Eliezer Mengaku Refleks Saat Ditanya Terkait Kematian Brigadir J
Saksi Adzan Romer menyebut terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf hanya diam seusai Brigadir J ditembak. Adapun terdakwa Richard Eliezer hanya berkata singkat, ”Refleks, Bang.”
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
IRMA TAMBUNAN
Keluarga memegang foto Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Selasa (12/7/2022), di rumah duka di Muaro Jambi.
JAKARTA, KOMPAS — Adzan Romer, salah satu bekas ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo, melihat tiga terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dekat jasad Nofriansyah setelah ia ditembak. Namun, dari ketiga terdakwa, hanya Richard Eliezer yang menjawab saat Adzan menanyakan peristiwa yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri, di Duren Tiga, Jakarta, 8 Juli lalu.
Adzan menjadi salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Nofriansyah dengan terdakwa Kuat Ma’ruf (bekas sopir Sambo) serta dua bekas ajudan Sambo, yakni Richard Eliezer dan Ricky Rizal, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).
Adzan Romer menjelaskan, di hari Nofriansyah ditembak, dirinya yang sedang di luar rumah Duren Tiga mendengar suara tembakan. Adzan lantas mencari sumber suara tembakan tersebut dan akhirnya masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk, Adzan mendapati Nofriansyah tewas dengan keadaan telungkup dan melihat Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf, dan Richard Eliezer di situ. Adzan yang panik bertanya kepada Ricky Rizal mengenai apa yang terjadi, tetapi Ricky hanya terdiam, tak mengeluarkan satu patah kata pun. Begitu pula Kuat Ma’ruf.
IVAN DWI KURNIA PUTRA
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J (Nofriansyah Yosua Hutabarat), Richard Eliezer, berjalan memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).
”Saya masuk ke rumah, lihat Yosua sudah tertelungkup, saya tanya ke Bang Ricky apa yang terjadi, tapi Bang Ricky cuma diam, Om Kuat juga diam,” ujarnya.
Adzan pun bertanya kepada Richard Eliezer mengenai apa yang terjadi. Ia berkata, Richard hanya refleks. ”Refleks, Bang,” ucap Adzan meniru perkataan Richard.
Selepas kejadian, Adzan yang sudah keluar rumah melihat Ricky turun dan mondar-mandir seperti ingin mencari sesuatu. Dalam persidangan, Ricky Rizal menyebut dirinya tidak fokus dengan pertanyaan ataupun perkataan dari Adzan karena dirinya panik seusai kejadian penembakan. Ia juga membantah sedang mencari sesuatu ketika sudah di bawah.
”Saya tidak fokus dan hanya diam saja dan kurang dengar pertanyaan dari Adzan karena saya saat itu sedang panik, Yang Mulia, saya tidak dengar. Saya turun ke bawah mondar-mandir juga karena panik bukan ingin mencari sesuatu,” tutur Ricky Rizal menjelaskan.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ricky Rizal, menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022).
Dalam persidangan kali ini, ada 10 saksi yang diperiksa. Selain Adzan Romer, saksi lainnya adalah asisten rumah tangga Sambo, yakni Susi, Abdul Somad, dan Diryanto alias Kodir.
Kemudian Damianus Laba, petugas satpam di rumah Sambo di Jalan Saguling, Jakarta; Marjuki, petugas satpam kompleks Polri Duren Tiga; Alfonsius Dua Larang, petugas satpam di rumah Sambo di Jalan Bangka; dan sisanya Prayogi Iktara, Farhan Sabililah, dan Daden yang merupakan eks ajudan Ferdy Sambo.
Dalam berkas dakwaan, Eliezer dan Sambo disebut menembak Nofriansyah. Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf mengetahui rencana pembunuhan hingga tewasnya Nofriansyah.
Keseharian Nofriansyah
Saat persidangan, tim kuasa hukum Ricky Rizal mencoba menggali mengenai kepribadian dan kebiasaan sehari-hari dari kliennya. Saksi Daden Miftahul Haq menyebut Ricky sebagai ajudan Sambo yang paling sabar dan sering membagi kisah pengalaman.
Hal yang sama diungkapkan Prayogi Iktara, yang menyebut Ricky sebagai ajudan yang baik dan tidak pernah marah.
FAKHRI FADLURROHMAN
Terdakwa Kuat Maruf bersiap memasuki ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022).
”Bang Ricky senior, jadi sering sharing pengalaman dengan kita. Mengayomi adek-adeknya,” ujar Daden Miftahul Haq.
Tim kuasa hukum juga bertanya mengenai keseharian dan kepribadian dari Nofriansyah Hutabarat, dari sudut pandang para ajudan yang pernah bekerja sama dengannya. Daden Miftahul Haq menyebut, Nofriansyah memiliki sifat yang labil. Untuk itu, ia selalu menenangkan korban. Sifat labil ini disebut sering muncul saat korban penat dengan padatnya kegiatan.