Selama KTT G20 berlangsung di Bali, 14 KRI disiagakan di kawasan sekitar tempat KTT berlangsung. TNI juga menyiapkan Mini ICU Helly untuk evakuasi sekiranya jalan darat harus dihindari karena tidak aman.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak kurang dari 14 kapal perang RI (KRI), termasuk sejumlah personel dan pangkalan TNI Angkatan Laut, disiagakan oleh TNI untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Setiap kapal perang telah memiliki pembagian sektor yang menjadi wilayah pengamanannya di kawasan perairan Bali dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II atau ALKI II.
”Semua kekuatan telah digelar di sektor-sektor strategis di Bali,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono, Jumat (11/11/2022).
Julius mengatakan, kapal-kapal perang ini melaksanakan pengamanan sejak 6 November lalu dan akan berakhir 19 November 2022. Salah satu tugasnya adalah mengawasi kapal-kapal yang melintas di wilayah ALKI II dan memastikan setiap sektor aman, serta tidak ada ancaman bahaya apa pun. Selain KRI, TNI AL juga mengerahkan sejumlah helikopter, di antaranya dapat digunakan untuk evakuasi medis udara.
Julius mengatakan, sebelumnya Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Yudo Margono juga telah mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Tactical Floor Game (TFG) yang mengambil tempat di Gelanggang Olah Raga (GOR) Praja Raksaka Bali, Rabu, (9/11/2022). Ia mengatakan, KSAL bangga karena Indonesia terpilih sebagai tuan rumah dalam kesempatan bersejarah ini. Namun, di balik kebanggaan itu ada tanggung jawab yang harus dipenuhi.
”Tantangan bagi kita untuk memastikan pertemuan G20 aman lancar dan berhasil, Saya yakin kita mampu menjawab ini dengan gemilang”, kata Yudo pada kesempatan itu.
Menurut Julius, 14 KRI yang dikerahkan TNI AL itu terdiri dari KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Karel Satsuit Tubun-356, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Fatahillah-361, KRI Malahayati-362, KRI Sultan Nuku-373, KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Wahidin Sudiro Husodo-991, KRI Tarakan-905, KRI Bimasuci.
Adapun pasukan yang dikerahkan adalah Batalyon Gabungan Marinir, Tim Kopaska, 5 tim dinas penyelamatan bawah air, dan tim kesehatan. Beberapa pangkalan TNI AL juga siaga seperti Lanal Denpasar, Lanal Mataram, dan Lanal Banyuwangi.
Sementara pesawat udara dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) yang dilibatkan adalah Heli Bell HU 4205 di atas KRI Tarakan, Heli Bell HU 4207 di atas KRI Surabaya, Heli Panther HS 1303 di atas KRI Raden Eddy Martadinata, Heli Panther HS 1304 di atas KRI I Gusti Ngurah Rai, dan Heli Phanter HS 1310 di atas KRI Sultan Hasanuddin.
Mini ICU Helly
Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Pertama Kisdiyanto mengatakan, satuan tugas medis yang tergabung dalam Komando Gabungan Terpadu Pengamanan (Kogabpadpam) VVIP KTT G20 telah mengadakan latihan evakuasi medis dalam hal ini penggunaan mini intensive care unit helly (mini ICU helly) yang terbang dari Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai menuju tempat pendaratan heli (hellypad) Peninsula Nusa Dua Bali.
Mini ICU Helly merupakan suatu alat transportasi medis udara yang dilengkapi peralatan medis pendukung pasien untuk bisa ditransfer dengan stabil sampai di tempat tujuan rumah sakit rujukan. Mini ICU Helly diperlukan dalam rangka mempercepat proses evakuasi pasien menuju rumah sakit rujukan dan menjadi alternatif apabila via darat tidak memungkinkan karena alasan keamanan. Kisdiyanto mengatakan, fungsi alat ini adalah untuk mendukung kestabilan pasien sampai rumah sakit rujukan.
Mini ICU Helly diawaki adalah dokter anestesi dan konsultan intensif care (KIC) yang memiliki kualifikasi flight surgeon, kemudian perawat/paramedis yang memiliki kualifikasi perawat ICU. Dalam pelaksanaannya harus menjadi satu tim yang solid dengan kru pesawat heli karena setiap pergerakan harus sepengetahuan pilot dan kru.
Adapun peralatannya, antara lain, alat monitor tanda vital tensi, nadi, saturasi, irama jantung, sumber oksigen, alat DC shock, ventilator, alat pengelolaan jalan nafas seperti laryngoskopy, tube, alat bagging, dan alat pendukung lainnya. Kemudian alat infus pump, syrng pump, suction, obat emergensi, bahan medis habis pakai, brankar, dan strecher. Dalam pelaksanaan G20, satgas medis juga menempatkan Mini ICU di Hotel Apurva, Hotel Sofitel dan Garuda Wisnu Kencana, Taman Manggrove dan Pantai Serangan.