Ganjar Unggul Lagi di Musra, Hasil Dikomunikasikan ke PDI-P
Setelah unggul sebagai bakal capres di Musyawarah Rakyat yang digelar di Batam, Ganjar Pranowo kembali unggul di Musra Makassar. Panitia Musra akan mengomunikasikan hasil tujuh Musra ke PDI-P.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali unggul dalam Musyawarah Rakyat atau Musra yang digelar sukarelawan pendukung Joko Widodo untuk mencari figur potensial calon presiden yang bisa meneruskan program Jokowi. Musra akan terus digelar di daerah lain. Safari politik panitia musra ke partai politik pun akan berlanjut. Kali ini, mereka berencana menemui elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P.
Penanggung Jawab Musra Budi Arie Setiadi mengatakan, Ganjar Pranowo yang juga kader PDI-P meraih suara terbanyak untuk menjadi calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dalam Musra II di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/11/2022).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Jadi, yang menempati posisi pertama capres, yaitu Ganjar Pranowo dengan jumlah 2.627 pemilih atau 26,59 persen. Kedua, (Ketua Umum Partai Gerindra) Prabowo Subianto dengan 1.741 atau 17,62 persen. Ketiga, (Ketua Umum Partai Golkar) Airlangga Hartarto dengan 1.546 atau 15.65 persen,” kata Budi dalam konferensi pers penyampaian hasil Musra, di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Selain di Musra II, pilihan pada Ganjar juga menonjol saat Musra VII di Serang, Banten, Minggu (20/11/2022). Bedanya, Ganjar tidak menduduki peringkat pertama, melainkan peringkat kedua dengan raihan suara 456 atau 16,36 persen. Di posisi pertama, ada Airlangga Hartarto dengan 515 pemilih atau 16,36 persen. Sementara itu, peringkat ketiga ditempati Prabowo Subianto dengan raihan suara 441 atau 15,82 persen.
Sebelumnya, pada Musra V di Batam, Kepulauan Riau, 5 November 2022, Ganjar juga meraih suara terbanyak. Kader PDI-P itu meraih 322 suara atau 30,21 persen dari 1.066 peserta.
Sepanjang tujuh penyelenggaraan, Budi mengatakan, jumlah peserta Musra di Makassar merupakan terbanyak. Dia mengklaim, Musra di Makassar dihadiri oleh 9.881 orang, sedangkan Musra di Serang dihadiri 2.787 orang.
Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Andi Gani Nena Wea mengatakan, hasil Musra akan kembali dikomunikasikan dengan partai politik. Sebelumnya, sukarelawan Jokowi telah menemui Airlangga dan jajaran Partai Golkar pada 7 November 2022. Tiga hari setelahnya, sukarelawan menemui Prabowo Subianto. Safari partai politik itu akan berlanjut ke PDI-P pada pekan depan di kantor DPP partai, Menteng, Jakarta.
Andi menambahkan, pembahasan dengan PDI-P nantinya akan akan sama seperti pertemuan dengan partai-partai politik sebelumnya. Namun, sukarelawan nantinya tidak akan bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Kami kira cukup dengan (menemui) Pak Sekretaris Jenderal dan jajaran DPP PDI-P, dengan Mas Hasto (Kristiyanto) dan ketua DPP. Secara personal kami berhubungan dengan beberapa teman-teman PDI-P, saling cerita, jadi tidak ada masalah sama sekali ke PDI-P,” tutur Andi.
Ketua Panitia Nasional Musra Panel Barus mengatakan, musra akan terus dilanjutkan di daerah lain. Musra akan digelar di Mamuju, Sulawesi Barat, 3 Desember 2022. Keesokan harinya digelar di Gorontalo. Selanjutnya, Musra akan dilaksanakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 17 Desember 2022. Bahkan, panitia Musra berencana menggelarnya pula di luar negeri, persisnya di Hong Kong untuk menyerap WNI yang tinggal di sana. Musra di Hong Kong akan digelar pada Minggu (27/11/2022). Acara tersebut akan dilakukan secara hibrida.
Kekuatan sukarelawan
Peneliti di Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan, kelompok sukarelawan memang tidak memiliki hak konstitusional untuk mengusung capres-cawapres. Meski demikian, bukan tidak mungkin kelompok sukarelawan ini mampu menekan parpol agar mengusung capres-cawapres sesuai usulan sukarelawan yang berangkat dari keinginan publik.
Terlebih sukarelawan memiliki militansi di akar rumput. Jika parpol menominasikan figur capres yang diajukan sukarelawan, peluang figur itu memperoleh kemenangan lebih besar. Parpol sekaligus berpotensi meraup suara jika sukarelawan turut mempromosikan parpol yang mengusung capres tersebut. ”Jadi, ada peluang menominasikan capres-cawapres dari bawah dengan barter politik. Artinya, kelompok sukarelawan menawarkan suara dari akar rumput untuk koalisi parpol nantinya, tetapi dengan syarat parpol itu mau menominasikan calon yang mereka usung,” ujar Wasisto.