Wapres Amin Ajak Jadikan Pancasila Lokomotif Lawan Politik Identitas
"Tidak perlu karena berbeda partai, berbeda capres, kemudian kita bermusuhan. Saya kira tidak selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia dan kita sebagai insan Pancasilais sejati (apabila bermusuhan),” ujar Wapres Amin.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
SERANG, KOMPAS — Memasuki tahapan menuju pesta demokrasi 2024, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak semua pihak menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai lokomotif dalam melawan politik identitas. Politik identitas, baik berbasis ras, etnis, agama, maupun identitas sosial lainnya jangan sampai merusak keutuhan bangsa.
”Kita, kan, sudah punya pedoman. Di dalam kita beragama, ya, seperti itu. Lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu bagiku agamaku,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Penguatan Pembinaan Ideologi kepada Aparatur Pemerintah Provinsi Banten, di Serang, Banten, Senin (14/11/2022).
Terkait hal tersebut, Wapres Amin menuturkan, pada saat menghadapi pemilu pun hal sama diterapkan. ”Kalau dalam agama kita lakum dinukum waliyadin, dalam berpartai lakum partaiukum walana partaiuna, partai Anda-partai Anda, partai kami-partai kami. Jadi, akur-akur saja,” katanya.
Demikian pula dalam hal pilihan terhadap calon presiden. “Kalau capres berbeda, ya, begitu juga. Lakum capresukum walana capresuna. Jadi, tidak perlu karena berbeda partai, berbeda capres, kemudian kita bermusuhan. Saya kira tidak selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia dan kita sebagai insan Pancasilais sejati (apabila bermusuhan),” ujar Wapres Amin.
Mengawali sambutannya, Wapres Amin menuturkan bahwa Pancasila adalah kesepakatan mulia. Pancasila lahir sebagai ideologi dasar negara yang menyatukan tekad semua orang dan golongan untuk memerdekakan Indonesia.
”Kalau bahasa agamanya Pancasila itu adalah titik temu yang menyatukan. Sehingga semua bangsa Indonesia menerima sebagai ideologi negara, kebangsaan. (Oleh) Karena itu, Pancasila dan agama tidak saling bertentangan. Pancasila dengan agama tidak saling menegasikan, bahkan saling memperkuat,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Wapres Amin mengapresiasi pelaksanaan forum penguatan pembinaan ideologi ini sebagai upaya menyuburkan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila secara konkret di tengah masyarakat, khususnya aparatur negara. ”Ini menjadi penting. ASN (aparatur sipil negara) tidak hanya dituntut untuk berkompetensi teknis, manajerial, dan sosio-kultural. Tetapi juga ASN berintegritas dan berjiwa Pancasila,” ujarnya.
ASN (aparatur sipil negara) tidak hanya dituntut untuk berkompetensi teknis, manajerial, dan sosio-kultural. Tetapi juga ASN berintegritas dan berjiwa Pancasila.
Menurut Wapres Amin, nilai-nilai luhur Pancasila harus terinternalisasi pada jiwa, pola pikir, dan perilaku kinerja seluruh ASN. Upaya ini teramat penting karena pemerintah secara intensif tengah mengelola berbagai agenda pembangunan nasional dan daerah dalam konteks pemulihan sosial ekonomi.
ASN memegang peranan penting sebagai pemersatu dan perekat bangsa. Demikian pula perannya dalam mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju serta tetap berkontribusi aktif di tengah tantangan global dan dinamikanya. Birokrasi merupakan unsur penting dalam pembangunan nasional. Kemajuan bangsa ini membutuhkan dukungan penyelenggaraan pemerintahan yang profesional dan berkualitas.
”Meskipun paradigma birokrasi mengalami pergeseran dari waktu ke waktu, saya ingin tekankan bahwa roh utama dari birokrasi adalah melayani publik. Itu roh utamanya, melayani publik, melayani rakyat sesuai dengan tanggung jawabnya,” kata Wapres Amin.
Meskipun paradigma birokrasi mengalami pergeseran dari waktu ke waktu, saya ingin tekankan bahwa roh utama dari birokrasi adalah melayani publik. Itu roh utamanya, melayani publik, melayani rakyat sesuai dengan tanggung jawabnya.
Adapun Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono menuturkan kegiatan penguatan pembinaan ideologi Pancasila tersebut dilatarbelakangi bahwa seorang ASN tidak cukup hanya memiliki kepintaran. ASN juga harus mempunyai kebijaksanaan untuk terus berpegang teguh pada ideologi Pancasila dalam setiap pengambilan keputusan. ”Akan membahayakan kalau jadi orang yang pinter, tetapi tidak bener,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri, dan Kepala Lembaga Administrasi Negara Adi Suryanto. Adapun Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wakil Presiden Masduki Baidlowi, dan Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah.