Demokrat-PKS Tidak Masalah Jika Kadernya Tak Jadi Cawapres Anies
Pertemuan tim kecil Nasdem, Demokrat, dan PKS bersama Anies Baswedan, siang tadi, ditunjukkan ke publik, setelah sehari sebelumnya, elite Demokrat dan Nasdem terlibat dalam saling kritik. Mereka pun mengklaim kian solid.
> Pertemuan tim kecil dari Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS, bersama Anies Baswedan ditunjukkan ke publik setelah sehari sebelumnya, elite Nasdem dan Demokrat saling kritik.
> Dalam pertemuan, Demokrat dan PKS sama-sama legawa jika kadernya tak menjadi bakal cawapres dari Anies Baswedan.
> Penentuan sosok bakal cawapres pendamping Anies tak akan buru-buru karena bagian dari strategi pemenangan.
JAKARTA, KOMPAS – Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, bersama bakal calon presiden Nasdem, Anies Baswedan, menunjukkan soliditas pasca-saling kritik di antara elite Nasdem dan Demokrat. Mereka pun mengklaim relasi yang terjalin kian solid.
Bahkan, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak masalah apabila pada akhirnya nanti kader mereka tidak menjadi bakal calon wakil presiden dari Anies Baswedan. Hal yang terpenting bagi koalisi adalah bakal calon wakil presiden tersebut harus mampu memastikan kemenangan Anies.
Sejumlah perwakilan dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS menggelar pertemuan di salah satu restoran, di Tebet, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2022). Partai Nasdem diwakili Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya dan Sugeng Suparwoto. PKS diwakili oleh Wakil Ketua Majelis Syuro Mohamad Sohibul Iman. Demokrat diwakili oleh Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky Harsya. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Anies Baswedan. Anies didampingi mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
Pertemuan tim kecil ini ditunjukkan ke publik setelah sehari sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief terlibat dalam saling kritik dengan Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali. Saling kritik terkait pernyataan Ahmad Ali pasca-pertemuan Anies dengan Wali Kota Surakarta yang juga kader PDI-P Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Koalisi Belum Terbentuk, Nasdem-Demokrat Sudah Bersitegang
Seusai pertemuan dengan tim kecil Nasdem-Demokrat-PKS, Anies mengatakan, sebenarnya tim kecil sudah rutin bertemu. Namun, pertemuan itu tidak pernah ditunjukkan ke media. Menurut dia, keutuhan di antara dirinya dan ketiga calon partai pengusungnya tidak harus selamanya ditunjukkan kepada publik.
“Sesekali ditunjukkan. Nah, ini ditunjukkan, bahwa ini utuh, dan saling percaya, dan saling meyakini bahwa kita membawa misi yang sama, misinya adalah untuk perubahan dan perbaikan,” ujar Anies.
Pertemuan berlangsung santai sekitar dua jam dan ditutup makan siang bersama.
Tim kecil itu memang dibentuk untuk menggodok pemenangan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, hingga saat ini, hanya Nasdem yang sudah mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres di pilpres mendatang.
Anies menegaskan, belum dilakukannya deklarasi bersama di antara ketiga partai, itu bukan berarti ada kendala di dalamnya. Ia juga menampik, belum dilakukannya deklarasi tersebut karena belum adanya titik temu soal bakal cawapres yang akan mendampinginya nanti.
“Jadi, ya, gini, kami berjalan mengalir. Proses yang sedang sekarang kami lewati adalah penuntasan koalisi ini. Sesudah itu, nanti secara bertahap kami bicarakan mengenai pasangan, dan semua opsi itu terbuka. Tentu nanti akan dibahas juga bersama-sama,” tutur Anies.
Bagi Anies, pada fase ini, pembicaraan soal bakal cawapres baru sebatas kriteria. Kriterianya pun, menurutnya, sederhana, yakni bisa membantu pemenangan, membantu solidaritas partai, serta mendukung efektivitas pemerintahan.
Penentuan sosoknya pun tidak perlu terburu-buru. Sebab, jika merunut setiap perhelatan pilpres, penentuan pasangan selalu dilakukan detik-detik jelang kontestasi. Ini juga merupakan bagian dari strategi pemenangan.
“Kenapa? Karena pada saat itulah kita sudah tahu siapa yang berada dalam koalisi. Kedua, kita tahu siapa saja yang berpotensi menjadi kompetitor. Dari situ, kemudian ketemu kombinasi pasangan yang tepat,” ucap Anies.
Utamakan rasionalitas
Mohamad Sohibul Iman menambahkan, komunikasi yang terjalin di antara Anies bersama ketiga partai, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS, sangat intens. Hubungan semuanya sangat solid sehingga tidak mudah diombang-ambing oleh gimik atau hoaks yang dibuat pihak lain.
Baca juga: Anies Bertemu Aher, Majelis Syura Belum Putuskan Capres-Cawapres PKS
Sohibul pun membantah soal anggapan tidak kunjung dideklarasikannya Anies oleh ketiga partai akibat tidak adanya titik temu terkait sosok bakal cawapres. PKS mengakui bahwa partainya akan memperjuangkan terlebih dahulu supaya kadernya bisa mendampingi Anies.
Namun, untuk keputusannya, sudah disepakati bahwa harus memenuhi dua aspek. Pertama, secara kuantitatif, harus dilihat dari elektabilitasnya. Kedua, secara kualitatif, antara Anies dan bakal cawapres tesebut harus memiliki perasaan saling terhubung (chemistry).
“Jadi nanti gabungan antara kuantitatif dan kualitatif itulah yang akan menentukan sosok (bakal cawapresnya) siapa. Dan kami tentu, karena itu sudah disepakati, siapa pun yang pada akhirnya dipilih oleh Pak Anies, ya, tentu kami harus menerima,” kata Sohibul.
PKS pun tidak mempersoalkan apabila pada akhirnya nanti Anies tidak memilih kader PKS sebagai bakal cawapres. “Kami sepakat penentuan cawapres itu harus mendongkrak kemenangan. Jadi kami berkomitmen, siapa pun yang dipilih oleh capres, dengan pertimbangan rasional, itu kami yakini akan membawa pada kemenangan. Saya kira, kami di PKS, tidak ada masalah,” tuturnya.
PKS sebelumnya menyodorkan nama mantan Gubernur Jawa Barat yang kini menjabat Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, sebagai bakal calon wakil presiden dari Anies.
Teuku Riefky Harsya memiliki pandangan yang sama. Menurut dia, Demokrat akan legowo apabila kadernya tidak dipilih Anies sebagai bakal cawapres di pilpres mendatang. Demokrat menilai, sosok bakal cawapres akan menjadi faktor untuk memenangan kontestasi. Untuk itu, terkait keputusannya, selain diserahkan kepada Anies, partai koalisi juga akan membahasnya.
“Artinya secara proporsional. Jadi bukan membabi-buta. Kami tetap rasional, ngobrol bertiga ini, termasuk dengan capres, mana yang terbaik. Itu yang secara dewasa, secara politik, kami pertimbangkan matang-matang,” ucap Teuku Riefky.
Demokrat sebelumnya menilai, ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai figur yang tepat untuk mendampingi Anies.
Baca juga: Prospek Setelah Sinyal Anies-AHY Muncul
Adapun bagi Nasdem, menurut Sugeng Suparwoto, penentuan sosok bakal cawapres sudah diserahkan sepenuhnya kepada Anies. Seiring dengan itu, Nasdem juga akan menghormati pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan oleh PKS dan Demokrat.
“Itulah bagian dari nanti yang akan mengkristal menjadi cawapres. Jadi, tetap, dalam konteks kepartaian Nasdem, kalau ditanya, cawapresnya dari mana dan siapa, kami serahkan kepada capres kami, Pak Anies,” kata Sugeng.