Penampilan 1.200 pendekar dan murid perguruan pencak silat Tapak Suci Muhammadiyah memeriahkan pembukaan Muktamar 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Surakarta, Jumat (19/11/2022).
SURAKARTA, KOMPAS – Muhammadiyah dan Aisyiyah diharapkan terus menyebarkan Islam berkemajuan yang telah dijalankan sejak persyarikatan itu berdiri pada tahun 1912. Praktik beragama yang dijalankan Muhammadiyah semestinya dipenuhi dengan nilai-nilai toleransi serta ditujukan untuk menjaga persaudaraan, perdamaian, dan persatuan bangsa.
Setelah 110 tahun berdiri, Muhammadiyah dan Aisyiyah memiliki 171 perguruan tinggi, 1.364 sekolah menengah atas/ madrasah aliyah, 1.826 sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah, 2.817 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, serta 20.233 taman kanak-kanak, pendidikan anak usia dini, dan kelompok bermain. Selain itu, Muhammadiyah dan Aisyiyah juga memiliki 440 pesantren di sejumlah daerah.
”Melalui lembaga pendidikan itu, saya mengharapkan peran sentral Bapak/Ibu sekalian untuk terus menyebarkan Islam yang berkemajuan. Islam yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, Islam yang menjaga persatuan bangsa, Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan amanat dalam pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022).
Muhammadiyah dan Aisyiyah menggelar Muktamar Ke-48 setelah dua tahun ditunda karena pandemi Covid-19. Selain Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, pembukaan muktamar dihadiri sejumlah tokoh bangsa. Di antaranya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Ketua DPR Puan Maharani, dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Melalui lembaga pendidikan itu, saya mengharapkan peran sentral Bapak/Ibu sekalian untuk terus menyebarkan Islam yang berkemajuan. Islam yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, Islam yang menjaga persatuan bangsa, Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam
Sejumlah menteri, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, juga hadir dalam perhelatan itu.
Turut hadir pula para petinggi partai politik, seperti Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka juga hadir.
Penguatan dan perluasan pandangan Islam berkemajuan menjadi salah satu dari tujuh agenda yang akan digarap Muhammadiyah lima tahun ke depan. Haedar Nashir saat menyampaikan pidato iftitah Pleno II Muktamar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu sore, mengungkapkan, Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan, bukan partai politik. Oleh karena itu, warga dan pimpinan Muhammadiyah sepatutnya lebih menyibukkan diri untuk membimbing umat sembari mencegah munculnya pengerasan ideologi Islamisme yang cenderung reaktif, eksklusif, dan ekstrem.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pidato pada Muktamar 48 pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Surakarta, Jumat (19/11/2022).
”Muhammadiyah harus aktif menyebarluaskan dan menawarkan orientasi religius Islam yang di satu pihak dapat menjadi obat penawar kehausan beragama di tubuh umat sekaligus membimbing umat dalam akhlak dan muamalah yang dinamis, mencerahkan, dan berkemajuan,” tuturnya.
Pandangan kosmopolitanisme Islam Muhammadiyah yang berwawasan universal dan global juga diharapkan dapat menghindarkan umat dari pempribumian Islam yang cenderung chauvinis. Selain itu juga dapat menjauhkan umat dari disrupsi akibat revolusi sains yang berpotensi berhadap-hadapan dengan agama.
”Di sinilah pentingnya penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam berkemajuan dalam membimbing paham dan praktik keagamaan umat dan masyarakat luas,” ujar Haedar menjelaskan.
Untuk menjaga persatuan bangsa, Haedar juga menyerukan para elite menjadikan agama sebagai sumber nilai moral dan spiritual. Ini karena agama memperoleh tempat penting dalam sejarah, konstitusi dan jati diri bangsa.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Bendera Muhamamdiyah dijual pedagang di sekitar Stadion Manahan, Surakarta, tempat Pembukaan Muktamar 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Surakarta, Sabtu (19/11/2022).
Elite, terutama mereka yang akan berkontestasi dalam Pemilu 2024, juga mesti memosisikan diri sebagai perekat persatuan Indonesia. Semua harus menjauhi sikap saling membenci dan memusuhi yang membawa pada perpecahan bangsa dan merugikan masa depan indonesia.
Siti Noordjannah juga mengingatkan agar Pemilu 2024 diselenggarakan dengan penuh keadaban. Pemilu harus bebas dari politik pragmatis, politik uang, dan politik transaksional.
Apresiasi
Di hadapan ribuan warga Muhammadiyah, Presiden menyampaikan apresiasi atas kontribusi persyarikatan itu dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. ”Di forum yang sangat terhormat ini saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membantu penanganan Covid-19 pada tiga tahun terakhir,” ujarnya.
Puan Maharani mengharapkan Muhammadiyah terus berpartisipasi membantu membangun bangsa. ”Teruslah memajukan Indonesia, serta ikut mencerahkan semesta, menjaga jati diri bangsa, Indonesia yang berketuhanan dan berkebudayaan,” katanya.
Pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah berlangsung meriah. Antusiasme warga Muhammadiyah begitu besar untuk menghadiri acara tersebut. Diperkirakan jutaan warga Muhammadiyah dari beberapa wilayah di Tanah Air hadir sebagai penggembira.
Salah satu agenda muktamar adalah memilih anggota PP Muhammadiyah dan anggota PP Aisyiyah. Sabtu malam, para peserta muktamar memilih 13 nama dari 39 calon tetap sebagai anggota PP Muhammadiyah.