Muhammadiyah dan Aisyiyah telah berkontribusi besar dalam pembangunan sumber daya manusia melalui 170 lebih perguruan tinggi, 1.364 SMA dan sederajat, 1.826 SMP, 2.817 SD, serta 20.233 TK, PAUD dan kelompok bermain.
SURAKARTA, KOMPAS– Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih atas sumbangsih Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Bukan hanya pandemi Covid-19 beserta dampak sosial dan ekonomi, organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 1912 itu juga sudah memberikan kontribusi besar menyiapkan sumber daya manusia melalui puluhan ribu sekolah dan perguruan tinggi.
Ucapan terima kasih itu disampaikan Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato dalam pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022). “Di forum yang sangat terhormat ini saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membantu penanganan Covid-19 pada tiga tahun terakhir,” kata Presiden di hadapan ratusan ribu warga Muhammadiyah yang berada di dalam maupun di luar Stadion Manahan.
Muhammadiyah dan Aisyiyah menggelar Muktamar Ke-48 setelah dua tahun ditunda karena pandemi. Selain Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, pembukaan muktamar dihadiri sejumlah tokoh bangsa. Di antaranya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Ketua DPR Puan Maharani, serta sejumlah menteri seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo. Sejumlah petinggi partai politik seperti Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid.
Di forum yang sangat terhormat ini saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membantu penanganan Covid-19 pada tiga tahun terakhir
Presiden Jokowi mengungkapkan, ucapan terima kasih disampaikan karena Muhammadiyah dan Aisyiyah telah mengerahkan lebih dari 120 rumah sakit dan 235 klinik kesehatan selama tiga tahun pandemic Covid-19. Bukan hanya itu, para kader persyarikatan juga aktif mengedukasi masyarakat mengenai penanganan dan pencegahan Covid-19 serta menyukseskan vaksinasi.
Dengan bantuan berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali Muhammadiyah dan Aisyiyah, Indonesia masuk kategori negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Tak hanya itu, Indonesia juga termasuk negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia karena telah menyuntikkan lebih dari 440 juga dosis vaksin kepada masyarakat.
Muhammadiyah dan Aisyiyah juga dianggap telah berkontribusi besar dalam pembangunan sumber daya manusia melalui 170 lebih perguruan tinggi, 1.364 SMA dan sederajat, 1.826 SMP, 2.817 SD, serta 20.233 TK, PAUD dan kelompok bermain berikut 440 pesantren yang dimiliki. “Melalui lembaga pendidikan ini saya mengharapkan peran sentral Bapak/ Ibu sekalian untuk terus menyebarkan Islam yang berkemajuan, Islam yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, Islam yang menjaga persatuan, Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” tutur Presiden.
Ruang syiar Islam di Indonesia, lanjut Presiden, sangat terbuka lebar dibandingkan negara-negara muslim di Asia Tenggara maupun timur tengah. Banyak umat muslim di Indonesia yang tidak diatur oleh negara seperti kemudahan menyampaikan ceramah agama, mengundang penceramah, kemudahan menyampaikan khotbah Jumat serta mengadakan peringatan hari-hari besar Islam. Selain itu juga kemudahan pengaturan azan dan kemudahan mengumpulkan dana-dana sosial Islam.
Lebih jauh, Presiden juga meminta Muhammadiyah dan Aisyiyah memperkuat pendidikan bagi pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan yang ramah lingkungan. “Perlu saya tegaskan ketergantungan manusia pada alam sangat tinggi apalagi potensi alam di Indonesia sangat besar, alam darat maupun laut yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya secara bijak. Saya mengharapkan bantuan dari bapak ibu semua selain habluminallah, habluminanas, mohon diperkuat dengan hambluminalam yang menekankan pentingnya kelestarian alam, yang menekankan pentingnya kelestarian lingkungan,” katanya.
Melalui kerja bersama seluruh elemen bangsa, Presiden meyakini Indonesia akan mampu tumbuh maju di tengah gambaran dunia yang suram. Apalagi dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiah, Indonesia diyakini bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram.
Presiden Jokowi yang hadir bersama Nyonya Iriana mengungkapkan rasa senang dan terhormat bisa berada di tengah-tengah warga Muhammadiyah. Keduanya memang menyempatkan diri untuk hadir pada pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah sampai memutuskan tidak mengikuti KTT APEC hingga selesai.
“Alhamdulillah, saya dan Ibu Iriana bisa bersilaturahmi langsung dengan Bapak, Ibu semuanya. Setelah di Kamboja empat hari, kemudian langsung ke Bali tiga hari karena ada KTT G20, lalu terbag ke Bangkok, Thailand untuk menghadiri KTT APEC. Seharusnya acara baru selesai sore hari ini, tetapi karena hormat saya, respect saya terhadap undangan dari PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, maka saya pulang duluan mendahului pemimpin lain,” ujar Presiden.
Indonesia maju
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam pidatonya menjelaskan, Muktamar ke-48 mengambil tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”. Dalam konteks memajukan kehidupan bangsa, persyarikatan bukan baru akan melakukannya, melainkan telah dan terus berkiprah lebih dari satu abad, melalui berbagai amal usaha dan dakwah kemasyarakatan yang mencerdaskan dan mencerahkan. Pergerakan tersebut dilakukan mulai dari pusat kota, desa, hingga daerah pelosok.
“Hikmah kebangsaan ini lahir dari visi keislaman berwawasan nasionalisme inklusif, agar tujuan Indonesia makin berkemajuan di segala bidang kehidupan,” kata Haedar.
Namun, saat ini dan ke depan, perjuangan Indonesia kian berat. Selain menghadapi arus globalisasi, bangsa ini juga berhadapan dengan modernisasi abad ke-21, revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan geopolitik, ekonomi, dan budaya global yang sangat dinamis. Bersamaan dengan itu, Indonesia juga mengakami dinamika baru pascareformasi, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, maupun budaya yang kompleks.
Kendati demikian, kata Haedar, Muhammadiyah meyakini bahwa bangsa Indonesia dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Persyarikatan pun percaya bahwa bangsa ini bisa menyelesaikan semua masalah dan tantangan berat yang Indonesia. Optimisme tersebut lahir karena Indonesia memiliki sejumlah modal penting dan strategis untuk menjadi negara besar, mulai dari sumber daya manusia hingga sumber daya alam yang potensial.
“Kuncinya adalah bagaimana mengurus Indonesia dengan baik dan benar, sebagaimana dimandatkan oleh parta pendiri bangsa Indonesia, disertai dengan perjuangan yang sungguh-sungguh, kebersamaan dari semua pihak,” ujar Haedar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini dalam pidatonya menyampaikan, tema yang diusung Muktamar Ke-48 Aisyiyah ialah “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Itu merupakan bahasan yang penting mengingat sejalan dengan pandangan organisasi tersebut untuk senantiasa memajukan perempuan. Kemajuan mereka sekaligus bakal mengukir peradaban bangsa yang mencerahkan.
“Spirit dari tema tersebut tidak terlepas dari perjuangan dan kiprah PP Aisyiyah yang berusia lebih dari satu abad. Itu menjadi modal sosial, sejarah, dan pengalaman yang sangat penting dalam memajukan kehidupan dan peradaban bangsa, termasuk kehidupan para perempuan Indonesia,” tuturnya.
Dengan menjadi perempuan berkemajuan, jelas Noordjanah, entitas tersebut berada dalam kondisi yang maju dalam segala aspek kehidupan. Mereka tak lagi terdiskriminasi dan menghadapi hambatan baik secara kultural dan struktural. Sebab, mereka menjadi sebuah kelompok yang inklusif dalam suatu realitas sosial. Kehidupannya berlangsung damai dan bersinergi dengan seluruh insan dari berbagai latar belakang.
Noordjanah menyampaikan, salah satu isu yang menyedot perhatian organisasi ialah perdamaian dunia dan persatuan bangsa. Menurut dia, perempuan berkemajuan mampu ambil peranan besar dalam ketiga isu tersebut. Pasalnya, mereka bakal mengusung nilai-nilai perdamaian, harmoni, menjunjung tinggi kemuliaan, dan mempunyai wawasan moderat yang sarat kemajuan.
“Penguatan perdamaian dan persatuan bangsa bisa diangkat karena kondisi berbagai konflik kekerasan, konflik struktural, sosial, dan ketidak adilan lainnya semakin memprihatinkan. Itu juga dapat mengancam persaudaraan bangsa yang korbannya sering kali ialah perempuan dan anak-anak,” kata Noordjanah.
Sementara itu Kota Surakarta dipenuhi oleh para peserta dan penggembira muktamar dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mulai memenuhi jalan protokol menuju Stadion Manahan sejak pukul 05.00 WIB. Tak hanya menumpang kendaraan, banyak penggembira yang berjalan kaki, meski tengah diguyur hujan. Sebagian besar dari mereka datang dengan membawa bekal makanan, minuman, dan alas duduk.
Arus lalu lintas di kawasan Stadion Manahan padat. Sebagian badan jalan menjadi tempat parkir kendaraan serta tempat duduk para penggembira yang tidak bisa masuk ke stadion. Jalan di dalan stadion juga dipenuhi dengan penggembira yang duduk untuk menyaksikan acara pembukaan dari layar lebar yang disiapkan panitia.
Area dalam stadion juga terpantau cukup padat. Antrean memasuki kawasan tribun juga sempat berjubel karena hanya terdapat tiga pintu masuk. Keterbatasan itu tak menyurutkan antusiasme penggembira yang dengan sabar menunggu giliran masuk. Mereka yang mengantre hanya penggembira yang mengantongi undangan khusus. Bagi penggembira lainnya, tersedia panggung dan layar yang menyiarkan langsung kegiatan di dalam stadion.
Sepanjang acara pembukaan, para peserta dan penggembira disuguhi pertunjukan bela diri 1.200 pendekar dan siswa Tapak Suci, marching band dari kampus Muhammadiyah, pertunjukan tari kolosal, dan penampilan khusus dari Tantri Kotak dan Arda Naff.