Jaga Kestabilan Indo-Pasifik, Militer Australia dan Indonesia Berlatih Bersama
Militer Australia dan Indonesia menggelar latihan bersama untuk mengasah kemampuan serangan amfibi di Pantai Todak, Lingga, Kepulauan Riau. Kedua negara menginginkan kestabilan di kawasan Indo-Pasifik.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
LINGGA, KOMPAS — Militer Australia dan Indonesia menggelar latihan bersama di Pantai Todak, Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, pada 19-20 November 2022. Latihan itu merupakan rangkaian Indo-Pacific Endeavour 2022 yang digelar Australia di 14 negara kawasan Asia Tenggara dan Timur Laut Samudra Hindia.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Pantai Todak, Minggu (20/11/2022), mengatakan, latihan bersandi Ausindo Amphibious Assault Exercise ini bertujuan melatih kemampuan tempur amfibi militer kedua negara. Yang terlibat dalam latihan itu adalah TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Royal Australian Army (RAA), dan Royal Australian Navy (RAN).
”Australia menurunkan kapal LHD (landing helicopter dock) HMAS (His Majesty's Australian Ship) Adelaide, yang berukuran lebih dari 200 meter. Sementara TNI AL menugaskan LPD (landing platform dock) KRI (Kapal Republik Indonesia) Banjarmasin,” kata Andika seusai menutup latihan gabungan tersebut.
HMAS Adelaide dan KRI Banjarmasin telah bersiaga di perairan Pulau Singkep sejak Sabtu (19/11/2022). Kedua kapal melakukan pertukaran staf dan prajurit untuk saling belajar mempersiapkan serangan amfibi.
Kemudian, TNI AL menyiapkan 150 prajurit dan RAA menugasi 50 prajurit untuk melakukan serangan amfibi. Setelah itu, HMAS Adelaide dan KRI Banjarmasin bergerak mendekat ke Pantai Todak yang berada di timur Pulau Singkep.
Pada Minggu (20/11/2022) pukul 01.00, RAA mulai mengerahkan lite landing craft (LLC), kapal pendarat yang dapat mengangkut pasukan dan kendaraan lapis baja. Adapun TNI AL menurunkan perahu karet (rigid inflatable boat/RIB) untuk mengangkut prajurit Marinir ke Pantai Todak.
”Pada pukul 03.00 lokasi ini sudah berhasil dikuasai oleh pasukan terdepan. Lalu serbuan dilanjutkan pada pukul 07.00 sampai dengan pendaratan pasukan,” ujar Andika.
Setelah itu, TNI AU memberikan close air support menggunakan pesawat tempur F-16 untuk meledakkan sejumlah sasaran di darat. Latihan Ausindo Amphibious Assault Exercise diakhiri dengan penurunan pasukan menggunakan dua helikopter Black Hawk milik RAA.
”Latihan kali ini kami tingkatkan kompleksitasnya, tambah sulit dan tambah banyak aset yang dilibatkan. Pelibatan korps Marinir juga merupakan sesuatu yang baru,” kata Andika.
Kepala Operasi Gabungan di Markas Besar Komando Operasi Gabungan Angkatan Bersenjata Australia (Australian Defence Force/ADF) Letnan Jenderal Greg Bilton mengatakan, merupakan sebuah kehormatan bagi ADF untuk melakukan latihan bersama TNI. Menurut dia, ADF mendapat banyak pelajaran berharga dari Marinir TNI.
”Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan kesempatan berlatih bersama dengan Marinir TNI ini. Menurut saya rakyat Indonesia pasti bangga dengan kemampuan Marinir TNI,” ucap Greg.
Latihan kali ini kami tingkatkan kompleksitasnya, tambah sulit dan tambah banyak aset yang dilibatkan. Pelibatan korps Marinir juga merupakan sesuatu yang baru. (Jenderal Andika Perkasa)
Adapun Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono, lewat pernyataan tertulis, mengatakan, TNI AL selalu siap bekerja sama dalam rangka menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Kerja sama bisa dilakukan militer dua negara di bidang operasi, latihan, maupun pendidikan.