Presiden: Jaga Situasi Politik Tetap Adem
Di sela-sela Munas Hipmi, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo menunjukkan keakraban. Partai Golkar, Gerindra, dan PKB berkukuh mengajukan ketua umumnya sebagai capres.
> Kondusivitas politik penting di tengah situasi perekonomian yang tak menentu. Apalagi ada ancaman krisis ekonomi.
> Momen keakraban Puan Maharani dan Ganjar Pranowo berulangkali terlihat di sela-sela gelaran Munas Hipmi
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> Gerindra dan PKB belum berunding memutuskan capres yang akan diusung
SURAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo meminta para elite politik menjaga stabilitas politik menjelang Pemilu 2024. Pasalnya, kondisi perekonomian dunia sedang tak menentu. Persoalan tersebut bakal semakin sulit dihadapi jika stabilitas politik tidak terjaga. Hendaknya kontestasi politik yang berlangsung mengedepankan politik gagasan, bukan yang berpotensi memecah belah rakyat.
Hal itu disampaikan oleh Presiden dalam pidatonya saat membuka Musyawarah Nasional Ke-17 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022). Dalam kesempatan itu, turut hadir sejumlah pejabat tinggi negara, seperti menteri dan kepala daerah.
Para menteri terdiri dari Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki. Selain itu, hadir pula Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti. Adapun kepala daerah yang hadir adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
”Dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita semua harus menjaga agar kondusivitas dan situasi politik itu tetap adem. Kalau bisa. Kalau enggak bisa, paling banter anget saja, tetapi jangan panas,” kata Presiden.
Kondusivitas politik penting di tengah situasi perekonomian yang tak menentu. Apalagi ada ancaman krisis ekonomi.
Kondusivitas politik itu, lanjut Presiden, mampu terjaga jika para elite politik tak memanfaatkan isu-isu yang berpotensi memecah belah rakyat. ”Lakukan politik gagasan. Politik-politik ide. Jangan masuk ke politik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), politisasi agama, hingga politik identitas. Jangan. Itu sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam,” kata Presiden.
Baca juga: Penghormatan di Perhelatan G20
Puan dan Ganjar mesra
Di sela-sela acara Munas Hipmi itu, dua kader PDI-P yang disebut berpeluang diusung partainya maju sebagai capres di Pilpres 2024 dan kerap dikabarkan berseteru, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, sempat bertemu. Keduanya terlihat akrab, seolah menepis isu perseteruan yang terjadi di antara keduanya.
Momen keakraban tertangkap setelah Presiden resmi membuka gelaran munas. Ganjar dan Puan, yang kebetulan berjalan berdampingan, bersalaman. Lantas, tangan mereka diangkat sambil mereka tersenyum. Aksi itu memicu sorakan hingga tepuk tangan peserta munas. Potret keakraban keduanya juga tertangkap saat Ganjar menjemput kedatangan Puan di Bandar Udara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin pagi.
Puan mengaku kedekatannya dengan Ganjar sudah terjalin lama. Menurut dia, momen pertemuan dengan Ganjar menjadi heboh hanya karena jarang terjadi saja. ”Salaman sudah biasa. Ya, sama-sama kader. Ini enggak ada apa-apa. Dari dulu juga mesra, hanya jarang ketemu,” katanya.
Puan juga menyerahkan sepenuhnya capres dari PDI-P kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Ia meyakini Megawati sudah mengantongi nama yang tepat. Pihaknya juga meminta jajaran akar rumput PDI-P tetap solid. Jangan sampai terpecah belah dengan isu-isu yang beredar.
”Sebagai sesama kader PDI Perjuangan, kita harus solid dan guyub. Toh, kalau di PDI Perjuangan nanti yang maju akan diputuskan oleh ketua umum. Sebagai kader seharusnya kita sabar menunggu keputusan,” tambahnya.
Baca juga: Adu Kuat Daya Pikat Puan dan Ganjar Menuju 2024
Masih ngotot capres
Tak hanya PDI-P, koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga belum memutuskan capres yang akan diusung untuk Pilpres 2024. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar seusai peluncuran lembaga saksi pemenangan nasional DPP PKB di Jakarta menyampaikan, partainya dan Gerindra masih bersikukuh mencalonkan masing-masing ketua umum sebagai capres. ”Sampai detik ini, masing-masing ngotot jadi capres,” katanya.
Menurut Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, partainya dan PKB telah berkomitmen bahwa keputusan soal capres-cawapres akan diputuskan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Muhaimin. Namun, hingga kini, keduanya belum berunding. Meski demikian, Muzani menilai yang paling berpeluang mendampingi Prabowo adalah Muhaimin.
Baca juga: Ahmad Doli Kurnia: 2024 Momentum Kembalinya Kejayaan Golkar
Adapun Partai Golkar tetap berkukuh mengajukan ketua umum Airlangga Hartarto sebagai bakal capres meski elektabilitasnya rendah. Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus seusai Rapat Koordinasi Nasional Bidang Media dan Penggalangan Opini Golkar, kemarin, mengatakan, elektabilitas Airlangga belum terangkat karena ia masih fokus dengan pekerjaannya sebagai Menko Perekonomian.
”Pada gilirannya, beliau akan bergabung dengan kami full time dan upaya kami tentunya tetap. Kami masih punya waktu 541 hari dari sekarang, bagaimana elektabilitas Airlangga Hartarto dan elektabilitas Golkar bisa terus naik,” ujarnya.