesehatan seperti pengobatan umum, sunatan massal, gigi, dan pelayanan spesialis seperti penyakit dalam, jantung, kulit dan kelamin, paru, serta layanan lainnya.
Dalam pelayanan kesehatan ini, ada tiga pasien yang melahirkan melalui operasi sesar. Ketiga anak tersebut diberikan nama Wahidin Bhaskara, Navy Suryawati, dan Navy Jalaswari oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sesuai permintaan orangtuanya.
Rini Muriyawati (32) bersama dengan suaminya pun terlihat berbinar-binar melihat puteri ketiganya lahir. Mereka sangat terbantu karena semua layanan diberikan secara gratis.
Suka cita juga dirasakan oleh Zulkarnaen (28). Ia merasa puas karena semua layanan kesehatan diberikan dalam program Surya Bhaskara Jaya (SBJ) yang diselenggarakan TNI Angkatan Laut. Ia sangat terbantu karena anaknya memperoleh layanan sunatan. SBJ merupakan salah satu acara dalam rangkaian kegiatan Sail Tidore 2022 yang diselenggarakan di Kota Tidore Kepulauan.
Baca juga: TNI AL Berangkatkan Dua Kapal Rumah Sakit ke Maluku Utara
Menurut Zulkarnaen, masyarakat Tidore sangat terbantu dengan program ini karena belum semua layanan kesehatan bisa dipenuhi oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tidore Kepulauan. Fasilitas di rumah sakit tersebut belum lengkap, sehingga harus menyeberang sekitar 10 menit ke Ternate untuk beberapa penyakit.
Komandan Satuan Tugas Surya Bhaskara Jaya Kolonel Mar Budi Santosa menjelaskan, SBJ merupakan kegiatan bakti TNI AL yang di dalamnya ada beberapa karya bakti dengan dua sasaran yakni fisik dan non fisik. Fisik misalnya renovasi tempat ibadah dan fasilitas umum, sedangkan nonfisik berupa penyuluhan.
Selain itu, ada kegiatan karya bakti kesehatan yang dilaksanakan di KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991. Kegiatan ini kolaborasi TNI AL dengan Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan dan RSUD Kota Tidore Kepulauan.
Wakil Komandan Satgas Surya Bhaskara Jaya Kolonel Laut (K) Rudi P Napitupulu menambahkan, pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui program SBJ dilaksanakan di dermaga berupa pengobatan umum dan di KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 berupa sunatan massal, pelayanan gigi, donor darah, penyakit dalam, jantung, kulit, hingga dokter jiwa.
Baca Juga: Menhan Resmikan KRI Dokter Wahidin Sudirohoesodo
Pasien yang membutuhkan tindakan sebelumnya telah dilakukan tes skrining di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tidore Kepulauan. Beberapa layanan ini, di antaranya bedah umum, bibir sumbing, bedah plastik, operasi katarak, hingga operasi sesar.
Masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan hanya perlu mendaftar untuk diskrining di RSUD Kota Tidore Kepulauan kemudian dikirim ke KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991. Pasien perlu menginap satu hari sebelum menjalani tindakan operasi.
Semua layanan kesehatan yang diberikan gratis dan tidak dibatasi asal daerah. TNI AL melayani semua masyarakat yang datang dan tidak dibatasi jumlahnya. Layanan kesehatan diberikan mulai 24 November hingga 26 November.
Layanan yang diberikan TNI AL dapat maksimal karena ditunjang dengan fasilitas KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 yang merupakan kapal bantu rumah sakit.
Fasilitas KRI
Layanan yang diberikan TNI AL dapat maksimal karena ditunjang dengan fasilitas KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 yang merupakan kapal bantu rumah sakit. Kapal buatan PT PAL Indonesia yang baru diserahterimakan ke TNI AL pada Januari 2022 ini merupakan kapal bantu rumah sakit yang fasilitas kesehatannya paling lengkap di antara KRI yang dimiliki TNI AL lainnya. Kapal ini setara dengan rumah sakit tipe C atau rumah sakit yang memberikan pelayanan dokter spesialis terbatas.
Baca Juga: Sail Tidore Ditargetkan Tarik 30.000-50.000 Pengunjung
Komandan KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 Letkol Laut (P) Anang Setioko menjelaskan, kapal ini memiliki fasilitas dan personel yang lebih lengkap daripada KRI dr Soeharso-990 yang juga merupakan kapal bantu rumah sakit. KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 sudah ada departemen dan personel kesehatan di kapal.
KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 cukup luas, sehingga masyarakat tidak perlu berdesak-desakan untuk mendapatkan layanan kesehatan. Mereka juga tampak nyaman menerima tindakan di ruang perawatan. Kapal dengan panjang 124 meter ini dilengkapi dengan dua unit Landing Craft Vehicle and Personnel atau sekoci pendarat amfibi, dua unit kapal ambulans, dan satu kapal penyelamat.
Mereka memiliki 656 personel dengan fasilitas kesehatan klinik THT (telinga, hidung, dan tenggorok), bedah, mata, kandungan, saraf, jiwa, dan kulit, penyakit dalam, gigi, pelayanan kesehatan ibu dan anak – Keluarga Berencana (KIA-KB), perawatan, medis, isolasi, operasi, mayat. Selain itu, terdapat ruang Unit Gawat Darurat (UGD), ICU (Intensive Care Unit), HCU (High Care Unit) bayi, bersalin, apotek, gas medis, Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD), laboratorium, panoramic, CT-Scan, dan X-Ray.
Operasi yang dilayani yakni operasi perut, pengangkatan rahim, rongga mulut, amandel, usus buntu, sesar, katarak, saraf dan otak, kelenjar tiroid, hernia, pembuluh darah, tulang, minor, dan khitan.
“Untuk fasilitas ksehatan ada dua UGD. Ini untuk evakuasi medis udara berada di dek tiga. Begitu kita pakai helikopter membawa pasien, kita langsung ke UGD-nya di dek tiga. Kalau yang dari laut, kita ada UGD di dek utama ini. Masuk UGD nanti langsung penanganan semua terfokus di dek tiga,” jelas Anang.
Di UGD terdapat ruang tindak lanjut hingga operasi. Ada lima ruang operasi untuk operasi minor maupun besar. Kapal ini bisa menampung 250 pasien.
KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 pada masa perang digunakan untuk korban perang, baik teman maupun musuh.
Anang mengungkapkan, KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 pada masa perang digunakan untuk korban perang, baik teman maupun musuh. Namun, di masa damai difungsikan untuk mendukung pelayanan medis ketika ada bencana maupun bakti kesehatan di pulau terluar dan perbatasan.
“Jadi wilayah-wilayah yang tidak terjangkau atau di situ tidak ada fasilitas kesehatan, baik rumah sakit atau balai kesehatan, kita bisa menjangkau ke sana. Kita bisa bergerak ke sana bila dibutuhkan,” kata Anang.
Sebelum terlibat dalam rangkaian kegiatan Sail Tidore 2022, KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 melakukan bakti kesehatan di Sorong, Papua Barat; dukungan panti kesehatan untuk Presiden Joko Widodo ketika melakukan kunjungan kerja di wilayah Maluku Utara; Pameran pertahanan Indo Defence; hingga mendukung kegiatan G20 di Bali.
Masyarakat terbantu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Abdul Majid Dano M Nur bersyukur dengan hadirnya program Surya Bhaskara Jaya yang sangat membantu masyarakat Tidore. Sebanyak 578 pasien terlayani kesehatannya. Mereka sangat antusias, bahkan yang datang tidak hanya dari Tidore. Beberapa orang yang datang juga dari luar Maluku Utara.
Ia mengakui, fasilitas kesehatan di Tidore masih minim yakni hanya memiliki satu rumah sakit. Beberapa pasien yang tidak bisa ditangani harus dirujuk ke RSUD Dr H Chasan Boesoire Ternate yang levelnya lebih atas karena kurangnya peralatan dan tenaga di RSUD Kota Tidore Kepulauan.
“Dampaknya kami sangat rasakan karena selama ini masyarakat kita yang mungkin keterbatasan anggaran untuk melakukan kegiatan-kegiatan sifatnya spesialistik, hari ini mereka memanfaatkan ruang ini secara gratis,” tutur Majid. Ia berharap, kegiatan layanan kesehatan seperti yang dilakukan oleh TNI AL ini dapat dilaksanakan tiga bulan sekali.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengungkapkan, TNI AL mempunyai kegiatan tahunan. Surya Bhaskara Jaya digelar pada kegiatan rutin dan tahunan, serta dalam rangkaian Sail Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah daerah yang ingin kegiatan bakti kesehatan diadakan di daerahnya dapat berkoordinasi dengan Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut.
“Apabila daerah-daerah yang membutuhkan memang perlu mendapat pengobatan ataupun bakti sosial, bakti kesehatan, bisa nanti akan diprogramkan karena kita punya program tahunan namanya Surya Bhaskara Jaya, kecuali dalam hal yang prioritas ataupun emergency ini bisa juga kita kirim kapal rumah sakit,” kata Yudo.
Ia mengungkapkan, saat ini TNI AL memiliki tiga kapal bantu rumah sakit. Selain KRI dr Soeharso-990 dan KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991, TNI AL juga memiliki KRI dr Radjiman Wedyodiningrat–992. Mereka bersiap di Sorong, Surabaya (Jawa Timur), dan Tanjung Uban (Kepulauan Riau).
Ketiganya bisa bergerak ketika dibutuhkan, apalagi dalam situasi bencana seperti tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Pada penanganan Covid-19, TNI AL juga memberikan dukungan ketika masyarakat membutuhkan oksigen. “Hal-hal yang emergency yang bisa didarati oleh KRI tentunya akan kita dukung,” tutup Yudo.