Tak hanya meneriakkan ”Mbak Puan Presiden”, para anggota DPR yang hadir dalam penganugerahan doktor ”honoris causa” untuk Puan Maharani di Busan juga mengenakan pin emas bergambar dan bertuliskan nama Puan.
Oleh
MARCELLUS HERNOWO
·4 menit baca
”Mbak Puan Presiden... Mbak Puan Presiden!” Pernyataan itu beberapa kali terdengar diteriakkan oleh sejumlah anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat yang menghadiri pemberian gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Pukyong National University, Busan, Korea Selatan, untuk Ketua DPR Puan Maharani, Senin (7/11/2022).
Pernyataan itu selalu dilontarkan anggota Fraksi PDI-P DPR di luar forum-forum resmi selama kunjungan kerja Puan ke Busan. Tak hanya saat berada di Pukyong National University (PKNU), pernyataan itu bahkan sudah diucapkan sejumlah anggota Fraksi PDI-P DPR seusai menghadiri jamuan makan malam yang digelar Wali Kota Busan Heong Joon-park pada Minggu (6/11/2022). Persisnya ketika Puan hendak menaiki mobil untuk meninggalkan lokasi jamuan makan malam.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Setidaknya ada 42 anggota DPR dari Fraksi PDI-P yang menghadiri penganugerahan doktor kehormatan untuk Puan di Busan. Mereka, antara lain, Ketua Fraksi PDI-P Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto. ”Awalnya hanya sekitar 15 orang yang diharapkan datang, yaitu pimpinan alat kelengkapan Dewan. Namun, banyak anggota lain yang ternyata ingin datang,” kata Hendrawan Supratikno, salah satu anggota DPR yang juga hadir di Busan.
Para anggota DPR ini tak hanya beberapa kali meneriakkan kata ”Mbak Puan Presiden….” Mereka juga mengenakan pin berwarna emas dengan gambar dan tulisan nama Puan Maharani.
Sebagian besar dari para anggota DPR ini tiba di Busan pada Minggu (6/11/2022) siang. Foto keceriaan mereka saat di bandara Busan telah beredar di sejumlah media sosial pada Minggu sore. ”Kami datang atas inisiatif dan biaya sendiri. Ini bentuk kebanggaan dan penghormatan kami kepada Mbak Puan,” ucap Trimedya Panjaitan, anggota DPR yang juga hadir di Busan. Pernyataan hampir senada disampaikan anggota DPR lainnya.
Saat menghadiri acara penganugerahan doktor kehormatan untuk Puan, para anggota DPR ini tak hanya beberapa kali meneriakkan kata ”Mbak Puan Presiden….” Mereka juga mengenakan pin berwarna emas dengan gambar dan tulisan nama Puan Maharani.
”Pin ini bukan dari emas. Ini hanya karena mereka terlalu senang saja, jadi memakainya,” tutur Bambang Wuryanto. Politikus yang lebih dikenal dengan panggilan Bambang Pacul itu mengaku mendapatkan pin dari tim Puan.
Dewan Kolonel
Kehadiran sejumlah anggota DPR ke Busan dan tingkah mereka mengingatkan pada isu ”Dewan Kolonel”. Wacana yang muncul beberapa waktu lalu itu merujuk pada sejumlah anggota DPR yang mendukung Puan untuk berlaga pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, sebagian anggota DPR yang hadir di Busan adalah mereka yang pernah mendapat sanksi dari DPP PDI-P karena mengembuskan isu Dewan Kolonel. Mereka adalah Trimedya Panjaitan, Johan Budi, Hendrawan Supratikno, dan Masinton Pasaribu. Namun, saat ditanya kaitan antara kehadirannya di Busan dan Dewan Kolonel, Johan Budi hanya tertawa.
Terlepas dari itu semua, kehadiran 42 dari 128 anggota Fraksi PDI-P di Busan setidaknya mengisyaratkan pengaruh dan kekuatan Puan di Fraksi PDI-P. Sebaliknya, para anggota DPR yang datang ke Busan juga bukan politisi ”kaleng-kaleng”. Salah satu buktinya, mereka berhasil duduk di parlemen. Bahkan, ada yang sampai beberapa kali lolos ke DPR.
Sebagai politisi yang tidak ”kaleng-kaleng”, mereka tentu sudah menghitung setiap langkah yang diambil, terutama untuk mencapai target-target politik. Target politik itu, misalnya, posisi di alat kelengkapan Dewan atau dalam daftar calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2024. Dinamika penyusunan daftar caleg di internal partai sering kali tak kalah seru dengan perebutan suara di daerah pemilihan saat pemilu.
Dalam politik, satu hal yang sama bisa dilakukan oleh banyak orang dengan alasan ataupun kepentingan yang berbeda-beda. Demikian pula sebaliknya. Apakah hal itu juga berlaku pada kehadiran sejumlah anggota Fraksi PDI-P DPR di Busan dan teriakan mereka ”Mbak Puan Presiden”? Waktu yang bisa memastikan.
Satu hal yang sudah pasti, sebagian besar dari anggota DPR yang hadir di Busan segera kembali ke Tanah Air setelah berakhirnya acara penganugerahan doktor kehormatan untuk Puan. Adapun Puan yang selama di Busan tak memberikan reaksi apa pun saat mendengar teriakan ”Mbak Puan Presiden” melanjutkan kunjungan kerja ke Seoul dengan didampingi sebagian kecil anggota Fraksi PDI-P DPR. Kali ini, Puan diagendakan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo.