Sukarelawan Segera Deklarasikan Moeldoko sebagai Capres, Siapa Parpol Pengusungnya?
Moeldoko meluncurkan buku kepemimpinan. Indonesia butuh pemimpin yang betul-betul bisa memahami situasi dunia saat ini dengan baik. Lingkungan global berubah dengan kompleksitas risiko yang luar biasa dan mengagetkan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kembali menegaskan kesiapannya untuk diusung menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Menanggapi kesiapan Moeldoko tersebut, Aliansi Simpatisan Moeldoko berencana mendeklarasikan Moeldoko sebagai calon presiden. Sukarelawan pendukung Moeldoko pun telah bergerak dengan memperkenalkan sosok Moeldoko melalui pemasangan videotron di 93 titik stasiun kereta api.
Ketua Umum Moeldoko Center Trisya Suherman yang merupakan bagian dari Aliansi Simpatisan Moeldoko menyebut bahwa pendeklarasian Moeldoko sebagai capres akan digelar pada Minggu (27/11/2022) di Gedung Joang 45, Jakarta. ”Baru satu hari diinformasikan sudah 900 orang yang daftar. Ini semua murni dukungan masyarakat kepada Bapak karena beliau layak dan pantas,” ujar Trisya, dihubungi pada Jumat (11/11/2022).
Terkait aspirasi pendukung yang menginginkannya maju dalam Pilpres 2024, Moeldoko mengaku siap dan bersyukur. ”Jadi, beginilah. Saya sebenarnya intinya, saya sekarang ini menjadi bawahannya Presiden. Saya fokus pada tugas-tugas pelayanan di pemerintah. Kan, ada yang nakal, ’Pak, bagaimana kalau ada yang mencalonkan, ada yang meminta dan seterusnya.’ Ya, silakan saja, kan, begitu. Alhamdulilah, kita syukuri,” kata Moeldoko di sela acara peluncuran bukunya berjudul M-Leadership, Berani Memimpin, Kamis (10/11/2022), di Jakarta Convention Center.
”Baru satu hari diinformasikan sudah 900 orang yang daftar. Ini semua murni dukungan masyarakat kepada Bapak karena beliau layak dan pantas. ”
Namun, Moeldoko mengaku hingga saat ini belum ada partai politik ataupun gabungan partai politik yang menghubunginya terkait Pilpres 2024. ”Belum.... Belum.... Fokus pada tugas negara. Sebenarnya itu ekspresi dari semua elemen, ya. Saya tidak terlibat di dalamnya, itu inisiatif masing-masing. Bagi saya itu hak politik mereka, aspirasi mereka, bagaimanapun urusan mereka,” ujar Moeldoko.
Moeldoko menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang betul-betul bisa memahami situasi dunia saat ini dengan baik. Lingkungan global telah berubah dengan kompleksitas risiko yang luar biasa dan mengagetkan. ”Yang kedua, bagaimana menyikapi, bagaimana mampu mengantisipasi selalu inovasi supaya tidak ketinggalan,” tambahnya.
Dalam gelaran peluncuran buku yang, antara lain, menampilkan Menteri Pertahanan 2009-2014 Prof Ir Purnomo Yusgiantoro sebagai penanggap ini, beberapa peserta yang hadir juga mempertanyakan kesediaan Moeldoko untuk maju Pilpres 2024. Moeldoko menegaskan, buku yang ditulisnya tersebut merupakan kombinasi kepemimpinan militer, bisnis, dan sipil.
Konsep tersebut dihasilkan dari perjalanan kepimpinanannya saat menjadi Panglima TNI 2013-2015, menekuni dunia bisnis selepas pensiun, dan sebagai Kepala Staf Kepresidenan hingga saat ini. ”Di dalam ketiga dunia ini, saya menemukan irisan penting, yakni efisiensi untuk memenangi kompetisi dan berani untuk tak mau kalah dari yang lain,” kata Moeldoko.
Di sela acara peluncuran buku, Trisya Suherman menyebut bahwa dukungan terhadap Moeldoko untuk capres sudah digulirkan sejak Kongres Luar Biasa Demokrat pada 2021. ”Kita baru berdiri sebentar langsung dari daerah-daerah itu banyak banget yang mau bergabung menjadi perwakilan Moeldoko Center daerah, kami sudah ada 34 provinsi,” tambah Trisya.
Dukungan pengusaha
Selain dari berbagai organisasi masyarakat, Trisya juga mengklaim Moeldoko Center mendapat sokongan dari pengusaha yang tergabung dalam Komunitas CEO Indonesia dan Pengusaha Bela Bangsa. Salah satu pengusaha yang menyediakan kantor untuk Moeldoko Center adalah pengusaha Jababeka, SD Darmono.
Sosok Moeldoko kembali dimunculkan sebagai kandidat dalam Pilpres 2024 antara lain dalam Musyawarah Rakyat Relawan Jokowi di Batam, Kepulauan Riau. Moeldoko menduduki peringkat keenam sebagai capres dengan suara 5,27 persen. Sebelumnya, survei Kompas April 2021 mencatat, Moeldoko mendapatkan elektabilitas capres hanya sebesar 1 persen.
”Munculkan nama Pak Moeldoko positif saja sejauh sebagai usulan bagi partai untuk meng- assesment, membaca elektabilitasnya, mengakses kapasitas, cocok enggak dengan kebutuhan bangsa ke depan. ”
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menegaskan bahwa barisan sukarelawan bersama partai politik belum saatnya berbicara tentang nama figur yang akan dicalonkan dalam Pilpres 2024. ”Munculkan nama Pak Moeldoko positif saja sejauh sebagai usulan bagi partai untuk meng-assesment, membaca elektabilitasnya, mengakses kapasitas, cocok enggak dengan kebutuhan bangsa ke depan,” katanya.
Secara konstitusional, hak mencalonkan presiden dan wakil presiden dimiliki partai politik atau gabungan partai politik. ”Partai politik atau kelompok sukarelawan mana yang sudah merumuskan peta kebutuhan pemimpin Indonesia ke depan, yang mempersiapkan khusus peta pemikiran ke depan, lalu menyiapkan kader untuk duduk dalam posisi itu tanpa terganggu proses hiruk pikuk pencapresan,” ujarnya.
Sosok pemimpin Indonesia ke depan, menurut Ari, setidaknya harus punya pemahaman geopolitik untuk melancarkan pemindahan Ibu Kota Nusantara yang merupakan hasil karya Presiden Jokowi. Selain itu, figur pemimpin tersebut juga harus mampu mengatasi tantangan pandemi dan ekonomi global terkait krisis pangan dan energi.
Pemimpin bangsa ke depan juga harus mampu menjawab tantangan dalam negeri. ”Bagaimana soliditas atau integrasi masyarakat sebagai bangsa. Bagaimana potensi pembelahan perpecahan dalam masyarakat bisa dimitigasi atau paling tidak meminimalkan potensi pembelahan, segregasi sosial dan politik di masyarakat,” tambahnya.