Soal Capres, Koalisi Indonesia Bersatu Tunggu Anggota Baru
Koalisi Indonesia Bersatu menanti satu hingga dua partai politik bergabung dalam koalisi sebelum memutuskan terkait bakal capres yang akan diusung koalisi.
> Setelah Jakarta dan Surabaya, Koalisi Indonesia Bersatu kembali menggelar Silaturahmi Nasional di Makassar.
> Belum ada keputusan terkait capres dalam gelaran silaturahmi ketiga ini.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> Koalisi menanti bergabungnya parpol lain sebelum keputusan diambil.
MAKASSAR, KOMPAS — Untuk ketiga kalinya, Koalisi Indonesia Bersatu menggelar silaturahmi nasional yang mempertemukan jajaran elite sekaligus pengurus dan kader ketiga partai politik dalam koalisi.
Namun, dalam gelaran silaturahmi ketiga di Makassar, Sulawesi Selatan, ini koalisi belum memutuskan bakal calon presiden yang akan diusung untuk Pemilihan Presiden 2024. Alasannya, akan ada dua partai politik yang bergabung sehingga keputusan baru diambil setelah mereka bergabung.
”Kami sudah punya tiket premium dan lebih dari 20 persen. Tapi, kami masih menunggu satu-dua partai lagi yang akan bergabung. Jadi, kalau partai lain sudah bergabung, baru kami umumkan siapa (bakal calon presiden) yang akan kami dukung,” kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto seusai acara Silaturahmi Nasional Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Makassar, Minggu (6/11/2022).
Tiket premium dimaksud merujuk pada syarat pencalonan presiden-wakil presiden di Undang-Undang Pemilu. KIB yang di dalamnya terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan ini sudah memenuhi syarat pencalonan, yaitu pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) diajukan partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang memiliki kursi di DPR sebanyak minimal 20 persen dari jumlah kursi DPR.
Silaturahmi Nasional KIB di Makassar tersebut merupakan gelaran ketiga. Silaturahmi Nasional KIB pertama digelar di Jakarta, 4 Juni lalu. Adapun acara kedua digelar di Surabaya, 14 Agustus lalu.
Meski menanti dua parpol bergabung, Airlangga tak menyebutkan parpol dimaksud. Saat ditanya apakah ada peluang mencalonkan figur capres yang bukan berasal dari ketiga partai dalam koalisi, Airlangga meminta semua pihak bersabar.
”Tunggu tanggal mainnya. Sekarang masih Rabiul Akhir, dan waktu-waktu ini harus berhati-hati membuat keputusan. Apalagi Indonesia sedang punya hajatan besar KTT G20 dan kita di koalisi juga fokus untuk mendukung kepentingan Indonesia di tingkat global,” katanya.
Dalam pidatonya pada acara Silaturahmi Nasional di Makassar, Airlangga mengatakan, keputusan koalisi terkait bakal capres tidak akan diambil secara sembrono dan gegabah. Meski demikian, keputusan tak akan terlalu lama diambil. ”Karena KIB menawarkan kepastian dan keberlanjutan. Di tengah ketidakpastian geopolitik saat ini yang diperlukan adalah kepastian dan stabilitas segala aspek, termasuk stabilitas politik,” ujarnya.
Baca juga: Koalisi Dini, Ikhtiar Parpol Lepas dari Bayang-bayang Figur Capres
Tak seumur jagung
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menepis keraguan banyak orang yang mengatakan usia KIB akan singkat atau hanya seumur jagung. Sebaliknya, ia mengklaim bahwa KIB kini kondisinya semakin solid. ”Kami akan tunjukkan kekompakan dan persatuan,” katanya.
Hal ini juga ditegaskan Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono. Bergantinya pucuk pimpinan tertinggi di PPP dari Suharso Monoarfa ke dirinya termasuk tak akan mengubah posisi PPP dalam KIB. Sejauh ini, ditambahkannya, semua parpol dalam koalisi masih solid dan siap memenangi pemilu, termasuk memenangkan siapa pun yang diusung sebagai calon presiden nantinya.
”Koalisi kini mematangkan berbagai aspek termasuk visi misi bersama. Kalau ditanya calon (presiden), kami tentu melihat visi misi koalisi untuk kemandirian dan kemajuan ekonomi di tengah ancaman krisis,” ujarnya.
Mardiono juga memaparkan sejumlah program koalisi, salah satunya membangun Indonesia dari desa. Fakta bahwa sebagian besar penduduk hidup di desa, dan selama pandemi Covid-19 serta krisis yang mengikutinya, desa menunjukkan ketangguhan, adalah potensi yang akan digarap maksimal.
Baca juga: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Sederet Opsi Penentu Kemenangan Pilpres
”Kami akan kembangkan desa-desa, memunculkan wajah desa sekaligus menguatkan ekonomi melalui UMKM berbasis komoditas dan kekuatan lokal. Desa tidak boleh lagi menanggung beban biaya ekonomi karena aksesnya yang jauh dari kota dan fasilitasnya yang tidak memadai. Kami akan wujudkan pemerataan infrastruktur desa dan membangun desa-desa mandiri,” katanya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno berpandangan, parpol yang sudah membentuk koalisi sebaiknya segera mengumumkan bakal capres dan cawapres yang diusung.
”Kalau sudah terbentuk poros koalisinya, ada capres dan cawapresnya, saya kira dideklarasikan sejak dini jauh lebih bagus. Pertama mengedukasi rakyat, yang kedua bisa berdialog secara langsung soal yang dibutuhkan oleh rakyat,” ucap Adi.
Baca juga: Prabowo Pastikan Jalin Komunikasi dengan Para Kiai
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menilai hal senada. ”Jadi semakin awal diumumkan, semakin bagus. Kalau mepet-mepet di kampanye atau pendaftaran, yang terjadi banyak pemilih akan memilih kucing dalam karung. Kita enggak tahu sebenarnya kapasitas calon, kita enggak tahu platformnya apa, sehingga kita hanya memilih berdasarkan pilihan-pilihan emosional ataupun pilihan-pilihan yang sifatnya jalan pintas,” ucap Kunto.